mempengaruhi anaknya dalam setiap aktivitasnya Gunarsa, 1986:153. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock 1980:
118 bahwa anak akan meniru sikap dan perilaku orangtuanya.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan. Secara psikologi dan fisiologis ternyata laki-laki dan
perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Pengaitan dan pembatasan kesempatan berjabatan tertentu pada jenis kelamin pria atau
wanita dan lingkup kebudayaan atau golongan sosial akan membawa akibat terhadap cara masyarakat luas berpikir tentang dunia kerja.
Sifat kepribadian yang dimiliki antara pria dan wanita berbeda- beda. Perbedaan kepribadian ini akan membawa akibat terhadap cara
masyarakat berfikir luas tentang dunia kerja. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih
feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar dan lebih perkasa. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki
yang bersifat keibuan, lemah lembut, berperasaan, dan lebih feminim. Sedangkan ada perempuan yang bersifat maskulin, kasar dan lebih
perkasa. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berpikir, dan perasaan akan berpengaruh pada
persepsi seseorang tentang profesi guru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Guru. Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan,
karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, berperasaan dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan
belajar siswa maupun masalah-masalah yang menyangkut kepribadian atau psikologi siswa. Faktor lain berkaitan dengan anggapan bahwa profesi
guru merupakan profesi yang aman bagi perempuan, karena perempuan dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah
tangga. Tugas seorang ibu adalah mendidik anak maka secara tidak langsung perempuan juga mendidik siswa-siswanya seperti anak-anak
sendiri oleh karena itu secara alamiah anak lebih dekat dan mudah berkomunikasi dengan ibunya. Realitas ini terbawa masuk sampai ke
sekolah, sehingga di sekolah seorang murid menemukan “ibunya” yang kali ini menjadi guru baginya.
Profesi guru kurang cocok untuk laki-laki karena sifat laki-laki maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka terhadap siswa
dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah-masalah yang terjadi pada pribadi siswa.
2. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Prestasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai. Prestasi belajar mahasiswa nampak dalam hasil studi yang
berupa nilai-nilai yang tercermin dalam Indeks Prestasi Komulatif IPK. Perbedaan tinggi rendahnya IPK mahasiswa dapat mempengaruhi cara
pandang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan
yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki IPK rendah karena mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung memiliki gairah belajar
yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Oleh karena itu mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK tinggi cenderung
berminat setelah lulus kuliah akan lebih memilih untuk bekerja sebagai Akuntan atau Profesi Akuntan dalam lingkup pekerjaan yang dilakukan
oleh Akuntan sebagai Akuntan Publik seperti pekerjaan Audit, Akuntansi Pajak, Konsultan manajemen, dll, karena tidak sedikit dari mahasiswa
yang memiliki IPK tinggi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus dari bangku kuliah dan mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin,
memperoleh harta kekayaan yang banyak, dan memiliki kekuasaan yang cukup. Sedangkan mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK
rendah akan cenderung mempunyai minat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru, karena beranggapan Profesi Guru akan menciptakan peluang
kerja lebih besar dari pada Profesi lain.
3. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua
Pekerjaan orangtua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan penghasilan. Setiap orangtua mahasiswa
memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini pekerjaan dibedakan menjadi guru dan bukan guru dengan pertimbangan bahwa
mahasiswa memiliki minat yang berbeda untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Jenis pekerjaan orangtua secara tidak langsung berkaitan
erat dengan pola pengasuhan anak sehingga ikut mempengaruhi pola pendidikan di dalam rumah. Sikap mental orangtua mahasiswa yang satu
berbeda dengan sikap mental mahasiswa yang lain tergantung dari jenis pekerjaan orangtuanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara pandang
mahasiswa terhadap suatu pekerjaan. Sebagai seorang guru tentu sikap mentalnya berbeda dengan yang bukan guru. Orang tua yang bekerja
sebagai guru akan memiliki pola pengasuhan atau mendidik anak layaknya seperti guru. Orangtua lebih sabar dalam membimbing anaknya
dan orangtua akan memperlakukan anak seperti siswa di sekolah yang akan terus dibimbing dengan penuh kesabaran. Orangtua yang
pekerjaannya bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan seorang guru, secara tidak langsung orangtua yang bukan seorang guru
akan mempunyai pola asuh atau mendidik anak terpengaruh oleh jenis pekerjaannya.
Sikap mental yang dimiliki oleh para orangtua baik guru maupun bukan guru, akan ditularkan ke anak lewat pola asuh. Pola asuh yang
diberikan kepada anak sangat berbeda dengan mentalitas yang dimiliki oleh orangtua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya
dalam memandang lingkungan sekitarnya. Dengan demikian tidaklah mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan orangtuanya, sehingga
akan menimbulkan kecenderungan bahwa anak dari keluarga guru mengikuti jejak orangtuanya menjadi guru. Hal ini memperkuat dugaan
bahwa orangtua mahasiswa yang pekerjaannya sebagai guru, cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk tertarik dalam
profesi guru dan berharap bisa menjadi guru yang profesional dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Sebaliknya orangtua mahasiswa yang
pekerjaannya bukan guru cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk kurang berminat dalam profesi guru karena mahasiswa
menganggap profesi guru adalah profesi no 2 dan tidak dapat menjamin pemenuhan kebutuhannya.
C. Hipotesis Penelitian