diartikan sebagai ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-
nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya
dari pandangan mereka. i. Pola komunikasi yaitu sejauhmana komunikasi dalam organisasi yang dibatasi
oleh hirarki kewenangan yang formal dapat bejalan dengan baik. Komunikasi itu sendiri merupakan proses pemindahan pengertian atau informasi dari seseorang
ke orang lain. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan sasarannya, sehingga akhirnya dapat memberikan hasil yang lebuh
efektif.
2.2.6 Kriteria Penilaian Budaya Organisasi
Kriteria penilaian budaya organisasi menurut Ben Fletcher dan Fiona Joner 1992 yang dikutip Wirawan 2007 terdiri dari :
1. Kriteria unsur budaya organisasi meliputi : b. Tuntutan kerja, meliputi persepsi pegawai mengenai beban kerja,
kecepatan, variasi, konflik dan kesulitan mempertahankan standar kerja. c. Hubungan interpersonal ditempat kerja, merupakan persepsi pegawai
mengenai hubungan interpersonal dengan teman sekerja, atasan dan bawahan, kerjasama, dan kesulitan dalam pendelegasian.
Universitas Sumatera Utara
d. Dukungan kerja, merupakan dukungan kerja secara luas sampai seberapa luas individu menyediakan dukungan dan menghambat teman sekerja,
misalnya memberikan umpan balik, tantangan intelektual, serta partisipasi dalam mengambil keputusan, otonomi dan tujuan yang didefinisikan secara
jelas. e. Lingkungan kerja fisik, meliputi persepsi pegawai mengenai ergonomis,
tata ruang fisik, kondisi lingkungan fisik yang beresiko 2. Kriteria hasil akhir outcome budaya organisasi yaitu:
b. Komitmen pada organisasi, dimana hal ini yang menunjukan kepuasan pegawai dengan profil karirnya dalam organisasi dan keinginan tetap berkerja
bagi organisasi. c. Kepuasan kerja, mengukur secara menyeluruh mengenai pekerjaan dan
manajemen serta upah dan hubungan teman sekerja. d. Persepsi kinerja, diukur melalui persepsi individu pegawai mengenai
bekerja secara efektif dengan kapasitas penuh .
2.2.7 Kriteria Penilaian Kinerja
Menurut Dreher dan Dougherty 2001, pengukuran kinerja karyawan secara umum terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu penilaian terhadap hasil kerja result -
oriented performance measures dan penilaian terhadap proses kerja process oriented and human judgment system.
Menurut Retnasih 1995 pengukuran kinerja bidan lebih tepat dari hasil kerja dan cakupan program. Sadeli 1997 mengatakan bahwa pengukuran kinerja
Universitas Sumatera Utara
bidan didesa dilakukan terhadap cakupan K-4 dan pertolongan persalinan. Dari teori diatas, kinerja seseorang dapat dinilai antara lain dari hasil yang dicapai atau tingkat
pencapaian target yang menunjukan kualitas dan kuantitas kinerja tersebut. Dalam hal mengukur kinerja bidan dalam pertolongan persalinan oleh bidan di desa,
pengukurannya melalui target cakupan persalinan.
2.3 Landasan Teori