Pengasuhan Anak Berdasarkan Perspektif Agama

f. Kedudukan hukum anak angkat sama dengan kedudukan hukum anak kandung Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang No. 36 1969PerdPdg tanggal 10 Agustus 1971. g. Anak angkat tidak harus tinggal di rumah orang tua angkat, asal semua kewajiban dan hak-hak orang tua angkatnya diambil alih anak angkat tersebut Putusan Pengadilan Negeri Klungkung No. 48 Pdt 1967 tanggal 28 September 1967. h. Sejak dikabulkan permohonan pengangkatan anak, maka kedudukan anak angkat adalah sebagai anak kandung dari orang tua angkatnya Putusan Pengadilan Negeri Muarateweh, Kalimantan Tengah No. 3 1973 Pdt.Mtw tanggal 27 Mei 1973.

6. Pengasuhan Anak Berdasarkan Perspektif Agama

Setiap agama yang ada di dunia ini pasti telah memiliki ajaran yang lengkap yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Peraturan- peraturan tersebut mengikat para penganutnya oleh sebab itu peraturan-peraturan tersebut wajib ditaati. Demikian juga pengasuhan anak dalam perspektif nilai-nilai agama yang mengatur mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia baik di dalam agama Islam, Kristen Katolik, Buddha, maupun Hindu sudah diatur dengan lengkap. Peraturan-peraturan tersebut pada garis besarnya sebagai berikut : 46 a. Ajaran Agama Islam 46 Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta : Rineka Cipta, 2004, hal. 121-123. Menurut dalil universal, pada hakikatnya manusia memiliki kedaulatan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut paham Qadariyah manusia mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan- perbuatannya. Dalam ajaran Islam memang terdapat kebebasan yang seluas- luasnya bagi manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya baik dalam bidang ekonomi, bidang politik, maupun sosial. Di dalam agama Islam cara hidup berkelompok dalam masyarakat sudah diatur sedemikian rupa. Hidup bermasyarakat menentukan bahwa setiap individu memikul beban kewajiban terhadap individu-individu yang lain, setiap individu dalam masyarakat yang satu terhadap yang lain memiliki hubungan fungsional. Dalam kehidupan sehari-hari perlu disadari sungguh-sungguh bahwa fungsi individu di dalam masyarakat sebenarnya sangat luas, dan fungsi-fungsi tersebut dapat dilakukan setiap orang, baik tua maupun muda. Hadis Nabi mengajarkan : “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling baik memberikan manfaat kepada sesama manusia. b. Ajaran Agama Kristiani Ajaran agama Katolik dan Kristen mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertical, hubungan yang mengatur manusia dengan sesama manusia serta mengatur hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Menurut Van Peursen, pada umumnya refleksi ahli-ahli pikir Kristen tentang manusia langsung mengaitkan hubungan antara manusia dengan sesamanya. Sama seperti Buber, mereka menunjukkan kepada kitab Injil yang melihat cinta kepada Tuhan dan cinta kepada sesama dalam satu perspektif. Manusia baru dapat mencintai Tuhan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi rencana-Nya bila ia mencintai sesama. Kehidupan yang demokratis, nilai-nilai luhur manusia yang diimplementasikan berdasarkan persaudaraan kebangsaan, amatlah cocok dengan pengajaran Alkitab. Karena Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan Allah dengan martabat dan hak-hak yang sama. Martabat dan hak-hak yang sama ini tidak dapat dirampas oleh siapapun, karena itu merupakan hak asasi manusia. Karena itu tanggung jawab sosial politik orang Kristen seharusnya mengacu pada beberapa nilai berikut ini, yaitu : 47 a. Kebebasan Kebebasan berbicara, berkumpul, dan berserikat, kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan untuk memilih keyakinan, kebebasan untuk memilih pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan. b. Kemerdekaan Merdeka dari ketakutan, merdeka dari penindasan dan cengkraman pihak manapun. c. Kerendahan hati Tidak menyombongkan diri, tidak merendahkan orang lain, tetapi bersedia melayani demi kesejahteraan umat. d. Ketulusan hati 47 Risnawati Sinulingga, Pendidikan Agama Kristen, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2008, hal.188-190. Berani menerima kenyataan termasuk kekalahan, perkataan sesuai dengan perbuatan dan tidak menyembunyikan niat buruk di balik perhatian. e. Kasih Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, mengakui bahwa semua manusia bersaudara sebagai manusia yang diciptakan Allah sesuai dengan citra-Nya. f. Keadilan Setiap warga negara berhak mendapatkan perlakuan adil, negara harus berlaku adil kepada semua warga negara sehingga setiap orang mendapatkan hak-haknya antara lain HAM, hak imbalan atas prestasi kerjanya. g. Kebangsaan Menyadari dan meyakini bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia, yang merasa senasib dan sepenanggungan dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Meyakini bahwa bersama-sama dengan kelompok masyarakat lain mempunyai cita-cita nasional, masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Jadi dalam hal pengasuhan anak menurut ajaran agama Katolik Kristen cinta kasih antara sesama manusia merupakan suatu dimensi religious yang memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi. c. Ajaran Agama Buddha Dalam ajaran agama Buddha juga mengajarkan mengenai kepedulian terhadap sesama manusia, terutama terhadap masyarakat yang kurang mampu. Ajaran agama Buddha selalu mengajarkan mengenai kedermawanan, hal tersebut merupakan ajaran yang paling mendasar dalam agama Buddha. Sebagai bukti bahwa setiap ajaran-ajaran yang penting diawali dengan kedermawanan. Jiwa kedermawanan ini telah mengakar kuat dalam berbagai kehidupan masyarakat. Sang Buddha juga mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana. Kehidupan manusia harus senantiasa memperhatikan nilai-nilai, kemampuan, martabat dan kesejahteraan sesamanya. Pengasuhan anak berdasarkan perspektif agama Buddha bahwa kehidupan masyarakat Buddhis dalam berinteraksi dengan masyarakat harus saling mendukung, karena kemajuan pribadi tidak bisa terlepas dengan keadaan orang lain. d. Ajaran Agama Hindu Dalam perspektif agama Hindu juga mengajarkan visi dan misi kehidupan di dunia yang mengarah kepada tujuan hidup manusia untuk mencapai Moksartham Jagatdhita yang diaplikasikan melalui misi dharma, artha, kama dan moksa catur purusartha. Empat tujuan hidup manusia yang sangat erat kaitannya dengan jenjang kehidupan manusia yang pada dasarnya merupakan Catur Purusartha. Ajaran agama Hindu mengajarkan kepedulian terhadap masyarakat, bangsa dan dunia dengan melakukan tindakan yang dimotivasi kebaikan sosial dan bertindak sesuai dengan batasan dharma kebenaran, tugas, moral dan hukum sosial. Demikian juga dalam pengasuhan terhadap anak yang kurang mampu, ajaran agama Hindu mengajarkan untuk saling berbagi kebahagiaan dengan sesama masyarakat agar tercipta masyarakat yang sejahtera

B. Tata Cara Pengangkatan Anak Yatim Piatu Menjadi Anak Asuh

Dokumen yang terkait

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 13

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN DALAM Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 23

TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGI TINDAKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK ANGKAT NGABUJANG DI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 1

SINKRONISASI HAK-HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 16

Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

0 0 27

Tinjaun Yuridis Mengenai Perlindungan Hak Cipta Terhadap Potret di Internet di Tinjau Dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

0 0 3

IMPLEMENTASI HAK-HAK ANAK PIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK - Unika Repository

0 0 12

PEMENUHAN HAK ANAK ATAS PEMELIHARAAN DI PANTI ASUHAN YATAAMA AL FIRDAUSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 9

KAJIAN TERHADAP PUTUSAN HAK ASUH ANAK AKIBAT PERCERAIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK (Studi Kasus di Pengadilan Agama Semarang) - Unika Repository

0 0 13