taksonomi yaitu pada taksonomi linguistik dan siasat permukaan oleh Corder 1981, dan morfologi yang dibatasi pada morfem infleksi oleh Versteegh 1997.
Penelitian tentang analisis kesalahan pembentukan kata pada morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab sudah pernah diteliti sebelumnya. namun kajian
tentang analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab di Pesantren Darul Arafah belum pernah diteliti. Penelitian ini diharapkan
dapat mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab santriwati di Pesantren Darul Arafah yang pada akhirnya
dapat bermanfaat untuk perbaikan pembelajarannya.
1.2 Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus, perlu ada pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada Analisis
Kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab oleh santriwati kelas II di Pesantren Darul Arafah, dan penyebab kesalahan tersebut.
Verba yang diteliti dibatasi pada verba Perfect, verba Imperfect, dan verba Imperative. Dan jenis atau model kesalahan yang akan di analisis dibatasi pada 2
taksonomi yaitu taksonomi linguistik, dan siasat permukaan.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul
Arafah?
Universitas Sumatera Utara
2. Apa faktor penyebab kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam
Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam
Konjugasi Bahasa Arab” pada santrwati kelas II Pesantren Darul Arafah. 2.
Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul
Arafah.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis.
1.5.1 Manfaat Teoretis
Manfaat dalam penelitian ini adalah: 1.
Memperkaya khazanah pengetahuan ilmu bahasa khususnya morfem infleksi yang termasuk dalam kajian morfologi dengan teori analisis
kesalahan berbahasa. 2.
Sebagai penguatan teori analisis kesalahan berbahasa yang sering timbul dalam pengajaran bahasa kedua.
3. Menambah pemahaman tentang perubahan bentuk konjugasi bahasa Arab
khususnya yang berkaitan dengan pola verba Perfect, Imperfect dan Imperative.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Manfaat Praktis
Pada tataran hasil penelitian ini dapat digunakan: 1.
Sebagai bahan masukan bagi para pengurus lembaga bahasa dan guru di Pesantren Darul Arafah guna untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kesalahan berbahasa dan mengajarkan bahasa kedua yang selanjutnya dapat mengusulkan model pembelajaran baru sehingga
dapat meningkatkan pengajaran morfologi di Pesantren Darul Arafah. 2.
Sebagai bahan masukan bagi siswa Pesantren Darul Arafah dalam proses pembelajaran bahasa Arab, khususnya pemahaman Penggunaan
morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab dan pengaplikasiannya dalam berkomunikasi sehari-hari.
3. Sebagai usaha pendokumentasian bahasa yang melibatkan bidang
morfologi dan analisis kesalahan berbahasa bagi generasi mendatang.
1.6 Defenisi Istilah
1. Infleksi : menurut Bauer 1988:73 infleksi adalah proses morfologis
yang menyebabkan terbentuknya berbagai bentukan, tetapi bentukan itu tidak berakibat pada perubahan kelas kata atau tetap pada kelas
kata yang sama. 2.
Konjugasi : Verhaar, 1999:121 Konjugasi adalah alternasi infleksi pada verba.
3. Verba Perfect : perbuatan yang telah lalu verba perfektif, diandai
oleh kata telah’. Ad-dahdah: 1981: 4
Universitas Sumatera Utara
4. Verba Imperfect : perbuatan yang lagi akan datang’ verba
imperfektif, ditandai oleh kata sedang. Ad-dahdah, 1981:4 5.
Verba Imperative : menuntut perbuatan, yakni menyuruh berbuat’ verba imperatif. Ad-dahdah, 1981:4
6. Maskulin : menunjukkan jender ‘laki-laki’
7. Feminin : menunjukkan jender ‘perempuan’
8. Taksonomi : Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi dari
sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi; model; kategorial. 9.
Kesalahan: bentuk penyimpanganketidakakuratan berbahasa dalam bahasa pembelajar yang tersistematis, tidak dapat disadari dan
dikoreksi sendiri oleh pembelajar.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori yang Relevan 2.1.1 Analisis kesalahan
Ellis 1987:296 mengatakan analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi
pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebab-penyebabnya serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.
James 1998:5-6 juga mengemukakan bahwa analisis kesalahan sebagai cabang dari linguistik terapan pembelajaran bahasa pertama dan bahasa
keduabahasa asing yang melibatkan bahasa ibu, bahasa sasaran, dan bahasa antara-bahasa sasaran yang digunakan pembelajar. Namun, ciri khas analisis
kesalahan terletak pada pendeskripsian bahasa sasaran dan bahasa antara termasuk analisis perbandingan diantaranya. Oleh karena itu, pendeskripsian dan
perbandingan bahasa sasaran dengan bahasa antara termasuk dalam tahapan analisis kesalahan berbahasa.
Selanjutnya Corder 1981 dalam Tarigan, 1988:70-72 menyatakan, bahwa analisis kesalahan mempunyai fungsi dalam proses pembelajaran, yaitu untuk
menginvestigasi proses pembelajaran bahasa. Menganalisis kesalahan yang dibuat siswa jelas memberi manfaat tertentu, karena pemahaman terhadap kesalahan itu
merupakan umpan balik yang sangat berharga bagi pengevaluasian dan
Universitas Sumatera Utara