98
f. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan
Allah di Tengah-tengah Dunia Pada langkah V ini umat diajak untuk ambil suatu keputusan yang
membawa mereka pada aksi konkrit. Penentuan aksi konkrit ini dipahami sebagai tanggapan umat terhadap wahyu Allah. Langkah ini bertujuan untuk mendorong
umat pada keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia; pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan.
Peran pembimbing dalam langkah ini mengajak umat untuk bersikap optimis. Pembimbing juga memberikan rangkuman terhadap hasil langkah
pertama sampai keempat supaya dapat lebih membantu umat. Pada langkah penutup umat diajak untuk memberikan keputusan pribadi atau bersama dan
membuat suatu perayaan liturgi sederhana sebagai tanda bahwa Tuhan memberkati segala upaya yang akan dilakukan.
B. Usulan Program Katekese dengan Model SCP bagi Umat Lingkungan
Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten
Katekese model SCP ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo
Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten. Katekese model SCP ini dibuat sebagai usaha pendampingan bagi umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo
Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten dalam meningkatkan penghayatan mereka akan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka.
Penghayatan umat akan makna sakramen Ekaristi sangat penting bagi umat karena melalui Ekaristi umat dikuatkan untuk menghadapi segala persoalan hidup, selain
99
itu juga umat memperoleh kepenuhan hidup bersama Kristus Martasudjita, 2012: 57. Untuk itulah umat perlu meningkatkan penghayatannya akan makna
sakaramen Ekaristi. Dengan demikian program pendampingan katekese ini diharapkan membantu umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo
Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten untuk menemukan makna sakramen Ekaristi.
1. Latar Belakang
Penghayatan umat akan makna sakramen Ekaristi pada zaman dulu sampai sekarang ini amatlah penting bagi umat Kristiani. Sakramen Ekaristi memang
harus digali dan diketemukan maknanya demi pengembangan iman Gereja. Gereja sungguh mengharapkan umatnya mampu menghayati makna sakramen Ekaristi
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf
Pekerja Gondangwinangun Klaten sebagian besar sudah menghayati makna sakramen Ekaristi. Hal ini terlihat dari hasil pilihan responden dalam angket yakni
dari segi pemahaman, pemaknaan, dan tindakan mereka yang menggambarkan bahwa mereka setuju dengan pernyataan yang ada. Tetapi ada juga sebagian umat
yang masih belum menyadari atau mengalami kesulitan di dalam menghayati makna sakramen Ekaristi. Umat dalam menghayati makna sakramen Ekaristi
masih pada sebatas kewajiban dan ritus. Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya iman umat. Selain itu umat juga akan mengalami kegoyahan di
dalam iman mereka. Gereja sangat menganjurkan kepada umat supaya lebih
100
meningkatkan penghayatannya akan makna sakramen Ekaristi. Dengan ini umat diharapkan siap diutus untuk menyebarluaskan kabar gembira Allah kepada siapa
saja. Setiap umat Kristiani memiliki kewajiban untuk mengembangkan imannya
dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui tindakannya. Seperti halnya dengan Ekaristi, umat melalui Ekaristi diajak untuk menyelami dan
menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari melalui perutusannya di tengah masyarakat. Umat yang sungguh-sungguh menghayati makna sakramen Ekaristi
akan mengalami perubahan pola hidup dari yang buruk menjadi lebih baik. Umat juga akan berkembang imannya apabila mereka mewujudkan nilai kehidupan
yang ada dalam Ekaristi. Untuk itu umat diharapkan semakin menghayati makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya kehidupan yang
lebih baik dan mencapai cita-cita hidup yang diharapkannya. Melalui usulan program ini penulis berharap umat Kristiani terlebih umat
Lingkungan Santo Antonius Joton semakin menghayati makna sakramen Ekaristi dan mampu mewujudkannya dalam kehidupan keluarga, komunitas, dan
masyarakat. Selain itu program ini juga diharapkan mampu menyadarkan umat betapa pentingnya menghayati makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-
hari. Alasan penulis mengusulkan program kegiatan katekese dengan model SCP karena katekese ini dirasa dapat membantu umat untuk menemukan makna
sakramen Ekaristi melalui sharing pengalaman iman mereka yang nantinya diteguhkan melalui sabda Allah. Dengan demikian umat memperoleh
pengetahuan, kesadaran, dan keyakinan bahwa dengan menghayati makna
101
sakramen Ekaristi maka mereka mendapatkan inspirasi hidup untuk menuju kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tema dan Tujuan Program Katekese
Pada kesempatan ini penulis memberikan sumbangan pemikiran yakni berupa kegiatan pendampingan katekese model SCP. Penulis memberikan
sumbangan pemikiran ini demi membantu umat untuk menggali dan semakin menghayati makna sakramen Ekaristi yang akan membawa mereka pada
perkembangan dan kedewasaan iman. Materi katekese model SCP disusun sesuai dengan hasil penelitian pada umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo
Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten. Adapun tema, tujuan, subtema, serta tujuan subtema dalam usulan program katekese model SCP yakni sebagai berikut:
Tema umum : Usaha meningkatkan penghayatan umat akan makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan umum : Agar umat Kristiani semakin menyadari dan menghayati makna sakramen Ekaristi demi meningkatkan semangat berbagi dalam
kehidupan sehari-hari. Tema 1
: Ekaristi sebagai sumber hidup umat beriman Katolik Penulis melihat umat Lingkungan Santo Antonius Joton sebagian besar
dapat memahami dan menghayati bahwa Ekaristi sebagai sumber hidup tetapi umat masih membutuhkan arahan untuk mencapai penghayatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu melalui tema ini umat diajak untuk semakin
102
memahami, mempunyai arah, dan menghayati Ekaristi sebagai sumber hidup umat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan : Umat beriman Kristiani semakin dapat menyadari dan
menghayati bahwa Ekaristi sebagai sumber hidup umat beriman Katolik sehingga iman mereka dapat berkembang dan berbuah
melimpah.
Tema 2 : Ekaristi sebagai poros hidup umat beriman
Penulis memilih tema ini karena supaya umat dapat menyadari bahwa Ekaristi sebagai poros hidup yang mendorong mereka untuk bertindak kebaikan
bagi orang lain. Poros merupakan pusat tenaga yang memberikan gerakan bagi suatu benda seperti halnya poros roda pada kendaraan. Roda dapat bergerak
karena ada poros yang memberikan daya. Begitu juga dengan umat, umat melalui tema ini diajak untuk semakin menghayati makna Ekaristi sebagai poros hidup
supaya mereka memiliki daya untuk bertindak mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah di tengah-tengah dunia.
Tujuan : Umat beriman semakin dapat menghayati Ekaristi sebagai poros
hidup umat beriman sehingga mereka dapat mewartakan kabar suka cita Tuhan kepada sesama melalui sikap-sikap hidup yang
menciptakan rasa damai, tentram, sejahtera, bahagia.
Tema 3 : Ekaristi sebagai ungkapan cinta kasih, pemersatu umat dengan
Allah, umat dengan umat
103
Penulis melihat umat dapat menyadari dan menghayati bahwa Ekaristi sebagi ungkapan cinta kasih, pemersatu umat dengan Allah, umat dengan umat
namun umat masih membutuhkan pendampingan yang terus menerus. Sebagai umat beriman pastinya sudah mengetahui bahwa Yesus wafat karena Ia sungguh-
sungguh mencintai umat-Nya dan Ia pun rela memberikan nyawanya hanya untuk membebaskan umat-Nya dari belenggu dosa. Selain itu juga Ia ingin menyatukan
umat-Nya dengan Bapa-Nya di surga sehingga kehidupan mereka pun aman dan damai. Untuk itu umat melalui tema ini diajak untuk semakin mengenangkan,
merayakan, dan semakin menghayati makna Ekaristi sebagi ungkapan cinta kasih, pemersatu umat dengan Allah, umat dengan umat.
Tujuan : Umat Kristiani semakin menghayati Ekaristi sebagai ungkapan
cinta kasih, pemersatu umat dengan Allah, umat dengan umat, sehingga mereka dapat menanamkan pada dirinya akan nilai cinta
kasih dan persaudaraan dalam hidup bermasyarakat melalui kesaksian hidupnya.
Tema 4 : Ekaristi memberikan semangat untuk berbagi kasih dan bersaksi
kepada sesama Penulis memilih tema ini karena berkaitan dengan kongres Ekaristi yang
mengajak umat untuk saling berbagi kepada siapa saja. Umat Lingkungan Santo Antonius Joton juga diajak untuk saling berbagi kepada siapa saja. Untuk itu umat
melalui tema ini diajak untuk lebih menyadari dan semakin menghayati makna Ekaristi yang memberikan semangat untuk berbagi kasih kepada sesama.
104
Tujuan : Umat beriman Katolik semakin menyadari bahwa Ekaristi
memberikan semangat untuk berbagi kasih kepada sesama sehingga mereka dapat memiliki sikap berbagi kasih kepada
sesama dalam hidup sehari-hari.
C. Gambaran Pelaksanaan Program