Tata Laksana, Komunikasi dan Pelaporan

40 perusahaan. Unit ini juga menyelenggarakan pelatihan bagi para champion yang berada pada tiap divisi atau departemen dalam perusahaan.

d. Tata Laksana, Komunikasi dan Pelaporan

Proses manajemen risiko melibatkan banyak pihak dalam organisasi, terlebih lagi pada awal penerapannya. Oleh karena itu, perlu kejelasan akuntabilitas untuk memastikan bahwa semua proses dapat berjalan dengan baik. Salah satu metode yang sering digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah RACI Matrix. RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted, dan Informed. Secara sederhana, RACI Matrix akan menjelaskan atau menentukan dalam setiap kegiatan: 1 R siapa a g responsible, artinya siapa yang mengerjakan kegiatan tersebut; 2 A siapa a g accountable, artinya siapa yang berhak membuat keputusan akhir a atau tidak atas kegiata terse ut, serta e ja a perta aa -pertanyaan pihak lain; 3 C siapa a g harus consulted, artinya harus diajak konsultasi atau dilibatkan sebelum atau saat kegiatan tersebut dilaksanakan atau dilanjutkan; serta 4 I siapa a g harus informed, artinya siapa yang harus diberi informasi mengenai apa yang sedang terjadi atau sedang dilakukan tanpa harus menghentikan kegiatan tersebut. Direksi dan Dewan Komisaris harus memastikan bahwa pada setiap tahapan proses manajemen risiko terdapat kejelasan akuntabilitas dan tanggung jawab pelaksanaannya. RACI Matrix pada tabel 1 memperlihatkan gambaran umum mengenai hal tersebut di atas. Gambaran ini masih sangat kasar dan memerlukan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk proses bisnis yang sesuai dengan sasaran di tiap tahapan. Kedalaman penjabaran sangat ditentukan oleh keperluan organisasi, tetapi keberhasilan penjabaran proses akan mempermudah dan memperjelas proses penerapannya. 41 Dari RACI Matrix pada tabel 1 terlihat secara tidak langsung bagaimana metode komunikasi dan pelaporan harus dilaksanakan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pihak yang dalam ta el terse ut e dapatka huruf A erarti ia harus mendapatkan laporan lengkap untuk dapat mengambil keputusan. Ia seolah-olah e jadi pela gga dari seluruh kegiata terse ut. “eda gka a g e jadi pro ess o er adalah ereka a g e peroleh huruf R . Dialah a g harus e persiapka laporan dan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Laporan disampaikan kepada pe ilik huruf A , seda gka ko u ikasi dilakuka kepada ereka-mereka a g e peroleh huruf C da I . No Tahap Proses Manajemen Risiko Dewan Komisaris Komite Pemantau Risiko Direksi Fungsi Manajemen Risiko Divisi Operasional External Stakeholeder 1. Persiapan I A R I - 2. Komunikasi dan Konsultasi I I A R C I 3. Menentukan konteks I C A R C I 4. Asesmen Risiko a. Identifikasi Risiko I I C R AR - b. Analisis Risiko I I C R AR - c. EvaluasiRisiko I I A C R I 5. Perlakuan Risiko I I A C R CI 6. Monitoring dan Review I R A R C I 7. Pelaporan Manajemen Risiko C C A R RC - Tabel 1: Contoh RACI Matriks 42 Komunikasi dan pelaporan eksternal dilakukan dengan menambahkan satu kolom Stakeholders pada bagian paling kanan matriks RACI di atas. Bila dalam kolom stakeholders terdapat huruf I atau C aka kita aji e erika i for asi informed atau melibatkan consulted mereka dalam kegiatan manajemen risiko yang sedang dilaksanakan. Melalui proses di atas diharapkan bahwa manajemen organisasi mampu membangun mekanisme sistem tata laksana, komunikasi dan pelaporan internal maupun eksternal guna memastikan bahwa: 1 Komponen kunci kerangka kerja manajemen risiko dan setiap perubahan yang terjadi dapat dikomunikasikan dengan baik ke seluruh pihak terkait; 2 Tersedia laporan yang memadai tentang efektivitas kerangka kerja manajemen risiko dan hasil dari proses manajemen risiko; 3 Informasi hasil penerapan manajemen risiko selalu tersedia di tiap tingkatan yang memerlukan dan pada waktu yang diperlukan; 4 Terselenggara proses konsultasi dengan para pemangku kepentingan internal maupun eksternal; 5 Pelaporan ke pihak eksternal sesuai dengan tuntutan kepatuhan hukum serta penerapan good corporate governance; 6 Melaksanakan pengungkapan informasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 7 Berkomunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama pada saat terjadi krisis atau keadaan darurat. 8 Menggunakan komunikasi untuk membina dan meningkatkan kepercayaan kepada organisasi;

4. Sumber Daya Penerapan Manajemen Risiko