Sebanyak 42 orang dari 43 responden menyatakan bahwa mereka keluar karena tersedianya pekerjaan lain. Lebih lanjut lagi penulis melakukan wawancara
dengan responden mengapa lebih memilih pekerjaan lain tersebut dan didukung dengan hasil pertanyaan kuesioner, mereka ingin dan bahkan telah memutuskan
untuk keluar dari Yayasan Perguruan Katolik Budi Murni dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki jaminan kesejahteraan apapun untuk bertahan di sekolah di
bawah naungan Yayasan tersebut.
6.2. Hubungan Antara Variabel Budaya Organisasi dengan Turnover
Untuk melihat sejauh mana hubungan setiap dimensi budaya organisasi dengan turnover, maka dilakukan analisis korelasional dengan menggunakan
metode Spearman. Adapun dimensi budaya organisasi dimaksud adalah inisiatif, toleransi terhadap tindakan beresiko, arah, integrasi, dukungan manajemen,
kontrol, identitas, imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. Hasil analisis korelasional antara budaya organisasi dengan turnover
menunjukkan nilai koefisien korelasi Spearman r = -0,811. Analisis ini menunjukkan bahwa kuatnya korelasi antara budaya organisasi dengan turnover
sebagaimana ditunjukkan oleh nilai korelasi spearman r yang mendekati ke 1 satu. Nilai koefisien korelasi Spearman r yang negatif menunjukkan arah
hubungan budaya organanisasi dengan turnover adalah tidak searah artinya bahwa jika varibel budaya organisasi nilainya tinggi maka variabel turnover nilainya
akan rendah. Begitu juga dengan sebaliknya jika variabel budaya organisasi nilainya rendah maka variabel turnover akan tinggi nilainya. Hasil uji two tailed
probability memberikan nilai signifikansi hubungan sebesar 0.000. Artinya
Universitas Sumatera Utara
variabel budaya organisasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan turnover pada tingkat signifikansi 0.01.
6.3. Hubangan Antara Variabel Gaya Kepemimpinan dengan Turnover
Hasll analisis korelasional antara setiap dimensi gaya kepemimpinan seperti: direktif, pendukung, partisipatif dan berorientasi masa depan dengan
turnover, dirangkum dalam gaya kepemimpinan sebagai berikut: Hasil analisis korelasional antara gaya kepemimpinan dengan turnover
menunjukkan nilai koefisien korelasi Spearman r = -0,504. Analisis ini menunjukkan bahwa kuatnya korelasi antara gaya kepemimpinan dengan turnover
sebagaimana ditunjukkan oleh nilai korelasi spearman r yang mendekati ke 1 satu. Nilai koefisien korelasi Spearman r yang negatif menunjukkan arah
hubungan gaya kepemimpinan dengan turnover adalah tidak searah artinya bahwa jika varibel gaya kepemimpinan nilainya tinggi maka variabel turnover nilainya
akan rendah. Begitu juga dengan sebaliknya jika variabel gaya kepemimpinan nilainya rendah maka variabel turnover akan tinggi nilainya. Hasil uji two tailed
probability memberikan nilai signifikansi hubungan sebesar 0.001. Artinya variabel gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
turnover pada tingkat signifikansi 0.01.
6.4. Hubungan Antara Variabel Kepuasan Kerja dengan