METODE ANALISIS DATA Pembahasan

47

G. METODE ANALISIS DATA

Data yang diperoleh melalui skala sikap dianalisis dengan metode statistik. Azwar 2010 menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Data yang diolah adalah skor minimum, skor maksimum, mean, dan standar deviasi. Azwar 2010 menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam. Data yang diperoleh akan diolah dengan analisis statistik dengan menggunakan program SPSS version 17 for Windows. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yaitu uji normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang berupa skor – skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan teknik One-Sample Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan program komputer IBM SPSS Statistics 17. Data terdistribusi secara normal apabila p ≥ 0,05 Hadi, 2000. Universitas Sumatera Utara 48 B AB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan gambaran umum subjek penelitian, hasil yang berkaitan dengan analisis data serta pembahasan dari hasil yang diperoleh.

A. Analisis Data 1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan. Dari 100 siswa yang menjadi sampel penelitian diperoleh gambaran subjek berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas, suku, dan agama yang dianut.

b. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengelompokan subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagaimana disajikan dalam tabel 4 menunjukkan bahwa siswa laki-laki di dalam penelitian ini berjumlah 34 orang 34, dan siswa perempuan berjumlah 66 orang 64. Tabel 4. Persentase Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Usia

Pengelompokan subjek penelitian berdasarkan usia sebagaimana disajikan dalam tabel 5 menunjukkan bahwa siswa yang berusia 14 tahun sebanyak 2 orang 2. Siswa berusia 15 tahun sebanyak 25 orang 25. Siswa berusia 16 tahun Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Perempuan 66 66 Laki-laki 34 34 Total 100 100 Universitas Sumatera Utara 49 ada sebanyak 30 orang 30. Siswa berusia 17 tahun sebanyak 33 orang 33. Siswa berusia 18 tahun ada 10 orang 10. Tabel 5. Persentase Subjek Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 14 2 2 15 25 25 16 30 30 17 33 33 18 10 10 Total 100 100

c. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas

Pengelompokan subjek penelitian berdasarkan tingkatan kelas sebagaimana disajikan dalam tabel 6 menunjukkan bahwa siswa kelas X dan kelas XII memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 35 orang 35. Sedangkan siswa kelas XI berjumlah 30 orang 30. Tabel 6. Persentase Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas Kelas Frekuensi Persentase X 35 35 XI 30 30 XII 35 35 Total 100 100

d. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Agama yang Dianut

Pengelompokan subjek penelitian berdasarkan agama yang dianut sebagaimana disajikan dalam tabel 7 menunjukkan bahwa siswa yang beragama Islam ada sebanyak 56 orang 56, siswa beragama Kristen sebanyak 30 orang 30 , siswa beragama Buddha ada sebanyak 11 11 orang, dan sisanya beragama Katolik 3 . Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 7. Persentase Subjek Berdasarkan Agama yang Dianut Agama Frekuensi Persentase Islam 56 56 Kristen 30 30 Buddha 11 11 Katolik 3 3 Total 100 100

e. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Suku

Pengelompokan subjek penelitian berdasarkan suku sebagaimana disajikan dalam tabel 8 menunjukkan bahwa suku yang terbanyak dari subjek penelitian adalah suku Batak, yakni sebanyak 36 orang 36 , diikuti oleh suku Jawa sebanyak 20 orang 20, lalu suku Tionghoa sebanyak 18 orang 18, dan sisanya adalah suku lain-lain sebanyak 26 orang 26. Suku lainnya mencakup suku Aceh 7 orang, suku Melayu 7 orang, suku India 1 orang, suku Padang 3 orang, suku Nias 4 orang, suku Makassar 2 orang, suku Ambon 1 orang, dan suku Alas 1 orang. Tabel 8. Persentase Subjek Berdasarkan Suku Suku Frekuensi Persentase Batak 36 36 Jawa 20 20 Tionghoa 18 18 Lainnya 26 26 Total 100 100

2. Hasil Penelitian

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti, yakni sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan Universitas Sumatera Utara 51 multikultural dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu sikap positif, netral, dan negatif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Rumusan yang digunakan tertera pada tabel 6. Tabel 9. Pengkategorisasian Sikap Siswa terhadap Pembelajaran bermuatan Multikultural X ≥ μ + 1,0σ Positif μ - 1,0σ ≤ X μ + 1,0σ Netral X μ - 1,0σ Negatif Keterangan tabel : μ : Mean σ : Standar deviasi Sebelum melakukan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal, asumsi bahwa skor subjek pada kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Untuk itu, dilakukan uji normalitas Kolmogorov- Smirnov dengan taraf kepercayaan α 0,05. Apabila nilai signifikansi α maka data penelitian telah terdistribusi normal sedangkan jika nilai signifikansi α maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini tertera pada tabel 10 berikut: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap N 100 Normal Parameters a,b Mean 89.3100 Std. Deviation 7.12896 Most Extreme Differences Absolute .107 Positive .054 Negative -.107 Kolmogorov-Smirnov Z 1.070 Asymp. Sig. 2-tailed .202 Universitas Sumatera Utara 52 Berdasarkan tabel 10, diperoleh nilai z sebesar 1,070 dan nilai signifikansi p sebesar 0,202. Oleh karena nilai p 0,05, dengan demikian data penelitian terdistribusi normal sehingga dapat digunakan kategorisasi berdasar model distribusi normal.

a. Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural sebanyak 27 aitem. Hasil perhitungan mean empirik rata-rata skor yang sesuai dengan keadaan subjek penelitian dan mean hipotetik rata-rata skor yang sesuai dengan keadaan populasi disajikan pada tabel 11 berikut : Tabel 11. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural Variabel Empirik Hipotetik Sikap Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 67 102 89,31 7,12896 27 108 67,5 13,5 Dari tabel 11 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 89,31 dengan standar deviasi estimasi besarnya satuan penyimpangan yang digunakan untuk membuat kategori normatif skor subjek empirik sebesar 7,128. Sedangkan mean hipotetik sebesar 67,5 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 13,5. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berada di atas rata-rata sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural pada umumnya. Mean empirik Universitas Sumatera Utara 53 yaitu sebesar 89,31 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural sebagaimana tertera pada tabel 12. Tabel 12. Kriteria Kategorisasi Skor Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural Variabel Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Sikap siswa terhadap pembelajaran multikultural X ≥81 85 85 Positif 54 ≤ X 81 15 15 Netral X54 0 0 Negative Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 12 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori sikap positif sebanyak 85 orang 85 , subjek yang termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 15 orang 15 , dan tidak ada subjek yang berada pada kategori negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Artinya, subjek memiliki kepercayaan, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Apabila ditinjau dari ke 5 standar pembelajaran bermuatan multikultural oleh CREDE, maka diperoleh gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 54 1 Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Komponen Aktifitas Produktifitas Bersama Komponen aktifitas produktifitas bersama dalam skala sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural terdiri dari 6 aitem dengan rentang nilai 1-4. Perhitungan penyajian hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik berdasarkan komponen aktifitas produkstifitas bersama pada penelitian ini tertera pada tabel 13. Tabel 13. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Komponen aktifitas produktifitas bersama Komponen Empirik Hipotetik Aktifitas Produktifitas Bersama Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 16 24 21.15 1.987 6 24 15 3 Dari tabel 13 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 21,15 dengan standar deviasi empirik sebesar 1,987. Sedangkan mean hipotetik sebesar 15 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 3. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap komponen aktifitas produktifitas bersama berada di atas rata-rata sikap terhadap komponen aktifitas produktifitas bersama pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 21,15 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap komponen Aktifitas produktifitas bersama sebagaimana tertera pada tabel 14. Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 14. Kriteria Kategorisasi Skor Komponen aktifitas produktifitas bersama Komponen Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Aktifitas Produktifitas Bersama X ≥18 90 90 Positif 12 ≤ X 18 10 10 Netral X12 0 0 Negative Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap komponen Aktifitas produktifitas bersama berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 14 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori sikap positif sebanyak 90 orang 90 , subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap netral sebanyak 10 orang 10 , dan tidak ada subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap komponen aktifitas produktifitas bersama. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap komponen aktifitas produktifitas bersama. 2 Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Komponen Perkembangan Bahasa Komponen perkembangan bahasa dalam skala sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural terdiri dari 3 aitem dengan rentang nilai 1-4. Perhitungan penyajian hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik berdasarkan komponen perkembangan bahasa pada penelitian ini tertera pada tabel 15. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 15. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Komponen perkembangan bahasa Dari tabel 15 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 9,77 dengan standar deviasi empirik sebesar 1,246. Sedangkan mean hipotetik sebesar 7,5 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 1,5. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap komponen perkembangan bahasa berada di atas rata-rata sikap terhadap komponen perkembangan bahasa pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 9,77 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap komponen perkembangan bahasa sebagaimana tertera pada tabel 16. Tabel 16. Kriteria Kategorisasi Skor Komponen Perkembangan bahasa Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap komponen perkembangan bahasa berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 16 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke Komponen Empirik Hipotetik Perkembangan bahasa Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 6 12 9.77 1.246 3 12 7,5 1,5 Komponen Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Perkembangan Bahasa X ≥9 85 85 Positif 6 ≤ X 9 14 14 Netral X6 1 1 Negative Universitas Sumatera Utara 57 dalam kategori sikap positif sebanyak 85 orang 85 , subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap netral sebanyak 14 orang 14 , dan ada 1 orang 1 subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap komponen perkembangan bahasa. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap komponen perkembangan bahasa. 3 Gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan komponen kontekstualisasi Komponen kontekstualisasi dalam skala sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural terdiri dari 3 aitem dengan rentang nilai 1-4. Perhitungan penyajian hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik berdasarkan komponen kontekstualisasi pada penelitian ini tertera pada tabel 17. Tabel 17. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Komponen Kontekstualisasi Dari tabel 17 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 9,77 dengan standar deviasi empirik sebesar 1,246. Sedangkan mean hipotetik sebesar 7,5 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 1,5. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap komponen kontekstualisasi berada di atas rata-rata sikap terhadap komponen kontekstualisasi pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 9,77 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada Komponen Empirik Hipotetik Kontekstualisasi Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 13 23 19.27 2.145 6 24 15 3 Universitas Sumatera Utara 58 pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap komponen kontekstualisasi sebagaimana tertera pada tabel 18. Tabel 18. Kriteria Kategorisasi Skor Komponen Kontekstualisasi Komponen Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Kontekstualisasi X ≥18 84 84 Positif 12 ≤ X 18 16 16 Netral X12 0 0 Negative Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap komponen kontekstualisasi berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 18 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori sikap positif sebanyak 85 orang 85 , subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap netral sebanyak 14 orang 14 , dan ada 1 orang 1 subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap komponen kontekstualisasi. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap komponen kontekstualisasi. 4 Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Komponen Percakapan Instruksional Komponen percakapan instruksional dalam skala sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural terdiri dari 6 aitem dengan rentang nilai 1-4. Perhitungan penyajian hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik Universitas Sumatera Utara 59 berdasarkan komponen percakapan instruksional pada penelitian ini tertera pada tabel 19. Tabel 19. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Komponen percakapan instruksional Komponen Empirik Hipotetik Percakapan instruksional Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 13 24 19.79 2.363 6 24 15 3 Dari tabel 19 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 22 dengan standar deviasi empirik sebesar 1,987. Sedangkan mean hipotetik sebesar 15 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 3. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap komponen percakapan instruksional berada di atas rata-rata sikap terhadap komponen percakapan instruksional pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 21,15 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap komponen percakapan instruksional sebagaimana tertera pada tabel 20. Tabel 20. Kriteria Kategorisasi Skor Komponen percakapan instruksional Komponen Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Percakapan instruksional X ≥18 70 70 Positif 12 ≤ X 18 30 30 Netral X12 0 0 Negative Universitas Sumatera Utara 60 Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap komponen percakapan instruksional berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 20 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori sikap positif sebanyak 85 orang 85 , subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap netral sebanyak 14 orang 14 , dan ada 1 orang 1 subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap komponen percakapan instruksional Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap komponen percakapan instruksional. 5 Gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan komponen aktifitas menantang Komponen aktifitas menantang dalam skala sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural terdiri dari 6 aitem dengan rentang nilai 1-4. Perhitungan penyajian hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik berdasarkan komponen aktifitas menantang pada penelitian ini tertera pada tabel 21. Tabel 21. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Komponen Aktifitas Menantang Komponen Empirik Hipotetik Aktifitas menantang Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev 12 24 19.87 2.343 6 24 15 3 Dari tabel 21 diperoleh bahwa mean empirik sebesar 9,77 dengan standar deviasi empirik sebesar 1,246. Sedangkan mean hipotetik sebesar 7,5 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 1,5. Hasil perhitungan skor mean empirik dan Universitas Sumatera Utara 61 skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap komponen aktifitas menantang berada di atas rata-rata sikap terhadap komponen aktifitas menantang pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 9,77 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki sikap positif. Pengelompokan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor sikap siswa terhadap komponen aktifitas menantang sebagaimana tertera pada tabel 22. Tabel 22. Kriteria Kategorisasi Skor Komponen Aktifitas Menantang Komponen Kriteria Kategorisasi NJumlah Persentase Kategori Aktifitas menantang X ≥18 86 86 Positif 12 ≤ X 18 13 13 Netral X12 1 1 Negative Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori sikap siswa terhadap komponen aktifitas menantang berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 22 dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori sikap positif sebanyak 85 orang 85 , subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap netral sebanyak 14 orang 14 , dan ada 1 orang 1 subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Secara umum subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap komponen aktifitas menantang. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang positif terhadap komponen aktifitas menantang. Universitas Sumatera Utara 62 Adapun kesimpulan sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan lima komponen standar pembelajaran bermuatan multikultural yang diungkapkan oleh Azwar 2000 yaitu aktifitas produktifitas bersama, perkembangan bahasa, kontekstualisasi, percakapan instruksional, aktifitas menantang tertera pada tabel 23. Tabel 23. Kesimpulan Sikap Siswa Terhadap Standar Pembelajaran Bermuatan Multikultural Komponen Jumlah Subjek Per Kategori Positif Netral Negatif Aktifitas Produktifitas Bersama 90 10 Perkembangan Bahasa 85 14 1 Kontekstualisasi 84 16 Percakapan Instruksional 70 30 Aktifitas Menantang 86 13 1 Apabila dilihat dari lima standar pembelajaran bermuatan multikultural, respon subjek menunjukkan bahwa secara umum siswa memiliki memiliki sikap yang positif terhadap ke 5 standar pembelajaran bermuatan multikultural. Terbukti dari ke 5 standar tersebut, rata-rata sikap positif berada di atas 80, dan hanya pada percakapan instruksional, sikap netral ada sebanyak 30. Apabila ditinjau dari jenis kelamin, suku dan kelas siswa, maka diperoleh gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural sebagai berikut:

a. Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan

Multikultural Ditinjau Dari Jenis Kelamin Berikut adalah gambaran Gambaran Sikap Siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural ditinjau dari jenis kelamin siswa: Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 24. Gambaran Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural ditinjau dari Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Kategori Sikap Positif Netral Negatif N N N Perempuan 66 57 86.4 9 13.6 0 Laki-laki 34 28 82.4 6 17.6 0 0 Total 100 85 85 15 15 0 0 Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin, sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural secara umum berada pada kategori positif, yakni sebanyak 86,4 pada siswa perempuan, dan 82,4 pada siswa laki-laki. Sedangkan sisanya berada pada kategori pada kategori netral, yaitu 13,6 bagi siswa perempuan dan 17,6 bagi siswa laki-laki.

b. Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan

Multikultural Ditinjau Dari Suku Bangsa Berikut adalah gambaran Gambaran Sikap Siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural ditinjau dari suku bangsa siswa: Tabel 25. Gambaran Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural ditinjau dari Suku Bangsa Suku N Kategori sikap Positif Netral negatif N N N Batak 36 30 83.3 6 16.7 0 0 Jawa 20 18 90 2 10 Tionghoa 18 12 66.7 6 33.3 0 Lainnya 26 24 92.3 2 7.7 0 0 Total 100 84 84 24 24 Universitas Sumatera Utara 64 Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa berdasarkan suku bangsa dari setiap siswa, sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural secara umum berada pada kategori positif. Pada suku Batak, ada 30 83,3 siswa yang memiliki sikap positif, dan ada 6 16,7 siswa memiliki sikap netral. Pada suku Jawa, ada 18 90 siswa yang memiliki sikap positif, dan 2 10 siswa memiliki sikap netral. Pada suku Tionghoa, ada sebanyak 1266,7 orang yang memiliki sikap positif dan 6 33,3 orang memiliki sikap netral. Pada suku lainnya, ada sebanyak 24 92,3 orang memiliki sikap positif dan 2 7,7 orang memiliki sikap netral.

c. Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan

Multikultural Ditinjau Dari Kelas Siswa: Berikut adalah gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural ditinjau dari kelas siswa: Tabel 26. Gambaran Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural ditinjau dari Kelas Kelas N Kategori Sikap Positif Netral Negatif N N N X 35 31 88.6 4 11.4 0 XI 35 25 71.4 10 28.6 0 0 XII 30 28 93.3 2 6.7 Total 100 84 84 16 16 0 0 Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa berdasarkan kelas, sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural secara umum berada pada kategori positif. Pada siswa kelas X, ada 31 88,6 siswa yang memiliki sikap positif, dan ada 4 11,4 siswa memiliki sikap netral. Pada siswa kelas XI, ada Universitas Sumatera Utara 65 2571,4 siswa yang memiliki sikap positif, dan 10 28,6 siswa memiliki sikap netral. Pada siswa kelas XII, ada sebanyak 28 93,3 siswa yang memiliki sikap positif dan 2 6,7 siswa memiliki sikap netral.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa secara umum siswa SMA Yayasan Sultan Iskandar Muda Medan memiliki sikap positif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Hal ini dikarenakan jumlah subjek yang berada pada kategori sikap positif lebih banyak dibandingkan subjek yang berada pada kategori sikap negatif. Subjek yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berjumlah 85 orang 85. Sedangkan subjek yang memiliki sikap netral terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berjumlah 15 orang 15. Artinya, tidak ada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural sesuai dengan tabel. Menurut Charles Osgood dalam Azwar 2013, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa tokoh seperti Fishbein Ajzen, Oskamp, Petty Cacioppo dalam Azwar, 2013 yang mengatakan bahwa sikap tidak lain adalah afek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek. Jika dikaitkan dengan pengertian tersebut maka sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural merupakan suatu bentuk penilaian ataupun evaluasi siswa terhadap Universitas Sumatera Utara 66 pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum yang diajarkan guru di sekolah. Pada penelitian ini evaluasi siswa tersebut lebih dominan kepada penilaian positif memihak dibandingkan penilaian negatif tidak memihak. Ada 18 nilai-nilai multikultural yang diterapkan oleh yayasan Sultan Iskandar Muda, yakni: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, nasionalisme, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab, kesetaraan gender, dan pluralisme. Ke 18 nilai ini telah tercakup secara implisit ke dalam 5 standar untuk meningkatkan pembelajaran multikultural yang ditetapkan oleh CREDE yakni: aktifitas produktifitas bersama, perkembangan bahasa, kontekstualisasi, percakapan instruksional, dan aktifitas menantang. Apabila ditinjau dari ke-5 standar CREDE tersebut, sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural secara keseluruhan merupakan sikap yang positif. Pada standar aktifitas produktifitas bersama, siswa menunjukkan sikap positif sebanyak 90 , dan hanya 10 bersikap netral. Pada standar perkembangan bahasa, siswa menunjukkan sikap positif sebanyak 85 , 15 bersikap netral, dan 1 menunjukkan sikap negatif. Pada standar Kontekstualisasi, siswa menunjukkan sikap positif sebanyak 84 , dan 16 bersikap netral. Pada standar Percakapan Instruksional, siswa menunjukkan sikap positif sebanyak 70 , dan 30 bersikap netral. Pada standar aktifitas Universitas Sumatera Utara 67 menantang, siswa menunjukkan sikap positif sebanyak 86 , 14 bersikap netral, dan 1 menunjukkan sikap negatif. Sikap terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen kognitif cognitive, afektif affective, dan konatif conative Azwar, 2013. Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang sebuah objek tertentu. Komponen kogtitif juga meliputi fakta, pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap apa yang benar dan apa yang berlaku pada objek sikap. Komponen afektif terdiri dari emosi dan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif dan negatif. Komponen konatif atau perilaku merupakan tendensi atau kecenderungan untuk melakukan tindakan tertentu yang berhubungan dengan objek sikap. Apabila ditinjau dari jenis kelamin, suku, dan kelas siswa, ditemukan bahwa secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berada dalam kategori positif. Azwar 2013 menyimpulkan bahwa ada enam hal yang dapat mempengaruhi sikap seseorang, yaitu: pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Sikap positif yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran bermuatan multikultural tentu tak lepas dari enam hal tersebut, seperti halnya pengalaman pribadi. Menurut Azwar 2013, bagaimana individu bereaksi pada saat ini tidak terlepas dari pengalaman-pengalaman terdahulu individu tersebut. Misalnya, siswa yang sebelumnya menjalani pendidikan SMP di sekolahyayasan lain, melihat adanya perbedaan dalam hal kurikulum atau pengajaran yang didapatkan di SMA YPSIM dan merasakan Universitas Sumatera Utara 68 pengalaman positif dengan pembelajaran yang ia dapatkan sehingga berpengaruh terhadap pembentukan sikapnya. Seperti yang diutarakan oleh kepala SMA YPSIM berikut ini: “Setiap siswa disini kami ajarkan nilai-nilai multikultural sejak dini. Jadi, sejak dia masuk kelas 1 SMA, sudah diajarkan untuk saling menghargai perbedaan, belajar hidup dalam nuansa multikultural. Pastilah ada bedanya pertama dia masuk ke sini, dia akan mengalami perubahan sikap seiring menjalani pendidikan disini. Sejauh yang kami lihat, siswa-siswa disini memiliki sikap positif terhadap pembelajaran yang diterapkan di sekolah.” Guru merupakan orang yang berpengaruh penting bagi siswa. Sikap guru terhadap pembelajaran bermuatan multikultural akan turut mempengaruhi bagaimana sikap siswa terhadap hal tersebut karena secara umum, individu akan lebih cenderung untuk memilih sikap yang sesuai atau searah dengan significant others yang dianggapnya penting. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran bermuatan multikultural akan menunjukkan perilaku yang mendukung sikapnya, yaitu menerapkan nilai-nilai multikultural ke dalam pembelajaran di kelas. Di dalam penelitian ini, hanya sebagian kecil siswa yang memiliki sikap netral terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Azwar 2013 menyatakan bahwa sikap netral menunjukkan ketidakkonsistenan dalam bersikap terhadap pembelajaran bermuatan multikultural. Mereka cenderung menilai pembelajaran bermuatan multikultural secara positif dan negatif berdasarkan kelebihan dan kekurangannya. Sikap netral dapat berubah menjadi sikap yang positif maupun negatif tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi sikap tersebut. Universitas Sumatera Utara 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab berikut berisikan kesimpulan atas sejumlah hasil yang diperoleh pada penelitian ini. Pada akhir bab akan dikemukakan saran bagi penelitian selanjutnya dan pihak – pihak yang terkait dengan tema permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh pada penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Secara umum, sikap siswa SMA YPSIM terhadap pembelajaran bermuatan multikultural berada pada kategori positif. Perincian sikap siswa SMA YPSIM terhadap pembelajaran bermuatan multikultural adalah 85 orang 85 termasuk ke dalam kategori sikap positif, 15 orang 15 termasuk ke dalam kategori sikap netral, dan tidak ada subjek yang termasuk ke dalam kategori sikap negatif. 2. Berdasarkan 5 standar pembelajaran bermuatan multikultural CREDE, sikap siswa SMA YPSIM dapat disimpulkan bahwa: a. Secara umum, sikap siswa SMA YPSIM terhadap standar aktifitas produktifitas bersama berada pada kategori positif. Perincian sikap siswa SMA YPSIM terhadap standar aktifitas produktifitas bersama adalah 90 orang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM)

0 47 150

Multikulturalisme (Studi Etnografi Mengenai Strategi Pendidikan Multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

8 120 132

MEMBANGUN MASYARAKAT MULTIKULTURAL MELALUI PENDIDIKAN FORMAL (STUDI KASUS YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN).

1 9 23

Multikulturalisme (Studi Etnografi Mengenai Strategi Pendidikan Multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

0 0 13

Multikulturalisme (Studi Etnografi Mengenai Strategi Pendidikan Multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

0 0 1

Multikulturalisme (Studi Etnografi Mengenai Strategi Pendidikan Multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

0 1 31

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM)

0 0 12

BAB II LANDASAN TEORI A. SIKAP 1. Definisi Sikap - Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural (Studi pada Siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Bermuatan Multikultural (Studi pada Siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

0 0 14

GAMBARAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERMUATAN MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA SMA YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN)

0 0 12