13
2 Dala posisi de ikia , alaupu pu likasi CO“O diakui se agai valuable tools
and offers detailed guidance on how company may implement enterprise risk management Beasley Frigo, 2010, tetapi sifatnya tidaklah berbeda dengan
karya-karya ilmiah lain di bidang manajemen risiko. Selain itu COSO ERM Framework memberikan peluang untuk diinterpretasikan secara luas dan bebas
sesuai dengan kepentingan pengguna. Hal ini tentu berbeda dengan standar, yang memuat kriteria dan norma aturan yang pasti dan harus diikuti, walaupun
memberikan kebebasan interpretasi, tetapi tetap dalam koridor yang telah ditetapkan oleh standar tersebut.
3 Sponsor dari COSO adalah asosiasi organisasi profesi akuntanauditorkeuangan,
sehingga dapat menimbulkan interpretasi terhadap kemungkinan adanya benturan kepentingan apakah kerangka kerja yang dipublikasikan ini memang
untuk memenuhi kebutuhan publik atau untuk memenuhi kebutuhan para praktisi dari asosiasi profesi tersebut. S.J. Root, 1998.
4 Proses penerbitan pada COSO tidaklah serumit dengan proses penerbitan standar
yang harus melalui beberapa proses dengar pendapat dengan para pihak terkait public hearingroundtable discussion sebelum akhirnya disahkan menjadi
standar S.J. Root, 1998. 5
COSO bukan suatu otoritas yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan produknya menjadi suatu standar. Dengan demikian COSO Enterprise Risk
Management Integrated Framework 2004 bukanlah suatu standar untuk manajemen risiko.
b. Keterkaitan Manajemen Risiko dengan Strategi dan Proses Organisasi
Setiap organisasi mempunyai visi dan misi. Visi adalah sasaran dan kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi dalam waktu yang ditentukan. Misi merupakan
alasan mengapa organisasi didirikan dan pada misi tersebut dapat diidentifikasi proses utama organisasi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan utamanya. Strategi
14
adalah cara untuk mencapai visi organisasi yang lebih baik dari pesaing organisasi tersebut.
Proses utama organisasi adalah proses yang menghasilkan apa yang dibutuhkan pelanggan organisasi tersebut. Dalam organisasi bisnis, proses utama ini disebut
de ga cash generating process . U tuk dapat ersai g dala e e uhi
kebutuhan pelanggan, maka setiap organisasi harus mengupayakan proses utama mereka lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan produk dan jasa yang juga lebih
baik dari pesaing. Disinilah perumusan strategi dalam mencapai visi organisasi berperan.
Dalam perumusan visi dan strategi terdapat konteks eksternal dan internal organisasi, sedangkan dalam proses utama organisasi hanya terdapat konteks
internal organisasi. Konteks internal adalah lingkungan internal organisasi dimana organisasi tersebut berusaha untuk mencapai sasarannya. Konteks internal ini terdiri
dari kapabilitas, struktur, proses, budaya, personalia, dan sumber daya organisasi. Konteks internal ini relatif lebih dapat dikendalikan dibandingkan dengan konteks
eksternal yang lebih banyak dipengaruhi faktor di luar organisasi.
Konteks eksternal organisasi adalah lingkungan eksternal organisasi dimana organisasi tersebut berupaya untuk mencapai sasaran organisasi, yaitu visinya.
Konteks ini meliputi kondisi makro, antara lain kondisi ekonomi, sosial, politik, budaya, geografis, dan jenis industri organisasi tersebut. Selain itu, juga terkait
dengan para pemangku kepentingan stakeholders dari organisasi tersebut, pelanggan, pemasok, kreditur, karyawan, regulator, pengamat industri, media massa,
dan lain-lain. Dalam konteks eksternal ini, faktor luar organisasi berperan lebih dominan.
Risiko adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi sasaran organisasi. Salah satu atribut risiko adalah ketidakpastian, baik dari sesuatu yang sudah diketahui maupun
15
dari sesuatu yang belum diketahui. Dengan demikian strategi yang baik haruslah juga memperhatikan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam konteks internal maupun
eksternal organisasi, dan melakukan antisipasi perlakuan risiko bila memang risiko tersebut menjadi kenyataan. Untuk risiko-risiko eksternal perlu diperhatikan harapan
dari tiap pemangku kepentingan yang bila tidak dipenuhi akan menimbulkan konflik dan mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Begitu pula risiko yang mungkin
terjadi akibat perubahan situasi politik, ekonomi, sosial atau lainnya. Semua hal tersebut harus diperhatikan dalam perumusan strategi.
Proses utama organisasi merupakan kunci realisasi strategi dalam mencapai sasaran perusahaan. Kegagalan proses utama perusahaan dan proses pendukung lainnya
akan mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Semua kemungkinan yang dapat mengganggu
proses organisasi
haruslah diidentifikasi
dan diantisipasi
pencegahannya. Teknik yang paling sering digunakan dalam proses identifikasi risiko adalah diagram tulang ikan Ishikawa diagram yang mengidentifikasi penyebab
kegagalan dengan metoda sebab-akibat. Teknik lainnya adalah FailureMode and Effect Analysis, yang juga mengidentifikasi kegagalan apa saja yang mungkin terjadi
pada setiap tahapan proses, serta mencoba mencari kemungkinan deteksi dini dari penyebab kegagalan tersebut sebelum terjadi.
c. Mengapa perlu Pedoman Manajemen Risiko berbasis Governance?