Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal dalam mempersiapkan generasi muda sebelum menuju ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Maka dari itu pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal perlu merancang pembelajaran terpadu yang berorientasi pada karakter dan budaya bangsa. Pendidikan karakter dinilai dapat meningkatkan pembelajaran karena pendidikan karakter sejatinya mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan akademik yang berwawasan untuk membentuk karakter diri peserta didik berdasarkan budaya. Pendidikan Kewarganegaraan PKn sebagai salah satu bidang mata pelajaran di sekolah dasar mempunyai tujuan yang sesuai dengan arah tujuan pendidikan. Salah satu tujuan dari PKn adalah untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada karekter budaya bangsa Indonesia yang diharapkan membentuk perilaku kehidupan peserta didik sebagai individu maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari pengertian tersebut, maka cukup memberikan alasan bahwa PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk memberi konstribusi positif dalam mewujudkan tujuan pendidikan serta membentuk karakter peserta didik berdasarkan budaya bangsa Indonesia. Mata pelajaran PKn yang sudah diberikan dari kelas bawah hingga kelas atas pun masih diberlakukan tentunya mengandung arti bahwa begitu pentingnya belajar PKn. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas, pasti menunjukkan reaksi atau sikap yang berbeda-beda antar siswa. Hal ini karena adanya perbedaan karakter antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Setiap siswa yang mengikuti pembelajaran PKn pasti mempunyai anggapan atau persepsi yang berbeda-beda mengenai mata pelajaran PKn. Persepsi siswa tersebut tentunya ada persepsi yang positif seperti anggapan bahwa pelajaran PKn itu menyenangkan karena materinya mudah dipahami atau persepsi yang negatif seperti anggapan bahwa materi PKn sangat banyak dan terkesan harus dihafal. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran PKn khususnya di sekolah dasar ditutut untuk lebih mengarah ke pembelajaran yang bermakna sehingga dapat membantu membangun persepsi positif dalam diri siswa serta mengarahkan siswa dalam bersikap. Untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn yang efektif dan efisien, tentunya juga diperlukan langkah-langkah dalam ketercapaiannya. Salah satu langkah yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran PKn adalah penggunaan model pembelajaran oleh guru. Problem Based Learning PBL sebagai salah satu model pembelajaran berusaha untuk mengarahkan siswa dalam menambah wawasan dan untuk mengarahkan siswa agar lebih dapat berpikir kritis, serta mengajak siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya mengenai masalah yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Siregar dan Nara 2007:119 menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Learning PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu. Dalam pengertian di atas, cukup menunjukkan bahwa model pembelajaran ini mengarahkan siswa agar aktif di dalam pembelajaran. Hal ini tentunya sangat mendukung diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar sesuai pendapat Trianto 2012:62 yang mengungkapkan bahwa pembelajaran akan lebih baik jika siswa terlibat aktif dalam belajar. Sehingga, dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi siswa maupun guru dalam pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 4 siswa kelas II SDN Plaosan 1, peneliti memperoleh keterangan bahwa antar siswa yang satu dengan siswa yang lain mempunyai pendapat-pendapat yang berbeda mengenai mata pelajaran PKn. Namun, pendapat dari siswa tersebut cenderung mengarah pada persepsi yang negatif. Siswa mempunyai persepsi yang negatif mengenai materi, media, dan sarana pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran dan interaksi terhadap model pembelajaran. Permasalahan yang berikutnya adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti juga melakukan observasi pembelajaran pada saat guru kelas mengajar mata pelajaran PKn. Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat bahwa siswa di kelas tersebut menunjukkan pola-pola perilaku atau sikap yang berbeda-beda. Misalnya, saat guru menerangkan materi ada siswa yang hanya diam saja, ada yang aktif selalu bertanya, ada yang acuh juga, dan lain-lain. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas terkait mata pelajaran PKn yang selama ini dilakukan di kelas tersebut. Guru kelas mengungkapkan bahwa model pembelajaran yang digunakan cenderung menggunakan yang konvensional. Hal ini karena berdasarkan pengalaman dari guru kelas tersebut yang pernah menggunakan model-model pembelajaran lainnya namun dirasa siswa malah kurang aktif dan kurang antusias dalam belajar PKn. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai persepsi siswa. Persepsi siswa tersebut akan dilihat hubungannya dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL yaitu pada materi gotong royong. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian korelatif dengan mengangkat judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SDN PLAOSAN 1”. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini hanya terbatas meneliti hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran model PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD N Plaosan 1 pada tahun ajaran 20162017. Pembelajaran PKn kelas II semester I iini dibatasi pada Standar Kompetensi 1 yaitu membiasakan hidup bergotong royong. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Rumusan Masalah