Determinasi Pengumpulan Bahan dan Pembuatan Serbuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi

Determinasi tanaman dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat BPTO Tawangmangu. Diidentifikasi di BPTO menurut acuan C. A. Backer 1968. Identifikasi tanaman ini bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah binahong Anredera cordifolia Tenore Steen. Dari hasil determinasi tersebut, tanaman binahong yang digunakan dalam penelitian ini diketahui memiliki nama ilmiah Anredera cordifolia Tenore Steen Lampiran 1 dan lampiran 2. Bagian tanaman yang digunakan yaitu umbinya. Menurut Tjitrosoepomo 1985, umbi merupakan metamorfosis penjelmaan, perubahan bentuk dari batang dan akar. Umbi biasanya merupakan suatu bagian yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan, dapat merupakan metamorfosis dari batang, dapat pula merupakan metamorfosis dari akar. Dalam penelitian ini umbi yang dimaksud adalah umbi batang yaitu metamorfosis dari batang.

B. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan Serbuk

Umbi binahong yang digunakan diperoleh dari BPTO Tawangmangu. Umbi yang diperoleh, merupakan umbi yang sudah dikeringkan. Tujuan dari pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Pengeringan bahan dilakukan untuk mengurangi kadar air dari bahan. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, dengan demikian pengeringan dapat mencegah terjadinya pembusukan. Selain itu, juga dapat untuk menghentikan reaksi-reaksi enzimatik yang terjadi pada bahan tersebut. Penyerbukan dilakukan dengan menggunakan blender. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel bahan dan meningkatnya luas permukaan bahan. Dengan meningkatnya luas permukaan bahan, maka kontak antara cairan penyari dengan bahan semakin besar, sehingga serbuk akan semakin mudah terbasahi oleh penyari. Dengan demikian diharapkan penyarian akan lebih efektif dan mempermudah penarikan senyawa dari serbuk oleh penyari. Serbuk yang diperoleh kemudian diayak dengan ayakan nomor 1250. Nomor pengayak menunjukkan jumlah lubang tiap-tiap 2,54 cm, dihitung searah dengan panjang kawat. Jadi derajat halus serbuk dengan pengayak nomor 1250 adalah 4,719,7. Hasil ini mendekati derajat halus serbuk simplisia pada umumnya yaitu 418. Derajat halus serbuk dapat dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40 melalui pengayak nomor tertinggi Anief, 2000. Dalam hal ini, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak nomor 12 dan tidak lebih dari 40 dapat melalui pengayak nomor 50.

C. Pembuatan Ekstrak Etanol dengan Metode Maserasi

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (VCO/virgin coconut oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619

9 76 70

Uji potensi antifungi ekstrak etanol rimpang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Trichohyton meniagrophyies dan Trichophyton rubrum

7 32 83

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji antioksidan dan antibakteri ekstrak air bunga kecombrang (edigera elatior) sebagai pangan fungsional terhadap staphylococcus aureus dan escherichia coli

0 45 83

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922

8 60 79

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus

0 0 6

FORMULASI KRIM EKSTRAK TOMAT (Solanumlycopersicum) dan UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 FORMULATION CREAM OF EXTRACT TOMATO FRUIT (Solanumlycopersicum) And ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST FOR Staphylococcus aureus ATCC 25

0 0 9