apabila Perguruan Tinggi jauh dari lokasi guru dapat dilegalisasi
oleh kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan kabupatenkota.
2 Guru TKSDSMPSMKSLB baik guru PNS maupun guru bukan PNS yang mengajar di sekolah negeri atau swasta dibuktikan
dengan surat keterangan dari kepala sekolah.
3 Guru bukan PNS adalah guru tetap yayasan dengan masa kerja minimal 5 tahun, dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga
kependidikan NUPTK. 4 Usia maksimum 50 tahun.
5 Diijinkan oleh kepala sekolah dibuktikan dengan Surat Ijin Belajar
dan diketahui oleh kepala dinas pendidikan kabupatenkota.
6 Tidak ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio dibuktikan dengan surat keterangan
dari kepala sekolah. 7 Biaya PPG bagi guru dalam jabatan dibebankan pada para peserta.
8 Tunduk pada peraturan tentang pelaksanaan PPG bagi guru dalam
jabatan.
3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru
Telah diuraikan di atas bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang
pada suatu objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut. Dalam penelitian ini,
minat yang dimaksud adalah perasaan senang atau ketertarikan seseorang, perhatian dan partisipasi pada Pendidikan Profesi Guru, khususnya pada
mahasiswa Non FKIP yaitu mahasiswa Jurusan Akuntansi. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap Pendidikan Profesi Guru
tentu memiliki perasaan senang terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Winkel 1984:25 menyebutkan minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Sehingga mahasiswa yang berminat pada Pendidikan Profesi Guru tentu akan memberikan perhatian yang lebih pada tugas dan tanggung jawab
seorang guru dalam dunia pendidikan. Perhatian nampak dari adanya rasa ingin tahu mahasiswa untuk mempelajari dan memahami bahkan ikut serta
dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan atau kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun di luar yang berhubungan
dengan bidang pendidikan.
4. Jenis Kelamin
Menurut Mahmud 1990:63 jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identititas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak
perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk
laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan. Sifat- sifat seperti logis, bebas, dan agresif, dianggap sebagai sikap maskulin,
sedangkan sikap seperti lemah lembut, ramah, dan empatik dianggap feminin.
Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada
masa remaja, khususnya pada remaja putri. John mill dan mary allen lynch 1983, dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Remaja putri menjadi lebih self-conscious perasa terhadap diri sendiri dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri
ketimbang remaja-remaja pria. b. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang
ketrampilan-ketrampilan verbal kata-kata, sedangkan remaja-remaja pria di bidang ketrampilan spasial ruang.
c. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk persahabatan- persahabatan yang kental.
Tetapi satu hal yang jelas ialah bahwa remaja pria yang tidak berperilaku cukup maskulin dan remaja putri yang tidak berperilaku cukup
feminin akan kurang populer dan kurang diterima oleh teman-temannya yang sejenis kelamin dan yang bukan sejenis kelamin.
5. Indeks Prestasi Komulatif IPK