4.1 Latar Belakang Sosial Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan-kebudayaan etnik dan ras lainnya. Namun
demikian, di kalangan masyarakat Tionghoa dan etnik-etnik di Indonesia juga setuju bahwa orang Tionghoa memiliki asal-usul tempat budayanya
yang kemudian migrasi ke Indonesia beberapa abad yang lalu. Tempat asal atau wilayah budaya awal mereka adalah daratan Cina.
Secara umum Etnik Tionghoa di Indonesia membuat lingkungannya sendiri untuk dapat hidup secara ekslusif dengan tetap mempertahankan
kebudayaan atau tradisi leluhur. Ong Hok Khan dalam Ning, 1992 menyatakan bahwa ekslusivisme orang Tionghoa itu disebabkan oleh
kehendak mereka sendiri, bukan disebabkan oleh pemisahan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebagai kelompok minoritas.
Etnik Tionghoa adalah salah satu kelompok masyarakat nonpribumi yang berimigrasi ke Indonesia. Selain prang Tionghoa, ada juga masyarakat
Tamil, Sikh, Hindustan, Arab, dan Eropa, yang datang dengan berbagai kepentingan sosial ke Indonesia ini, baik dari masa sebelum Indonesia
merdeka atau sesudahnya. Etnik Tionghoa ini memasuki Indonesia melalui gelombang-
gelombang migrasi yang besar baik dari Malaysia Malaya ataupun Dataran Cina. Mereka didatangkan ke Medan dan Sumatera Utara, karena tenaganya
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan di perkebunan-perkebunan tembakau yang telah dibuka oleh pemerintah kolonial Belanda di abad ke-19. Seperti diketahui Sumatera
Utara memiliki tembakau Deli yang dikelola oleh pengusaha Belanda yang diketuai oleh Jacobus Nienhuijs. Sebahagian orang Tionghoa ada yang
beradaptasi dengan masyarakat setempat. Namun ada pula yang berperilaku eksklusif, yang mengakibatkan kehidupan mereka terpisah dari kelompok
masyarakat pribumi.
4.2 Latar Belakang Budaya Masyarakat Tionghoa
Budaya Tionghoa telah masuk ke Indonesia lebih dari seribu tahun yang lalu, melalui arus perpindahan penduduk dan perdagangan orang-orang
Tionghoa yang berasal dari China Selatan. Orang-orang Tionghoa yang masuk mulai mendirikan pemukiman. Adat istiadat, agama, budaya
masyarakat Tionghoa yang mereka bawa kemudian terserap ke dalam budaya dan kepercayaan penduduk asli.
Selain itu masyarakat Tionghoa melakukan akulturasi dan beradaptasi dengan masyarakat Indonesia. Mereka berhasil dalam berbisnis
serta mempertahankan identitas budayanya, termasuk bahasa dan keyakinan terhadap agama mereka. Begitu juga tradisi menghormati leluhurnya, yang
menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dengan sistem religi mereka.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Struktur Kekerabatan Masyarakat Tionghoa