Interpretasi Faktor Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk

Tabel 3.18 Matriks Faktor a Setelah Dirotasi Faktor Komponen 1 2

3 X

1 0,080 0,814 -0,152 X 2 0,128 0,665 0,214 X 3 0,607 0,260 -0,226 X 4 0,297 0,300 0,604 X 5 -0,251 0,703 0,167 X 6 0,220 0,104 0,819 X 7 0,422 0,546 0,268 X 8 0,664 0,095 0,350 X 9 0,057 0,016 0,658 X 10 0,693 -0,166 0,219 X 11 0,777 0,013 0,326 Tujuan dilakukan rotasi adalah untuk memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dapat dilihat perbedaan antara matriks faktor sebelum dirotasi dengan matriks faktor setelah dirotasi.

3.8.5 Interpretasi Faktor

Setelah rotasi dilakukan langkah selanjutnya adalah interpretasi faktor. Interpretasi faktor dipermudah dengan mengidentifikasi variabel yang loadingnya besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasi menurut variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengan faktor tersebut. Atau penentuan variabel yang dimasukkan ke dalam faktor dengan cara melihat factor loading yang terbesar. Universitas Sumatera Utara a. Variabel efektivitas alat kontrasepsi : Korelasi antara variabel efektivitas alat kontrasepsi dengan faktor 2 sebelum dirotasi adalah 0,716; dengan rotasi korelasi menjadi 0,814 dengan faktor 2. Jadi variabel ini masuk faktor 2. b. Variabel umurusia pernikahan : Korelasi antara variabel umurusia pernikahan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,505; dengan rotasi korelasi menjadi 0,665 dengan faktor 2. Jadi variabel ini masuk faktor 2. c. Variabel pendapatanpenghasilan : Korelasi antara variabel umurusia pernikahan dengan faktor 3 sebelum dirotasi adalah 0,580; dengan rotasi korelasi menjadi 0,607 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1. d. Variabel tingkat pendidikan : Korelasi antara variabel tingkat pendidikan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,692; dengan rotasi korelasi menjadi 0,604 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3. e. Variabel program KB : Korelasi antara variabel program KB dengan faktor 2 sebelum dirotasi adalah 0,702; dengan rotasi korelasi menjadi 0,703 dengan faktor 2. Jadi variabel ini masuk faktor 2. f. Variabel fasilitas kesehatan : Korelasi antara variabel fasilitas kesehatan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,682; dengan rotasi korelasi menjadi 0,819 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3. g. Variabel kesadaran akan kesehatan : Korelasi antara variabel kesadaran akan kesehatan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,683; dengan rotasi korelasi menjadi 0,546 dengan faktor 2. Jadi variabel ini masuk faktor 2. h. Variabel lapangan pekerjaan : Korelasi antara variabel lapangan pekerjaan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,697; dengan rotasi korelasi menjadi 0,664 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1. i. Variabel fasilitas pendidikan : Korelasi antara variabel fasilitas pendidikan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,437; dengan rotasi korelasi menjadi 0,658 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3. j. Variabel tingkat keamanan: Korelasi antara variabel tingkat keamanan dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,524; dengan rotasi korelasi menjadi 0,693 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1. k. Variabel sumber daya alam: Korelasi antara variabel sumber daya alam dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,723; dengan rotasi korelasi menjadi 0,777 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.19 Korelasi antara variabel sebelum dan setelah dirotasi Variabel Korelasi Antara variabel Faktor Faktor akhir variabel Sebelum dirotasi Setelah di rotasi Sebelum dirotasi Setelah di rotasi X 1 0,716 0,814 2 2

2 X

2 0,505 0,665 1 2

2 X

3 0,580 0,607 3 1 1 X 4 0,692 0,604 1 3

3 X

5 0,702 0,703 2 2

2 X

6 0,682 0,819 1 3

3 X

7 0,683 0,546 1 2

2 X

8 0,697 0,664 1 1 1 X 9 0,437 0,658 1 3

3 X

10 0,524 0,693 1 1 1 X 11 0,723 0,777 1 1 1 Dengan demikian ke 11 variabel telah direduksi menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan penduduk di kotamadya Sibolga , yaitu : 1. Faktor 1 F 1 terdiri atas variabel X 3 = pendapatanpenghasilan, X 8 = lapangan pekerjaan, X 10 = tingkat keamanan, X 11 = sumber daya alam. Faktor ini diberi nama FAKTOR LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN. 2. Faktor 2 F 2 terdiri atas variabel X 1 = efektivitas alat kontrasepsi, X 2 = usiaumur pernikahan, X 5 = program KB, X 7 = kesadaran akan kesehatan. Faktor ini diberi nama FAKTOR INTERNAL. 3. Faktor 3 F 3 terdiri atas variabel X 4 = tingkat pendidikan, X 6 = fasilitas kesehatan, X 9 = fasilitas pendidikan. Faktor ini diberi nama FAKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN. Universitas Sumatera Utara Interpretasi variabel : Interpretasi variabel didasarkan pada skala 1 sampai 5. Oleh karena itu angka bergerak dari negatif angka 1 untuk sangat tidak setuju ke positif angka 5 untuk sangat setuju, maka secara logika, semakin angka output mendekati 5, semakin responden berpresepsi positif, begitu juga sebaliknya. 1. Korelasi efektifitas alat kontrasepsi adalah positif, artinya semakin baik efektivitas alat kontrasepsi dalam mencegah kehamilan, maka akan semakin terkendali tingkat kelahiran di kotamadya Sibolga. 2. Korelasi usia pernikahan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga semakin cepat suatu pasangan menikah maka semakikn besar peluang pasangan tersebut mempunyai jumlah anak yang lebih banyak. 3. Korelasi pendapatanpenghasilan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga semakin besar pendapatan suatu keluarga maka keinginan memiliki jumlah anak yang lebih banyak juga semakin besar. 4. Korelasi tingkat pendidikan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi keingianan suatu keluarga untuk memiliki jumlah anak tertentu, atau semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka berkeinginan memiliki jumlah anak yang lebih sedikit. 5. Korelasi program KB adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga program KB yang di canangkan oleh Pemerintah kotamadya Sibolga telah cukup berhasil menekan angka kelahiran di kotamadya Sibolga. 6. Korelasi fasilitas kesehatan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga fasilitas kesehatan yang ada di kotamadya Sibolga sudah memadai. 7. Korelasi kesadaran akan kesehatan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga bahwa penduduk di Sibolga sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kesehatan. 8. Korelasi lapangan pekerjaan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga lapangan pekerjaan yang terdapat di kota Sibolga telah cukup memadai untuk menarik perhatian orang dari luar untuk mencari pekerjaan di kota Sibolga. 9. Korelasi fasilitas pendidikan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga fasilitas pendidikan yang ada di kota Sibolga sudah cukup memadai. Universitas Sumatera Utara 10. Korelasi tingkat keamanan adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga kota Sibolga adalah kota pemukiman yang aman dan nyaman untuk di tempati, ini terbukti dari keberagaman suku, etnis dan agama yang beragam yang ada di kota Sibolga tidak pernah menjadi memicu keributan dan kekacauan. 11. Korelasi sumber daya alam adalah positif, artinya menurut persepsi penduduk Sibolga sumber daya alam yang terdapat di kotamadya Sibolga berhasil menarik perhatian orang dari luar untuk bertempat tinggal di kota Sibolga. Interpretasi variabel : 1. Faktor 1 adalah Faktor Lingkungan dan Pendapatan yang memberikan sumbangan varians sebesar 31,353 dan merupakan faktor dominan yang memberikan nilai varians terbesar dalam penelitian ini, artinya menurut persepsi penduduk kotamadya Sibolga faktor lingkungan dan pendapatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepadatan penduduk di kotamadya Sibolga. 2. Faktor 2 adalah Faktor Internal yang memberikan sumbangan varians sebesar 16,337 dan merupakan faktor kedua yang menurut persepsi penduduk Sibolga yang mempengaruhi kepadatan penduduk . 3. Faktor 3 adalah Faktor Pendidikan dan Kesehatan yang memberikan sumbangan varians sebesar 10,18 dan merupakan faktor dengan varians terkecil yang mempengaruhi kepadatan penduduk di kotamadya Sibolga dalam penlitian ini. 4. Ketiga faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk di kotamadya Sibolga tersebut memberikan komulatif varians sebesar 57,87, artinya sebesar 57,87 faktor yang terbentuk mempengaruhi kepadatan penduduk di kotamadya Sibolga dan sisanya adalah faktor-faktor lain yang tidak terangkum dalam model penelitian ini.

3.8.6 Menentukan Ketepatan Model