Anak-anak pada yayasan ini hanya diperbolehkan menonton televisi pada hari sabtu dan minggu saja. Namun apabila anak-anak mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik, anak-anak diberi bonus oleh pengasuhnya yaitu boleh menonton televisi sesuai dengan waktu yang diberikan pengasuh di yayasan.
Siklus kehidupan pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan selalu menentukan sesi waktu pada setiap kegiatan, hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan
kedisiplinan pada anak asuhnya. Pengelola panti menyatakan bahwa dengan membiasakan diri hidup disiplin mulai dari anak-anak maka sampai anak tumbuh
dewasa anak akan mampu memanfaatkan waktu dengan efisien. Pihak yayasan juga menekankan bahwa dengan hidup disiplin anak-anak dapat belajar banyak
hal dari sisi kehidupan.
C. Implementasi Perlindungan Terhadap Hak-Hak Anak pada Yayasan
Sosial Sai Prema Medan
Sebagai sebuah produk hukum, Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 harus diterapkan dalam hal pemenuhan hak-hak anak untuk dapat
tumbuh dan berkembang. Salah satu dari lembaga sosial yang memberikan perlindungan terhadap anak ialah Yayasan Sosial Sai Prema Medan. Yayasan
Sosial Sai Prema Medan sebagai salah satu tempat perlindungan anak memiliki peran dalam memberikan perlindungan dan memenuhi hak-hak anak untuk dapat
tumbuh dan berkembang. Adapun implementasi perlindungan terhadap hak-hak anak yang diberikan
oleh Yayasan Sosial Sai Prema Medan, yaitu :
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan untuk dapat mengembangkan tiap individu untuk dapat hidup dan mengembangkan
kehidupan. Pendidikan bisa di peroleh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Yayasan Sosial Sai Prema Medan sebagai lembaga sosial dalam pemenuhan hak-hak anak dalam bidang pendidikan mendidik anak di mulai dari
anak berada pada yayasan. Hal tersebut agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia masing-masing anak. Dimana pada Yayasan Sosial Sai Prema
Medan anak diajarkan untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu. Setiap tindakan yang dilakukan pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan telah memiliki waktu yang
terstruktur. Selain disiplin waktu anak juga diajarkan untuk belajar mandiri. Pada yayasan ini anak yang berusia enam sampai empat belas tahun harus sudah
mampu membersihkan dan membereskan kebutuhannya sendiri. Misalnya membersihkan lingkungan sekitar, mencuci pakaian sendiri, mencuci piring
apabila mereka telah selesai makan dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Sedangkan anak yang berusia tiga sampai lima tahun dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari masih dibantu dan dibimbing oleh pengasuh pada yayasan.
Selain memberikan pendidikan informal pada anak, Yayasan Sosial Sai Prema Medan juga memberikan pendidikan formal. Anak-anak pada yayasan ini
juga disekolahkan di Perguruan Nasional Brigjend Katamso Medan. Sebagian anak ada yang masih sekolah pada Taman Kanak-kanak TK, sebagian ada yang
masih duduk di bangku Sekolah Dasar SD dan sebagian lagi duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama SMP.
Anak yang masih duduk dibangku TK dalam memenuhi kebutuhannya masih dibantu oleh pengasuh pada yayasan, namun anak yang duduk di bangku
SD dan SMP sudah mampu memenuhi kebutuhan dan perlengkapannya sehari- hari. Seperti merapikan meja belajar, mengerjakan tugas-tugas sekolah,
menyiapkan pakaian sekolah, dan lain-lain. Anak-anak yang berada pada tingkat TK di sekolah masuk pada pukul
08.00 WIB dan pulang sekolah pada Pukul 10.00 WIB. Sedangkan anak-anak yang berada pada bangku SD mulai dari kelas 1 -3 SD masuk sekolah Pukul 07.30
dan pulang sekolah pada Pukul 12.30 WIB. Sedangkan anak-anak kelas 4-6 SD memiliki jadwal sekolah yaitu pada siang hari. Dimana anak-anak kelas 4-6 SD
masuk sekolah pada Pukul 13.00 WIB dan pulang pada Pukul 17.00 WIB. Adapun anak-anak pada tingkat SMP masuk sekolah pada Pukul 07.30 WIB dan
pulang sekolah pada Pukul 13.30 WIB. 2.
Kesehatan Kesehatan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan terutama
terhadap anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Anak memerlukan asupan gizi yang cukup agar pertumbuhan dapat berjalan dengan baik. Pemenuhan gizi
anak dapat di peroleh dari asupan makanan dan minuman yang diberikan pihak yayasan.
Anak-anak pada yayasan ini juga melakukan kebiasaan vegetarian setiap hari. Sehingga mereka hanya mengonsumsi asupan makanan nabati dan
meninggalkan protein dari daging-dagingan. Hal tersebut sudah dilakukan sejak berdirinya yayasan ini. Anak-anak hanya akan mengonsumsi makanan daging-
dagingan apabila ada pihak donatur yang berkunjung membawa makanan yang tidak vegetarian. Salah seorang pengasuh menuturkan “Meskipun anak-anak di
yayasan semua vegetarian tapi apabila ada pengunjung yang membawa makanan yang mengandung daging, kami tetap memakannya bersama, karena tidak
mungkin makanan di buang. Karena tidak semua pengunjung mengetahui bahwa anak-anak pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan menjalankan kebiasaan
vegetarian”. Yayasan Sosial Sai Prema Medan dalam memenuhi hak-hak anak juga
memperhatikan kesehatan tiap anak asuhnya. Hal tersebut dilakukan dengan mengecek kesehatan anak secara rutin yakni tiap tiga bulan sekali. Pengecekan
kesehatan anak dilakukan melalui Poliklinik Sai Mendut maupun Puskesmas atau dapat juga dengan membawa ke dokter.
3. Kekerasan dan Diskriminasi
Pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak. Apabila dalam pengasuhan anak, anak mendapatkan
lingkungan yang nyaman dan aman serta interaksi yang baik dengan sekitarnya maka anak akan dapat tumbuh dengan baik serta mampu mengembangkan bakat-
bakatnya tanpa ada rasa takut maupun tekanan yang di alami anak tersebut. Anak-anak pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan terdiri dari bermacam-
macam suku yakni suku Nias, Batak Toba, Batak Karo, Asmat, dan Tionghoa. Perbedaan suku pada yayasan ini membuat kehidupan anak-anak lebih berwarna
dan beragam. Anak-anak juga diajarkan untuk tidak membeda-bedakan suku yang satu dengan suku yang lain.
Dalam pertumbuhan dan pergaulan anak-anak satu dengan yang lainnya, terkadang anak-anak juga masih mau saling mengejek anak yang satu dengan anak
yang lain. Misalnya ketika anak yang berasal dari papua memiliki kulit yang berwarna gelap, anak-anak mengolok-oloknya dengan mengatakan “anak papua
atau si rambut keriting”. Namun pihak pengasuh tetap mengajarkan budaya untuk saling
menghargai kebudayaan dan suku yang beragam yang ada pada yayasan. Pengasuh menjelaskan bahwa di negara Indonesia dari sabang sampai marauke
memiliki banyak keanekaragaman suku, budaya, dan kebiasaan. Sehingga anak- anak diberikan pemahaman bahwa mereka harus bisa menerima teman-temannya
yang berbeda suku ataupun kebudayaan. Yayasan Sosial Sai Prema Medan juga melindungi anak-anak dari
kekerasan dan diskriminasi. Sehingga anak-anak pada yayasan ini dapat tumbuh dengan potensi yang baik tanpa ada tekanan dalam dirinya.
4. Agama
Lembaga sosial dalam memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak tidak boleh membeda-bedakan status anak maupun agama yang dianutnya.
Demikian juga pada yayasan ini, anak bebas menganut agama yang diyakininya. Pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan anak-anak sebagian besar menganut
agama Katolik dan dua orang anak menganut agama Buddha.
Pengasuh menuturkan “Yayasan Sosial Sai Prema Medan tidak anak menolak anak karena perbedaan agama. Anak-anak akan di didik sesuai dengan
agamanya, seperti Sang Buddha yang mengajarkan cinta kasih, kita juga mengajarkan cinta kasih terhadap anak tersebut. Nanti apabila anak sudah
dewasa anak bebas menentukan agama mana yang diyakininya”.
D. Analisis Perlindungan Anak pada Yayasan Sosial Sai Prema Medan