Iman Umat 1. Usaha menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

27 5 Ekaristi sebagai Sumber untuk Memperoleh Kekuatan Hidup Umat dalam Menghadapi Persoalan Hidup. Ekaristi merupakan sumber kekuatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi umat Kristiani memperoleh kekuatan untuk menghadapi masalah hidup sehari- hari Martasudjita, 2012: 57. Umat dalam kehidupan sehari-hari memiliki permasalahan hidup yang kompleks. Umat tentunya ingin keluar dari permasalahan dan ingin memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Untuk itulah umat Kristiani selalu merayakan Ekaristi untuk menimba kekuatan dari Allah dalam menghadapi segala rintangan yang ada. Selain itu juga umat dapat memperoleh kekuatan untuk dapat mewartakan kabar gembira dari Allah kepada seluruh bangsa. Untuk itulah umat Kristiani tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya campur tangan Allah.

B. Iman Umat 1.

Pengertian Iman Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mencarinya. Iman adalah tindakan pribadi sejauh menjadi jawaban bebas pribadi manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri- Nya KKGK, art. 28. Iman adalah penyerahan total dari manusia kepada Allah yang menyatakan diri tidak karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. KWI, 1996: 128. Katekismus Gereja Katolik art. 153 dan 155 menyatakan iman adalah satu anugerah Allah, satu kebajikan adikodrati yang dicurahkan oleh-Nya. Iman adalah 28 satu kegiatan akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakan oleh Allah dengan perantaraan rahmat-Nya. Iman merupakan tanggapan bebas manusia terhadap Sabda Allah. Iman merupakan jawaban pribadi dan menyeluruh dari manusia terhadap Sabda Tuhan. Iman merupakan anugerah karya Allah sendiri Adisusanto, 2011: 34, 3-5. Berdasarkan pengertian di atas menurut penulis, iman adalah tanggapan atau jawaban dari pihak manusia secara bebas terhadap wahyu atau Firman Allah, melalui kegiatan akal budi menerima kebenaran ilahi yang digerakkan oleh Allah dengan perantaraan rahmat-Nya. Rahmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia melalui Gereja-Nya, memampukan manusia menerima kebenaran ilahi, yang terdapat dalam Kitab Suci, ajaran-ajaran Gereja, dan Tradisi Gereja. Oleh karena itu, sebagai manusia Kristiani kita dipanggil untuk selalu mensyukuri anugerah Allah yang secara cuma-cuma mengalir dalam hidup dan perutusan kita, melalui doa, refleksi dan kontemplasi, dan terwujud dalam perbuatan cinta kasih.

2. Iman Gereja akan Yesus Kristus

Di dalam Gereja, yang menjadi pusat iman Kristiani adalah Yesus Kristus. Dari pewartaan yang telah dilakukan oleh Yesus, Gereja sungguh berpegang teguh dalam iman untuk mewartakan-Nya ke seluruh dunia. Peristiwa-peristiwa hidup Yesus Kristus menjadi sumber kekuatan hidup Gereja. Gereja menjadi tempat untuk memupuk iman Kristiani dan mewartakan pola hidup Yesus, sehingga hidup Yesus menjadi pola hidup murid-murid-Nya. Dengan menumbuhkan dan memupuk iman melalui Gereja berarti kita menghidupi dan mengambil bagian 29 dari Gereja dan juga menanamkan sikap percaya bahwa Yesus Kristus selalu hadir di dalamnya. Peristiwa misteri paskah menjadi titik tolak kehidupan Gereja. Iman yang tumbuh dalam Gereja berasal dari Yesus Kristus yang telah mengalami sengsara, wafat, dan bangkit. Dengan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus membuat Gereja-gereja yang ada di dunia ini mulai berkembang. Berkembangnya Gereja berawal dari pengalaman kebangkitan Yesus dan juga pengalaman para murid-Nya yang mengalami kebangkitan-Nya. Kebangkitan Yesus Kristus yang telah dirasakan para murid mulai membentuk sebuah kelompok perdana yang lama kelamaan menjadi besar dan akhirnya terbentuk sebuah Gereja. Kehadiran Gereja sebagai tanda pengharapan kelanjutan misi Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya dan menghantar mereka mencapai kepenuhan hidup. Gereja juga memiliki tugas yang penting yaitu mewartakan Injil ke seluruh bangsa. Dengan pewartaan Injil maka Gereja menjadi hidup seturut kehendak Allah Martasudjita, 2010: 83-87.

3. Pentingnya Iman di dalam Hidup Umat

Iman menjadi hal yang penting bagi umat dalam menjalani peziarahan hidup di dunia. Iman memampukan umat untuk dapat menemukan Allah yang hadir di dalam kehidupan mereka. Seperti dalam Mrk 10: 51-52 yang berbunyi “Tanya Yesus kepadanya: Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Jawab orang buta itu: Rabuni, supaya aku dapat melihat Lalu kata Yesus kepadanya: Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau Pada saat itu juga 30 melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya ”. Orang buta yang terdapat dalam perikop tadi menunjukkan bahwa iman yang dimilikinya menuntun untuk menemukan Tuhan yang hadir dalam diri Yesus. Iman membawanya pada suatu keselamatan yang sungguh luar biasa bagi orang yang percaya kepada-Nya. Iman mendorong umat untuk selalu mengikuti Tuhan. Tuhan memberikan sabda- Nya melalui Injil supaya umat mampu menemukan nilai-nilai kerajaan Allah yang memberikan peneguhan, kebahagiaan di dalam peziarahan hidup. Iman umat dapat memampukannya untuk memaknai, menghidupi, menemukan nilai hidup, dan bertahan dalam menghadapi persoalan hidup. Umat di tengah kenyataan dunia dan dengan segala pengalaman hidupnya mengalami banyak rintangan dalam penderitaan. Umat beriman dalam situasi seperti ini, memiliki harapan yang mengalir dari sikap iman: “Barang siapa menabur harapan menuai hidup baru” Galatia 6:8. Situasi krisis multi dimensi yang berkepanjangan seperti sekarang ini mendorong umat untuk semakin dekat dengan Allah, dan dengan kekuatan dan kuasa Allah manusia mampu mengandalkan Allah menghadapi penderitaannya KWI, 1996: 2-3.

4. Dasar Iman Umat

Umat Kristiani memiliki dasar iman. Iman yang dimiliki tidaklah datang begitu saja tanpa sebuah dasar. Dasar iman yang dimiliki oleh umat Kristiani adalah iman para rasul. Yang dimaksudkan para rasul adalah murid-murid Yesus yang disebut dua belas rasul. Kelompok ini menjadi dasar bagi umat Kristiani untuk bersaksi melalui perbuatan, tindakan, dan mendengarkan ajaran Yesus 31 Kristus. Apa yang dikerjakan oleh Yesus merupakan ajaran yang benar karena berasal dari Bapa yaitu ajaran cinta kasih yang memberikan suatu pertobatan bagi umat manusia. Yesus yang dihukum sampai mati membuat orang-orang yang terdekat merasa sedih. Apa yang telah mereka yakini seolah-olah hanya kebohongan karena orang yang dianggap Mesias telah mati dan misi yang telah dirintis-Nya dianggap telah gagal. Dengan kejadian yang telah dialami, murid Yesus berdoa memohon petunjuk dari Allah. Selama penyingkiran ke tempat yang tenang dan sampai pada hari ketiga kelompok kecil murid-murid Yesus Maria Magdalena, Petrus dan Yohanes, dan dua orang murid yang berjalan ke Emaus dan kelompok besar 10 murid, lalu 11 murid semuanya, kelompok besar 500 orang menyatakan dan menyakini bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari mati. Pengalaman- pengalaman mereka ini membuat mereka berfikir apa yang harus dilakukannya untuk ke depan. Mereka merenungkan dan berdoa memohon petunjuk pada Allah. Di dalam permenungan, mereka merasakan kehadiran Allah dalam diri sehingga mereka sungguh dipenuhi Roh Allah yang bekerja dan berkarya dalam diri mereka, merekapun pergi memberikan kesaksian Michel, 2001: 45-46. Hal lain yang mendasari iman umat Kristiani yaitu wahyu Allah, melalui wahyu Allah, manusia disapa, Allah mengenalkan diri pada manusia. Dengan mewahyukan diri kepada manusia, Allah mengharapkan manusia untuk memberikan suatu tanggapan atas wahyu-Nya tentunya dengan sikap positif yakni mendengarkan sabda-Nya, menjalankan perintah-Nya, mewartakan kabar gembira dengan saling mengasihi. Hal ini terlihat dalam Roma 10: 14-17 yang berbunyi, 32 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Dengan demikian maka hubungan antara wahyu dan iman saling berkaitan. Hal ini memiliki hubungan karena dengan menanggapi wahyu Allah dengan iman maka sasaran akan lebih tepat yakni Allah mewahyukan diri-Nya dan manusia menanggapinya. Manusia menerima wahyu Allah berarti dapat mengenal siapa Allah itu dan bila ingin lebih mengenal maka ia harus bergaul dengan Allah dari hati ke hati seperti halnya manusia menyatakan cintanya kepada sesamanya. Dister, 1991: 85-86

5. Ciri-ciri Iman Kristiani yang Dewasa

Iman Kristiani yang dewasa memiliki dimensi iman yakni adanya keyakinan, adanya hubungan yang penuh kepercayaan, dan kehidupan agape cinta sejati yang hidup. Ketiga hal inilah yang mampu membawa umat Kristiani pada arah iman yang dewasa. Dimensi iman menuju kedewasaan iman Kristiani dapat diekspresikan dalam tiga kegiatan iman sebagai kegiatan keyakinan faith as believing, iman sebagai kegiatan mempercayakan faith as trusting, dan iman sebagai kegiatan melakukan faith as doing. Kegiatan ini merupakan inti dari iman yang dewasa. Umat Kristiani diarahkan pada ketiga kegiatan ini, sehingga 33 kedewasaan iman yang sudah ada dalam diri dapat tumbuh dan berkembang dan dimaknai dalam peziarahan hidup Groome, 2010: 81. Iman Kristiani yang dewasa diwujudkan melalui kegiatan di dalam hidup bersama dengan umat beriman lain di dalam dunia yakni; memupuk persaudaraan sejati, pelayanan yang tanpa syarat, pewartaan, liturgi, dan kemartiran. Dengan demikian Gereja mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah sebagai buah-buah iman. Di sisi lain iman yang dewasa juga mampu menciptakan habitus baru yakni keberpihakkan pada keprihatinan Allah bagi umat-Nya yang tersinggkir dari dunia.

C. Ekaristi sebagai Tempat Pengembangan Iman Umat

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 4 197

Katekese model SCP sebagai salah satu usaha peningkatan pelaksanaan pembinaan iman umat lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro.

1 7 158

Peranan lagu rohani ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan perayaan ekaristi bagi kaum muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru.

0 3 146

Usulan meningkatkan pemahaman tentang makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman putera altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta.

0 4 149

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul

0 2 195

SEJARAH PERKEMBANGAN GEREJA KATOLIK SANTO YUSUF JURU KARYA GONDANGWINANGUN

1 1 148

USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 147

SENI KARAWITAN SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN UMAT AKAN EKARISTI DI PAROKI SANTO YAKOBUS, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 151

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN SKRIPSI

1 2 153

Makna perayaan ekaristi bagi anggota misdinar di Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta. - USD Repository

0 0 122