4 Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya Guru
membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan kelompoknya.
5 Menganalisa
dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi
terhadap penyelidikan
mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.
2.1.3.3 Manfaat Problem Based Learning
Problem Based Learning PBL merupakan model pembelajaran yang
dirancang untuk
mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektual. Adapaun pendapat
Uden dan
Beaumont dalam
Suprihatiningrum, 2013:222
yang mengungkapkan beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang
belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning PBL, yaitu:
1 Mampu mengingat dengan lebih baikinformasi dan pengetahuan 2 Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
keterampilan komunikasi 3 Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi
4 Menikmati belajar 5 Meningkatkan motivasi
2.1.3.4 Kelebihan Problem Based Learning
Sebagai suatu model pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah
dinilai memiliki beberapa kelebihan Abbudin, 2011:250, di antaranya:
1 Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2 Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat
menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak. 3 Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai aspek.
2.1.3.5 Kelemahan Problem Based Learning
Sebagai sebuah model pembelajaran, selain memiliki kelebihan, PBL juga memiliki kekurangan. Menurut Abbudin 2011:250, kelemahan PBL
antara lain:
1 Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan tingkat kemampuan berpikir pada para siswa 2 Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan
penggunaan metode konvensional. 3 Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari
yang semula belajar mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data,
menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan PKn
2.1.4.1 Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disingkat dengan PKn adalah materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari
segi agama, sosio-kultura, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter Depdiknas
dalam Aryani
2010:39. Sedangkan
menurut Winataputra
dalam Winarno,2013:7
mendefinisikan pendidikan
kewarganegaraan sebagai
suatu bidang kajian yang memiliki objek telaah kebijakan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu yang relevan, yang secara
koheren diorganisasikan
dalam bentuk program kurikuler
kewarganegaraan, aktivitas sosial-kultural kewarganegaraan dan kajian ilmiah
kewaganegaraan. Sedangkan
Waite dalam
Erwin, 2011:2
menjelaskan bahwa PKn adalah ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusiadalam perkumpulan-perkumpulan yang
terorganisasi. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Kewarganegaraan merupakan cabang ilmu yang mengkaji
tentang hubungan antar manusia untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter.
2.1.4.2 Tujuan PKn