Selanjutnya kesalahan dapat diklasifikan pada tabel berikut:
No. Verba
Imperfect Jenis penghilangan
Perbaikan Makna
1.
ﻮﻠﺼﻳ yushollū Huruf na
ﻥﻮﻠﺼﻳ yushollūna ‘merekaM sedang solat
2.
ﻲﻓﺮﻌﺗ ta’rifī Huruf na
ﻦﻴﻓﺮﻌﺗ ta’rifīna ‘kamu F mengetahui’
3.
ﻲﺒﺘﻜﺗ taktubī Huruf na
ﻦﻴﺒﺘﻜﺗ taktubīna ‘kamu F sedang menulis’
4. ﻮﻌﻤﺘﺠﻳ yajtami’ū
Huruf na
ﻥﻮﻌﻤﺘﺠﻳ yajtami’ūna ‘mereka M sedang
berkumpul’
Data yang terdapat pada kesalahan penghilangan hanya terdapat pada verba Imperfect sebanyak 4 buah. Dan tidak ditemukan pada verba Perfect dan
Imperative.
Tabel 5 Persentase jumlah Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Siasat Permukaan
Kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan meliputi kesalahan penghilangan omission, Penambahan addition, salah urut misformation, dan
salah bentuk misordering. Namun kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini hanya terdapat pada kesalahan yang terbentuk pada penghilangan dan
penambahan didalam afiks. Hasil pengelompokkan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
No. JENIS KESALAHAN
JUMLAH PERSENTASI
1. Penambahan addition
6 60
2.
Penghilangan omission
4 40
Jumlah 100
100
Kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang ditemukan mencakup kesalahan penambahan sebanyak 60 dengan jumlah 6 buah
kesalahan, kesalahan penghilangan sebanayak 40 dengan jumlah 4 buah kesalahan, dengan demikian jumlah seluruh kesalahan yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
santriwati kelas Pesantren Darul Arafah dalam taksonomi siasat permukaan berjumlah 10 kesalahan.
4.3 Faktor penyabab terjadinya kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah, Ada beberapa hal yang merupakan penyebab kesalahan
berbahasa pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah. Adapun penyebab kesalahan tersebut adalah diantaranya:
4.3.1 Kesalahan ‘antarbahasa’ interlanguage errors
Hal yang berhubungan dengan proses transfer bahasa terjadi dalam faktor ‘antarbahasa’ yang dikenal dengan istilah interferensi. Kesalahan penggunaan
morfem infleksi dalam konjugasi bahasa arab yang disebabkan oleh kesalahan ‘antarbahasa’ hanya terjadi karena adanya interferensi B1 yaitu bahasa Indonesia
terhadap B2 yaitu bahasa Arab. Berdasarkan data yang terdapat pada hasil penelitian ditemukan bahwa adanya hubungan faktor terjadinya ‘antarbahasa’
dalam proses ‘intrabahasa’. Hal ini disebabkan bahwa adanya akibat transfer B1 bahasa Indonesia yang menyebabkan terjadinya penerapan kaidah yang tidak
sempurna terhadap B2 bahasa Arab. Perhatikan gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
interferensi tehadap B1
B2 Faktor ‘antarbahasa’
Penerapan kaidah
Proses ‘intrabahasa yang tidak sempurna
Gambar 2. Faktor penyebab ‘antarbahasa’
Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh interferensi sangat berpengaruh pada penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab, hal
ini dapat dilihat pada contoh kesalahan penggunaan kalimat yang disebabkan oleh faktor interferensi. Yaitu pada sufiks sufiks {-t}, sufiks {-tu}, sufiks {-na},
kesalahan pada persona ketiga tunggal maskulin untuk verba Perfect, kemudian kesalahan pada prefiks {ya-}, sufiks {-u}, prefiks {ta-} untuk verba Imperfect,
dan kesalahan penggunaaan sufiks {-i}, sufiks {-na}, dan penggunaan persona kedua maskuiln dalam verba Imperative.
4.3.2 Kesalahan ‘intrabahasa ‘intralanguage errors’
Lain halnya dengan kesalahan yang disebabkan oleh faktor ‘intrabahasa, yakni kesalahan yang terjadi karena adanya kesulitan siswa terhadap penguasaan
bahasa kedua. Sesuai dengan topik ini, kesalahan yang disebabkan oleh faktor ‘intrabahasa’ memusatkan pada kesalahan perkembangan dengan keempat
penyebanya, namun berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa faktor penyebab dalam kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa
Arab hanya hanya terjadi dengan tiga sebab. Sesuai gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
Salah menghipotesiskan Over generalitation konsep
Kesalahan ‘intrabahasa’
Omission
Gambar 3. Penyebab kesalahan ‘intrabahasa’
Kesalahan ‘intrabahasa’ yang disebabkan oleh faktor kaedah yang berlebihan, penghilangan dan salah menghipotesiskan konsep. Ketiga sebab ini
sangat berpengaruh dalam perkembangan B2 bahasa Arab. Kedua penyebab kesalahan di atas akan dibahas secara rinci sebagai berikut:
1. Penyemarataan berlebihan