Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi kepadatan kijing adalah tipe substrat di kawasan mangrove. Hasil analisis substrat menunjukkan adanya
perbedaan jenis substrat pada masing-masing stasiun penelitian. Dimana stasiun I memiliki substrat lempung Loam, stasiun II lempung berliat Clay loam,
sedangkan pada stasiun III tekstur tanahnya lempung liat berpasir Sandy-clay Loam. Substrat lempung stasiun I didominasi fraksi debu dan liat, jenis substrat
ini mudah mengeras apabila dalam kondisi kering. Stasiun III memiliki substrat lempung liat berpasir dengan jumlah fraksi
pasir mencapai 50,56. Fraksi pasir memiliki ukuran butiran yang lebih besar sehingga terdapat rongga yang lebih besar, dan lebih sulit mengeras. Welch
1952 dalam Wijayanti 2007 menyebutkan substrat di dasar perairan akan menentukan kelimpahan dan komposisi jenis hewan benthos. Hal ini juga
dipertegas oleh Cernohorsky 1978 Nybakken, 1988 bahwa kepadatan suatu spesies dipengaruhi oleh faktor ekologi dan biologi seperti tipe substrat yang
disenangi, ketersediaan makanan, predator, dan aktivitas manusia.
4.2 Morfometrik dan Hubungan panjang berat
4.2.1 Morfometrik
Morfometrik adalah bentuk luar dari bagian tubuh tertentu yang menjadi dasar untuk membandingkan satu bagian dengan bagian lainnya, seperti panjang,
lebar, tebal cangkang, serta bagian lainnya Effendi, 1979. Menurut Efriyeldi 2012, Panjang dan lebar cangkang merupakan komponen morfometri yang
relatif konstan untuk moluska, sehingga dapat dijadikan sebagai pembeda dengan jenis lain. Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk grafik dan persamaan
regresi Gambar 4.2. Komponen morfometri yang dianalisis adalah hubungan panjang cangkang dan lebar cangkang, panjang cangkang dan tebal cangkang
serta lebar cangkang dan tebal cangkang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik hubungan morfometrik Kijing G.virens a Panjang dengan lebar b Panjang dengan tebal, dan c, lebar dengan tebal.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
2 4
6 8
L eba
r cm
Panjang cm a
y = 0.00234 x + 0.571 R
2
= 0.847 n = 930
0.5 1
1.5 2
2.5 3
2 4
6 8
T eba
l cm
Panjang cm b
y = 0.00434x + 0.343 R
2
= 0.810 n = 930
0.5 1
1.5 2
2.5 3
1 2
3 4
5
T ebal
cm
Lebar cm c
y = 0.09587x + 0.3582 R
2
= 0.7474 n = 930
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan linier positif antara panjang dengan lebar, panjang dengan tebal, serta lebar dengan tebal. Hubungan
linier positif juga didapat pada Pharella acutidens, dan Anodontia edentula Efriyeldi, 2012; Natan, 2008. Hubungan linier positif dapat diartikan bahwa
seiring bertambahnya ukuran panjang cangkang maka akan terjadi penambahan pada ukuran lebar dan tebal cangkang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Efriyeldi
2012 hubungan yang linier dan positif menunjukkan semakin bertambah ukuran panjang cangkang, maka ukuran lebar dan tebal kerang juga semakin bertambah,
namun besaran
pertambahannya cenderung
relatif berkurang
seiring bertambahnya ukuran panjang kerang. Perbandingan ukuran lebar dan tebal
terhadap panjang menurun seiring bertambahnya ukuran panjang.
4.2.2 Hubungan panjang berat