Staphylococcus aureus Pseudomonas aeruginosa

2. Sterilisasi dengan penyaringan Sterilisasi ini digunakan untuk bahan-bahan yang sangat peka terhadap pemanasan serum, antibiotika, toksin atau bahan yang relatif tidak tahan terhadap pemanasan tinggi medium yang mengandung senyawa gula. Untuk keperluan ini dibutuhkan alat filter atau saringan bakteri. 3. Sterilisasi dengan bahan kimia Bahan yang mudah rusak apabila disterilkan pada suhu tinggi, dapat disterilkan secara kimia dengan menggunakan gas radiasi. Bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi gas antara lain etilanoksida, asam parasetat, formaldehid, dan glutaraldehide alkalin Suriawinata, 1986. E. Bakteri uji

1. Staphylococcus aureus

S. aureus termasuk dalam familia Micrococcaceae adalah bakteri dengan sel-sel berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1µm dan tersusun dalam kelompok-kelompok tak beraturan. Pada biakan cairan tampak juga kokus tunggal, berpasangan, atau berbentuk rantai. Kokus muda bersifat gram positif kuat, sedangkan pada biakan yang lebih tua, banyak sel menjadi gram negatif. S aureus tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Oleh obat-obatan seperti penisilin S. aureus dilisiskan. S. aureus tumbuh paling cepat pada suhu 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37ºC. S. aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas Jawetz, et al, 1996. Bakteri ini menyebabkan penyakit pada hampir semua jaringan tubuh yang terutama adalah abses. S. aureus merupakan flora normal pada rongga hidung bagian depan, perineum, saluran pencernaan, atau kulit Jawetz, et al, 1996.

2. Pseudomonas aeruginosa

P. aeruginosa termasuk dalam familia Pseudomonadaceae berbentuk batang, bergerak, dan merupakan bakteri gram negatif aerob yang menghasilkan pigmen yang larut dalam air dan berdifusi melalui pembenihan buatan, tidak meragikan laktosa, dan membentuk koloni bulat halus dengan berfloresensi kehijau-hijauan dan bau aromatis Jawetz, et al, 1996. P. aeruginosa menyebabkan infeksi pada luka kulit seperti luka bakar, dan membentuk nanah yang berwarna biru hijau, meningitis. Bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran kemih atau saluran pernafasan Jawetz, et al, 1996. F. Amoksisilin Amoksisilin merupakan suatu antibiotik golongan beta laktam derivat penisilin dengan spektrum luas. Amoksisilin mempunyai aktivitas bekterisida terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif dengan mekanisme menghambat pembentukan atau sintesis dinding sel mikroba Surini, 2006. Amoksisilin ditemukan tahun 1972 merupakan antibiotik yang umum dipakai karena cukup manjur dalam membunuh bakteri Hendriyana, 2004. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Amoksisilin mempunyai aktivitas yang sama dengan ampisilin. Bedanya, amoksisilin diserap di gastro intestinal lebih efektif dibandingkan ampisilin. Ampisilin merupakan antibakteri yang mempunyai spektrum penghambatan yang lebih luas dibanding dengan penisilin. Ampisilin dapat menghambat tidak hanya pneumococci, meningococco, gonococci dan streptococci yang lain, tetapi juga dapat menghambat beberapa bakteri bacillus Harvey et all, 2003. Untuk masing-masing antibiotik dan jenis kumannya, mempunyai diameter yang berbeda-beda untuk dinilai sebagai antibiotik yang sensitif poten dalam terapi. Untuk Stapylococcus akan memberikan makna resisten terhadap ampisilin jika diameter zona hambat yang terjadi sama atau kurang dari 20 mm dan dinyatakan sensitif apabila diameter zona hambat yang terjadi lebih dari 29 mm. Sedangkan untuk Pseudomonas dikatakan resisten apabila diameter zona hambatnya kurang dari atau sama dengan 11 mm dan dikatakan sensitif apabila diameter zona hambatnya lebih dari 14 mm Anonim, 1993.

G. Metode Pengujian Potensi Antibakteri

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (VCO/virgin coconut oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619

9 76 70

Uji potensi antifungi ekstrak etanol rimpang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Trichohyton meniagrophyies dan Trichophyton rubrum

7 32 83

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji antioksidan dan antibakteri ekstrak air bunga kecombrang (edigera elatior) sebagai pangan fungsional terhadap staphylococcus aureus dan escherichia coli

0 45 83

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922

8 60 79

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus

0 0 6

FORMULASI KRIM EKSTRAK TOMAT (Solanumlycopersicum) dan UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 FORMULATION CREAM OF EXTRACT TOMATO FRUIT (Solanumlycopersicum) And ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST FOR Staphylococcus aureus ATCC 25

0 0 9