Lubang-lubang yang dijadikan sarang oleh G.virens dapat membantu masuknya oksigen ke dalam substrat hutan mangrove. Hal ini juga dijelaskan oleh Efriyeldi
2012 bahwa lubang-lubang yang dibangun kerang dapat membantu masuknya oksigen ke dalam substrat hutan mangrove yang sering mengalami kondisi
anoksik. Kawasan hutan mangrove Belawan adalah salah satu kawasan yang
memiliki potensi sumberdaya G.virens. Namun kajian tentang sumberdaya ini belum pernah dilakukan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Hal ini dapat
dilihat dari minimnya informasi yang tersedia. Printrakoon et al., 2008 menginformasikan distribusi G.virens yang dijumpai pada kawasan hutan
mangrove di daerah Teluk Thailand, Yap et al., 2009 mengukur kandungan logam berat pada G.virens yang hidup di daerah intertidal Peninsular Malaysia.
Kemudian Hamli et al., 2012 melaporkan tentang keberadaan G.virens sebagai jenis bivalva yang dapat dikonsumsi di kawasan hutan mangrove Sarawak,
Malaysia. Sehubungan dengan belum adanya publikasi tentang kerang G.virens di
Indonesia, maka perlu dilakukan kajian tentang spesies ini, mengingat tingginya ancaman kerusakan terhadap ekosistem mangrove Belawan yang menjadi habitat
kijing G.virens ini. Kajian ini meliputi aspek ekologi kijing di ekosistem mangrove Belawan.
1.2 Perumusan Masalah
Tingginya tingkat kerusakan hutan mangrove saat sekarang ini,
disebabkan oleh eksploitasi secara terus menerus terhadap ekosistem ini. Bentuk- bentuk ancaman yang terus terjadi adalah penebangan, konversi lahan mangrove
menjadi pertambakan, pelabuhan, bahkan pemukiman, dikhawatirkan akan mengancam kehidupan seluruh organisme yang hidup di dalamnya. Degradasi
lingkungan mangrove akibat dari aktivitas industri dan konversi lahan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan mangrove yang menjadi habitat
berbagai jenis kerang, termasuk G.virens.
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan informasi mengenai G.virens ini, disebabkan oleh terbatasnya kajian yang berkaitan dengan kerang ini, sehingga sangat disayangkan
apabila terjadi kepunahan sebelum semua informasi tentang organisme ini dapat diungkap. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai aspek ekologi
kijing di ekosistem mangrove Belawan sehingga hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengelolaan sumberdaya moluska dan ekosistem
mangrove secara berkelanjutan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui aspek ekologi terkait karakteristik sarang kijing G.virens dan penyebarannya di hutan mangrove Belawan.
2. Mengetahui aspek biologi kijing G.virens, yang meliputi morfometrik, pola
pertumbuhan, dan kepadatan populasi di kawasan hutan mangrove Belawan. 3.
Menganalisis hubungan antara faktor fisik kimia perairan dengan kepadatan kijing G.virens.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
keberadaan kijing G.virens di kawasan hutan mangrove Belawan Sicanang. Data yang diperoleh juga diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengambilan
kebijakan dalam upaya pengelolaan kawasan hutan mangrove, sehingga kekayaan flora dan fauna yang hidup di hutan mangrove dapat tetap terjaga.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika dan Morfologi Glauconome virens