46
Panduan Manajemen Risiko; Implementasi proses manajemen risiko; sistem pelaporan internal dan eksternal; monitoring dan pengukuran kinerja; serta tata usaha dan
administrasi data serta informasi manajemen risiko.
2. Manajemen Perubahan
Setiap introduksi program baru dalam organisasi, terdapat beberapa tahapan transisi, sebelum program tersebut dapat berfungsi secara efektif. Tahap pertama adalah
penolakan; dalam tahap ini semua orang mempertanyakan kegunaannya, karena sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Tahap kedua adalah perlawanan; dalam tahap ini
mereka mulai melihat manfaatnya tetapi masih ragu dan enggan untuk melaksanakannya. Sebaiknya orang lain dulu dan jangan saya. Tahap ketiga adalah tahap eksplorasi; dimana
orang sudah melihat dengan jelas manfaat dan kegunaannya dan mulai timbul keinginan untuk memahami dan melakukan eksplorasi lebih jauh. Tahap terakhir adalah komitmen
untuk melakukan perubahan tersebut; pada tahap ini proses perubahan akan berlangsung dengan baik.
Tahap transisi
Komitmen Eksplorasi
Perlawanan Penolakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Manajemen Puncak Senior
Manajemen menengah lini pertama
Seluruh karyawan
Bulan
Pengumuman perubahan
Manajemen Puncak harus kommit sebelum perubahan diluncurkan
Sumber: S Price D Holmes, Managing Change from Theory to Practice, New Jersey: Ministry of Health British Columbia, 2007
47
Gambar 5: Tahapan Manajemen Perubahan Proses perubahan ini dialami oleh Manajemen Puncak, Manajemen Menengah dan Lini
Pertama, dan seluruh karyawan lihat Gambar 5. Oleh karena itu tahapan proses perubahan tersebut harus dimulai dari Manajemen Puncak terlebih dahulu, sehingga
mereka dapat berperan sebagai Change Leader yang akan diikuti oleh Manajemen Menengah. Selanjutnya Manajemen Menengah akan menjadi Change Leader yang akan
diikuti oleh Manajemen Lini Pertama. Proses yang sama akan dilakukan oleh Manajemen Lini Pertama yang akan berfungsi sebagai Change Leader bagi seluruh karyawan.
Berdasarkan pemahaman seperti di atas, maka proses penerapan manajemen risiko perusahaan harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga penolakan dan
perlawanan dapat diatasi secara baik. Untuk itu disarankan agar melaksanakan tahapan penerapan manajemen risiko sebagai berikut;
a. Tahap persiapan awal, adalah mendapatkan komitmen Direksi dan Dewan Komisaris
untuk penerapan manajemen risiko perusahaan dan kemudian diikuti dengan penunjukan pejabat yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan pelaksanaan serta
pelatihan yang memadai; b.
Melaksanakan Executive Briefing untuk Direksi, Dewan Komisaris, Sekretaris Perusahaan, Kepala Internal Audit SPISKAI mengenai penerapan manajemen risiko
perusahaan dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris dalam penerapan tersebut. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan Seminar Sehari untuk para pejabat
setingkat Kepala Divisi Kepala Cabang tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam penerapan manajemen risiko perusahaan.
c. Tahap persiapan selanjutnya adalah menyusun strategi dan rencana penerapan
manajemen risiko perusahaan secara lebih menyeluruh yang antara lain berisi hal-hal sebagai berikut:
1 Melakukan audit manajemen risiko bila diperlukan
48
2 Menyusun Master Plan penerapan Manajemen Risiko termasuk budget dan jadwal
3 Menyusun Buku Panduan Manajemen Risiko atau Manual Manajemen Risiko,