3.2 Teknik Pengumpulan Data
Langkah dalam tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengumpulkan data: Wawancara, Observasi Lapangan dan Studi
kepustakaan. Sebelum tehnik wawancara dilakukan, peneliti membuat pedoman
sesuai wawancara yang diberikan kepada beberapa tokoh masyarakat Tionghoa. Untuk mengumpulkan data pertama penulis menemui informan
yaitu seorang pengusaha Ban. Penulis datang dan bertanya langsung tentang religi tradisional ini. Kemudian sang informan menjelaskan secara
keseluruhan tentang religi tradisonal ini. Dari hasil wawancara ini diperoleh keterangan tentang religi tradisional budaya Tionghoa.
Penulis juga menemui seorang pengurus rumah abu leluhur yang bernama Bapak Aweng yang merupakan salah satu keturunan etnik
Tionghoa. Secara langsung penulis mengajukan pertanyaan pertanyaan yang sesuai dengan objek penelitian penulis. Akan tetapi penulis mendapatkan
data yang sangat sedikit dari Bapak Aweng ini. Maka untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian
skripsi ini penulis mengunjungi ke Vihara Maitreya Jln. Boulevard Utara No.8 Kompleks Cemara Asri Medan. Penulis bertemu dengan Bapak
Hendra, salah seorang pengurus Vihara. Melalui wawancara dengan beliaulah memperoleh informasi tentang religi-religi tradisional masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Tionghoa. Bapak Hendra dengan senang hati menceritakan religi-religi tersebut, daan mereka sangat senang saat penulis menanyakan tentang
kebudayaan mereka, karena bagi mereka kebudayaan Khas Tionghoa adalah kebudayaan yang sangat tua, dan hingga kini masih banyak orang yang
ingin mengetahui tentang kebudayaan Tionghoa.
3.2.1 Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah tehnik wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara langsung
kepada subjek penelitian. Sebagai modal awal penulis berpedoman pada pendapat Koentjaraningrat 1981:136 yang mengatakan, “…kegiatan
wawancara secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, tehnik bertanya dan pencatat data hasil wawancara.”
Dalam studi ini penulis melakukan penelitian terhadap beberapa rumah pada keluarga etnik Tionghoa, Rumah Abu, dan Vihara yang ada
dikota Medan. Penulis menggunakan metode wawancara terutama dengan informan kunci yaitu orang yang banyak mengetahui dan mengerti tentang
penghormatan leluhur. Biasanya mereka adalah orang-orang yang memiliki dan mengurus meja abu.
Metode wawancara yang penulis gunakan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara tak berencana atau unstandardized interview. Walaupun
dalam wawancara masalah-masalah yang dipertanyakan tidak menggunakan daftar pertanyaan, namun penulis menggunakan suatu
pedoman yang berisikan garis besar pokok masalah yang ingin penulis peroleh informasinya.
2. Wawancara sambil lalu atau Casual Interview. Bentuk wawancara
ini penulis gunakan juga terhadap beberapa pengurus kelenteng yang masih memelihara meja abu.
3.2.2 Observasi
Observasi atau pengamatan, dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indera penglihatan yang juga
berarti tidak melakukan pertanyaan-pertanyaan Soehartono, 1955:69. Dalam mengumpulkan data salah satu tehnik yang cukup baik untuk
diterapkan adalah pengamatan secara langsungobservasi terhadap subyek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini penulis hanya mengadakan dua kali pengamatanobservasi secara langsung terhadap ritual penghormatan leluhur
ini.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Studi Kepustakaan
Untuk mencari tulisan-tulisan pendukung, sebagai kerangka landasan berfikir dalam tulisan ini, adapun yang dilakukan adalah studi
kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan, guna melengkapi apa yang dibutuhkan dalam penulisan
dan penyesuaian data dari hasil wawancara. Sumber bacaan atau literatur ini dapat berasal dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya
dalam bentuk skripsi. Selain itu sumber bacaan yang menjadi tulisan pendukung dalam penelitian penulis yaitu berupa buku, jurnal, makalah,
artikel dan berita-berita dari situs internet.
3.3 Data dan Sumber Data