Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi seseorang.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal individu dan faktor
eksternal individu. Faktor internal individu meliputi perhatian yang selektif, nilai-nilai dan kebutuhan individu, dan pengalaman terdahulu individu.
Faktor eksternal meliputi faktor sasaran atau jenis rangsangan dan faktor situasi rangsangan. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi dari setiap
individu berbeda-beda.
2.1.1.3 Indikator Persepsi
Menurut Robbin 2003: 124-130, indikator-indikator persepsi ada dua
macam, yaitu:
a. Penerimaan Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap
fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.
b. Evaluasi Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian
dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang membosankan dan
sulit. Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan menyenangkan.
Menurut Hamka 2002: 101-106, indikator persepsi ada dua macam, yaitu:
a. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses
analisis, diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil
analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.
Berdasarkan indikator-indikator persepsi dari para ahli diatas, peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka 2002:101-106 sebagai
indikator yang digunakan dalam penyusunan kuesioner yaitu menyerap dan mengerti.
2.1.1.4 Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Hamka 2002:81, proses terjadinya persepsi melalui tahap -tahap
sebagai berikut:
1 Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus
objek oleh panca indera.
2 Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, yaitu proses diteruskannya stimulus atau objek yang telah diterima alat
indera melalui syaraf-syaraf sensoris ke otak.
3 Tahap ketiga merupakan proses yang dikenal dengan nama proses psikologis, yaitu proses dalam otak, sehingga individu mengerti ,
menyadari, menafsirkan dan menilai objek tersebut.
4 Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan, gambaran atau kesan. 2.1.2
Sikap 2.1.2.1
Pengertian Sikap
Sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap pada seseorang
akan memberikan
corak perilaku terhadap orang yang
bersangkutan. Menurut Azwar 1998:9, sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berupa respon positif maupun respon negatif, sedangkan
Backman dan Secord dalam Azwar, 2015:5 mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan afeksi, pemikiran kognisi dan
predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar. Pernyataan-pernyataan diatas sejalan dengan Berkowitz dalam
Kartika Budi, 2001:49, yang menyatakan bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif terhadap suatu rangsangan berupa informasi, objek, gejala,
atau peristiwa yang dialami. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2.1.2.2 Karakteristik Sikap