Evaluasi risiko Asesmen Risiko

66 Gambar 7: Peringkat Risiko Berdasarkan formulasi hubungan dampak dan kemungkinan yang dapat dijadikan ukura pe eri gkata kega ata risiko aka aka diperoleh ga a ra hasil analisis risiko yang secara sederhana dapat ditampilkan pada gambar 7 di atas. Setiap risiko berdasarkan hasil perkalian dampak dan kemungkinannya akan mendapatkan peringkat sesuai dengan posisinya dalam peta tersebut di atas. Mengingat bahwa pengertian risiko juga mempunyai pengertian positif, maka dampak pada gambar juga dapat diartikan peluang dan tidak hanya ancaman belaka.

c. Evaluasi risiko

Tujuan dari evaluasi risiko adalah membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko-risiko mana yang memerlukan perlakuan dan bagaimana prioritas perlakuan atas risiko-risiko tersebut. Dengan kata lain hasil dari evaluasi risiko menunjukkan peringkat risiko yang memerlukan penanganan lebih lanjut atas dasar risiko yang tersisa dan efektifitas Kecil Besar D A M P A K R e nd a h T in g g i K E M U N G K I N A N Risiko Menengah Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Rendah 67 pengendalian risiko yang ada. Kemudian hasil evaluasi risiko tersebut akan menjadi masukan bagi proses perlakuan risiko. Hasil analisis risiko menjadi masukan untuk dievaluasi lebih lanjut menjadi urutan prioritas perlakuan risiko, sekaligus menyaring risiko-risiko tertentu untuk tidak ditindaklanjuti atau diperlakukan khusus. Keputusan tindak lanjut tersebut mencakup: 1 Apakah suatu risiko butuh penanganan? 2 Apakah suatu tindakan penanganan perlu dilakukan? 3 Bagaimanakah prioritas perlakuan risiko disusun? Sifat dari keputusan yang perlu diambil dan kriteria yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan telah ditetapkan pada tahap penyusunan konteks, tetapi perlu ditinjau kembali secara lebih rinci pada tahap ini. Hal ini diperlukan karena telah diperoleh informasi lebih banyak mengenai risiko-risiko tersebut dari tahap analisis risiko. Kriteria risiko yang paling sederhana hanya memisahkan antara risiko yang perlu ditangani dengan yang tidak perlu ditangani. Kesederhanaan ini menarik, tapi tidak menggambarkan unsur ketidakpastian dalam memperkirakan risiko dan menetapkan batasan yang jelas antara risiko yang butuh penanganan dengan yang tidak. Saat ini, kebanyakan pihak membagi risiko ke dalam tiga kelompok: 1 Kelompok Atas High Risks: adalah kelompok di mana terdapat risiko-risiko yang berbahaya dan tidak bisa ditolerir, apapun manfaat yang dikandung dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi risiko risk reduction harus diambil, berapapun biayanya. 2 Kelompok Tengah Medium Risks: adalah kelompok risiko di mana perlu ada analisis manfaat-biaya guna mengukur perbandingan antara peluang serta dampak buruknya. 68 3 Kelompok Bawah Low Risk: adalah kelompok risiko di mana aspek positif atau negatif risiko tersebut sangat sepele atau terlalu kecil sehingga tidak butuh penanganan risiko secara khusus. Contoh risiko jenis pertama di atas biasanya adalah risiko yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan. Hal tersebut diperkuat apabila risiko ini dapat berubah menjadi pandemi yang melanda seluruh negara. Contoh untuk hal tersebut misalnya adalah untuk industri penerbangan, risiko terbesar adalah keselamatan penerbangan. Risiko jenis kedua biasanya risiko bisnis, di mana setiap peluang atau investasi atau suatu program peningkatan usaha harus dihitung terlebih dahulu manfaat versus biayanya. Sedangkan jenis risiko yang ketiga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya risiko salah tulis, salah makan, dsb. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa risiko dari kesalahan kecil ini tidak membawa kejutan berupa dampak besar dan tidak diinginkan. Dalam menentukan ke tiga kriteria risiko tersebut di atas maka pengertian pengendalian risiko harus ikut diperhatikan. Karena dapat saja hasil kriteria risiko berdasarkan analisis risiko masuk kriteria risiko tinggi, tetapi karena pengendalian risikonya efektif, maka risiko tersisa menjadi kecil, sehingga kategorinya menjadi risiko rendah. Dalam kondisi semacam ini perhatian akan difokuskan pada keberadaan pengendalian risiko dan apakah pengendalian risiko tersebut cukup efektif atau tidak.

8. Perlakuan Risiko