24 e.
Aktifitas Menantang Challenging Activities Mengajarkan pemikiran kompleks menantang siswa untuk
mengembangkan kompleksitas kognitif. Beberapa guru mungkin tidak memberikan kesempatan yang sama bagi siswa-siswa yang memiliki status sosial
ekonomi rendah, disabilitas, karena anggapan mereka mungkin sudah memiliki berbagai tantangan di dalam pengalaman hidup mereka atau dianggap tidak dapat
menghadapi tantangan yang sama dengan teman mereka yang lain. Seringkali, siswa-siswa tersebut justru diberikan tugas-tugas yang berulang, latihan yang
tidak menarik dan membosankan. Guru harus memberikan standar yang menantang semua siswa, yang memicu siswa untuk semakin memahami suatu
topik pembelajaran. Kunci untuk menolong siswa belajar adalah dengan menghubungkan
kurikulum dengan budaya dan pengalaman nyata siswa. Siswa harus dapat melihat diri mereka sendiri dalam kurikulum yang diajarkan untuk memberikan makna
dari setiap hal yang diajarkan dalam kehidupan mereka. Sebaliknya, mungkin saja mereka bisa menolak pembelajaran yang ditawarkan karena dipandang sebagai
budaya dominan yang kurang sesuai dengan budaya mereka. Peneliti di CREDE telah menggunakan dan menguji standar ini di berbagai sekolah dengan berbagai
populasi.
C. YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA
Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda didirikan pada tanggal 25 Agustus 1987 di daerah Sunggal Medan oleh seorang pemuda Tionghoa bernama
Universitas Sumatera Utara
25 Sofyan Tan. Sejak awal didirikan, Yayasan ini sudah memiliki visi untuk
mengatasi dua permasalahan besar yang ada di Indonesia yakni kemiskinan, dan diskriminasi yang merugikan masyarakat marjinal di Indonesia. Sofyan Tan
percaya bahwa kondisi tersebut dapat diatasi lewat pendidikan. Kemiskinan yang dikarenakan oleh kebodohan dapat berkurang jika generasi muda mendapatkan
akses pendidikan pendidikan yang murah dan berkualitas. Inilah yang menjadi kerinduan sang pendiri, agar generasi muda Indonesia dapat bersekolah dengan
mutu dan fasilitas yang baik tanpa membeda-bedakan YPSIM, 2012. Yayasan ini didirikan dengan prinsip memberikan kesempatan kepada
semua anak bangsa, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, gender dan tingkat sosial dan ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
berkualitas yang ditawarkan adalah pendidikan yang mengedepankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap memprioritaskan pembelajaran budi
pekerti dan pembentukan karakter anak yang berpedoman pada nilai-nilai saling menghargai, saling menghormati dan gotong royong di dalam bingkai
keberagaman YPSIM, 2012. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tersebut, selain
pembangunan ruang kelas yang nyaman, di kawasan sekolah juga dibangun serangkaian fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akademis dan non-akademis dari
anak-anak. Fasilitas-fasilitas untuk mendukung pembelajaran siswa diantaranya perpustakaan modern, laboratorium sains fisika, kimia dan biologi, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa Inggris dan Jepang. Untuk menunjang pengembangan bakat dan minat dari siswa di bidang olahraga, seni dan
Universitas Sumatera Utara
26 komunikasi, Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda juga menyediakan
berbagai fasilitas olahraga, seni, radio dan juga simpul siswa. Selain itu, di lingkungan sekolah juga berdiri pendopo sebagai tempat diskusi dan pertemuan
yang terbuka, juga mesjid, vihara dan gereja sebagai tempat ibadah dari para anak didik, guru, staf dan orang tua murid YPSIM, 2012.
Untuk siswa yang kurang mampu secara ekonomi, yayasan ini mengadakan program anak asuh silang dengan sistem silang dan berantai, yaitu
program yang bertujuan untuk memberikan beasiswa bagi anak yang kurang mampu, serta bertujuan untuk meminimalisir prasangka terhadap kelompok etnis
atau agama tertentu dengan memasangkan anak dan orangtua asuh yang berbeda etnis maupun agama. Misalnya, anak beretnis Jawa mendapatkan orangtua asuh
beretnis Batak, dan sebagainya. Sedangkan bagi mereka yang tidak lulus anak asuh, YPSIM memberikan alternatif pengurangan uang sekolah yang tercipta
dengan adanya inisiatif subsidi silang yang dilakukan. Hal ini menunjukkan inisiatif YPSIM untuk turut melibatkan pihak orangtua dan masyarakat luas untuk
turut serta menyukseskan pendidikan multikultural di Indonesia YPSIM, 2012. Proses pembelajaran yang diterapkan di kelas adalah pembelajaran
bermuatan multikutural. Artinya, mata pelajaran yang diterapkan sama dengan mata pelajaran di sekolah umum, namun yang membedakan adalah muatan topik-
topik multikultural yang diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Sehingga, nuansa multikultural di YPSIM tidak hanya dirasakan dalam kultur sekolah dan
kultur kelas seperti adanya rumah ibadah dari tiap agama besar di Indonesia, pembagian tempat duduk yang lintas budaya, tetapi juga terdapat dalam setiap
Universitas Sumatera Utara
27 pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Sebagai contoh, dalam pelajaran
IPA SD, ketika mempelajari bahwa pohon menghasilkan oksigen, guru menambahkan ilustrasi, bahwa mungkin saja pohon tersebut terdapat di rumah
keluarga orang Batak, namun oksigen tersebut tetap dapat dirasakan oleh tetangga mereka yang adalah orang Jawa. Dalam hal ini guru mengajarkan arti berbagi
tanpa membeda-bedakan. Ini adalah contoh kecil yang dapat diterapkan oleh guru di YPSIM dalam mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang menghargai
keberagaman YPSIM, 2012. YPSIM telah merancang pedoman pembelajaran yang disusun berdasarkan
sejumlah nilai, deskripsi, maupun indikator yang menjadi acuan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran multikultural. Nilai-nilai tersebut yang
akhirnya dipakai untuk kemudian merancang Rencana Kegiatan Harian bagi tingkat TK, serta Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bagi tingkat
SD, SMP, SMASMK. Dengan adanya RKH, RPP, dan Silabus inilah guru dapat mengintegrasikan nilai dan indikator multikultural ke dalam setiap pembelajaran
di kelas. Adapun nilai dan indikator yang dipakai dalam pembelajaran multikultural
di YPSIM adalah sebagai berikut: : nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, nasionalisme, menghargai prestasi,
bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab, kesetaraan gender, dan pluralisme.
Universitas Sumatera Utara
28
D. SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERMUATAN MULTIKULTURAL STUDI PADA SISWA SMA YAYASAN