Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan Nanopartikel Ibuprofen Pengujian Disolusi Ibuprofen Baku dan Ibuprofen Nanopartikel

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental experimental research, yang meliputi pembuatan ibuprofen nanopartikel dan karakteristik ukuran partikel serta pengujian disolusi, bioavaibilitas dan efek analgetik. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana yang termasuk variabel bebas adalah ukuran partikel dan pH. Sedangkan variabel terikat adalah karakteristik, disolusi, bioavaibilitas obat dan efek analgetik.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan nanopartikel ibuprofen serta evaluasi karakteristik fisik ukuran partikel menggunakan alat scanning electron microscopy SEM, x-ray diffraction XRD, diffrential thermal analyzer DTA dan particle size distribution PSD. Selanjutnya evaluasi bioavaibilitas obat dari ibuprofen nanopartikel dan ibuprofen baku, serta pengujian efek analgetik terhadap kelinci dengan metode plantar test menggunakan alat panas inframerah.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Puspitek, Tangerang, Provinsi Banten dan Laboratorium Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3.3 Bahan dan Alat 3.3.1 Bahan Selain dinyatakan lain bahan yang digunakan berasal dari Merck seperti HCl p , KH 2 PO 4,

3.3.2 Alat

NaOH, metanol, tri chlor asetat TCA, Bahan baku ibuprofen Hubei Granules-Biocause Pharmaceutical, Co. Ltd, akuades, hewan percobaan Kelinci. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, sarung tangan, stop watch, politube, label, neraca analitik Vibra, high energy milling HEM E3D LIPI dengan media penggiling berupa bola keramik berdiameter 2 mm, x-ray diffraction, scanning electron microscopy, diffrential thermal analyzer , particle size distribution, disolution tester Erweka, timbangan hewan, alat sentrifuge Velocity 18R, alat plantar test Ugo Basile, spektrofotometer shimadzu UV 1800.

3.4 Pembuatan Nanopartikel Ibuprofen

Sebanyak 5 g ibuprofen dan bola-bola keramik berdiameter 2 mm dengan perbandingan 1:10 dimasukkan ke dalam ruang chamber, lalu alat high energy milling HEM E3D dijalankan pada kecepatan 1400 rpm selama 30 jam hingga mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil dari 1000 nm. Hasil nanopartikel ibuprofen dikarakterisasi dengan menggunakan alat SEM, XRD, DTA dan PSD. Universitas Sumatera Utara 3.5 Pengujian Karakterisasi Ibuprofen Baku dan Ibuprofen Nanopartikel 3.5.1 Scanning electron microscope SEM Morfologi permukaan dari ibuprofen baku dan ibuprofen nanopartikel diamati menggunakan alat SEM dengan tegangan percepatan ± 1,5-20 kV Mansouri, et al., 2011.

3.5.2 Particle size distribution PSD

Ukuran partikel serbuk ibuprofen baku dan ibuprofen nanopartikel diukur segera setelah pengendapan denganb nanopartikel obat diukur segera setelah pengendapan dengan dynamic laser light scattering Analisis Ukuran Partikel. Sebelum analisis, suspensi obat diencerkan dengan air murni sebanyak 0,2 mgml Mansouri, et al., 2011.

3.5.3 X-ray diffraction XRD

Masing-masing serbuk ibuprofen baku dan ibuprofen nanopartikel direkam pada sistem difraksi sinar-X menggunakan sumber pancaran radiasi Cu, tegangan 40 kV dan arus 30 mA. Pengamatan dilakukan dengan kecepatan scanning 0,05° per detik Newa, et al., 2008.

3.5.4 Diffrential thermal analyzer DTA

Masing-masing serbuk ibuprofen baku dan ibuprofen nanopartikel dimasukkan dalam wadah bertutup rapat dan dipanaskan pada laju skanning sebesar 5°C per menit dari 20°C sampai 500°C Newa, et al., 2008. Universitas Sumatera Utara 3.6 Pembuatan Larutan 3.6.1 Pembuatan larutan induk baku ibuprofen Ibuprofen ditimbang sebanyak 100 mg, dimasukkan dalam labu takar 100 ml, kemudian dilarutkan dengan metanol sampai garis tanda dikocok sampai larut dan sampai homogen. Konsentrasi yang diperoleh 1000 µgml.

3.6.2 Pembuatan kurva kalibrasi larutan ibuprofen

Larutan induk baku LIB ibuprofen dibuat berbagai konsentrasi yaitu 20; 40; 80; 120; 160; 200; 240; 280; 320; 400 µgml dengan cara memipet larutan induk baku masing - masing 0,5; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 10 ml ke dalam labu tentukur 25 ml, kemudian dicukupkan dengan NaOH sampai garis tanda, dikocok sampai homogen. Serapan diukur dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan sebelumnya. 3.6.3 Pembuatan medium cairan usus buatan medium pH 7,2 Kalium dihidrogen fosfat sebanyak 6,8 gram dilarutkan dalam 250 air suling bebas CO 2 , lalu ditambahkan natrium hidroksida 0,2 N sebanyak 173,5 ml, dan ditambahkan air suling bebas CO 2

3.6.4 Pembuatan cairan lambung buatan medium pH 1,2

hingga volumenya 1000 ml Ditjen POM,1995. Asam klorida pekat sebanyak 8,35 ml ditambahkan akuades hingga 1000 ml USP XXX, 2007.

3.6.5 Pembuatan larutan natrium hidroksida 0,2 N

Natrim hidroksida sebanyak 8 gram dilarutkan dalam akuades bebas CO 2 cukupkan sampai 1000 ml Ditjen POM,1995. Universitas Sumatera Utara

3.7 Pengujian Disolusi Ibuprofen Baku dan Ibuprofen Nanopartikel

Dimasukkan 900 ml medium disolusi ke dalam wadah disolusi dan diatur suhu 37 + 0,5 ° C dan kecepatan pengadukannya 100 rpm. Pada kapsul yang ingin didisolusi berikan pemberat berbentuk ring. Pada saat kapsul jatuh ke dasar wadah medium, ditekan tombol putar bersamaan dengan menghidupkan stopwach. Selama beberapa jam kapsul didisolusi dalam cairan lambung buatan pH 1,2 dan cairan usus buatan pH 7,2. Pada interval waktu 0-120 menit untuk cairan lambung buatan dan 0-135 menit untuk cairan usus buatan, lalu dipipet cairan sebanyak volume tertentu. Pengambilan cuplikan dilakukan pada posisi yang sama yaitu pada pertengahan antara permukaan medium disolusi dan bagian atas dari dayung tidak kurang 1 cm dari dinding wadah Ditjen POM, 1995. Larutan itu kemudian diukur pada panjang gelombang λ 264 nm. Pengujian yang sama dilakukan terhadap nanopartikel ibuprofen Mansouri, et al., 2011. 3.8 Penentuan Biovailabilitas Obat 3.8.1 Penyiapan hewan percobaan