Pembuatan Serbuk Pembuatan ekstrak etanol dengan metode maserasi Skrining Fitokimia

2. Pengumpulan bahan

Umbi binahong diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangangmangu. Umbi yang diperoleh berupa umbi batang yang sudah dikeringkan.

3. Pembuatan Serbuk

Pembuatan serbuk dilakukan dengan menggunakan blender. Kemudian serbuk yang telah diperoleh, diayak dengan menggunakan pengayak 1250, sehingga diperoleh serbuk dengan derajad halus yang homogen.

4. Pembuatan ekstrak etanol dengan metode maserasi

Sebanyak 175 g serbuk umbi binahong, diletakkan ke dalam 7 erlenmeyer terpisah, kemudian direndam dengan 187,5 ml pada tiap erlenmeyer selama 3 hari serbuk : cairan penyari = 10:75 dan cairan penyari diganti setiap hari dengan jumlah yang sama. Proses perendaman juga disertai dengan penggojogan dengan shaker. Setelah itu, hasil maserasi maserat disaring dan kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Untuk menghilangkan seluruh pelarut yang masih terdapat di dalam ekstrak, hasil penguapan dari rotary evaporator diuapkan kembali di atas waterbath. Hasil penyaringan ditempatkan dalam cawan porselin yang telah ditara sebelumnya.

5. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia meliputi uji tabung dan uji KLT. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Uji Tabung

Uji tabung serbuk umbi binahong meliputi uji pendahuluan, uji alkaloida, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin, uji kardenolida, dan uji saponin. 1 Uji pendahuluan Serbuk tumbuhan 2g ditambah air 10 ml, dipanaskan selama 30 menit di atas air mendidih. Larutan disaring menggunakan kapas. Lalu ditambahkan larutan kalium hidroksida beberapa tetes. 2 Uji alkaloida Serbuk tumbuhan 2g dipanaskan dalam tabung reaksi besar dengan asam klorida 1 10ml selama 30 menit dalam penangas air mendidih. Suspensi disaring dengan kapas ke dalam tabung reaksi A1 dan tabung reaksi A2 sama banyak. Larutan A1 ditambah pereaksi Dragendorf 3 tetes dan larutan A2 ditambah pereaksi mayer 3 tetes. 3 Uji antrakinon Serbuk tumbuhan 300 mg dididihkan selama 2 menit dengan kalium hidroksida 0,5 N 10 ml dan larutan hidrogen peroksida 1 ml. Setelah dingin, suspensi disaring melalui kapas. Filtrat 5 ml ditambah asam asetat glacial 10 tetes sampai pH 5, lalu ditambahkan toluene 10 ml. Lapisan atas 5 ml dipisahkan dengan pipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambah kalium hidroksida 0,5 N. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Uji polifenol Serbuk tumbuhan 2 g dipanaskan dengan air 10 ml selama 10 menit dalam penangas air mendidih. Disaring panas-panas, setelah dingin ditambah 3 tetes pereaksi besi III klorida. 5 Uji tanin zat samak Serbuk tumbuhan 2 g dipanaskan dengan air 10 ml selama 30 menit di atas tangas air. Disaring, filtrat 5 ml ditambahkan larutan natrium klorida 2 1 ml, bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui kertas saring, kemudian filtrat ditambahkan 5ml larutan gelatin 1 6 Uji saponin a Tambahkan air 10 ml ke dalam tabung reaksi yang berisi serbuk tumbuhan 100 mg, tutup dan kocok kuat-kuat selama 30 detik. Biarkan tabung dalam kondisi tegak selama 30 menit. b Uji lain dilakukan dengan menggunakan pipa kapiler diameter 1 mm, panjang 12,5 cm. Larutan hasil pemanasan serbuk tumbuhan 2 g dengan air 10 ml selama 30 menit di atas tangas air, setelah disaring, filtrat dimasukkan ke dalam pipa kapiler penuh-penuh. Kapiler diletakkan dalam posisi tegak vertikal, kemudian cairan dibiarkan mengalir bebas. Sebagai pembanding, dikerjakan hal serupa untuk air suling. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Uji kualitatif secara Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Umbi

Binahong a. Pembuatan Larutan Uji untuk KLT dari Ekstrak Etanol Umbi Binahong Ekstrak etanol umbi binahong yang digunakan untuk uji KLT adalah ekstrak etanol dengan konsentrasi 10. Pembuatannya dilakukan dengan cara ekstrak etanol umbi binahong ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian dilarutkan dengan 5 ml etanol p.a 70.

b. Pembuatan Fase Diam

Fase diam yang digunakan dalam uji KLT untuk senyawa saponin, alkaloid, tanin dan senyawa fenolik adalah silika gel GF 254 sedangkan untuk flavonoid digunakan selulosa. Fase diam selulosa yang digunakan merupakan selulosa p.a, yang berupa lembaran kertas mika yang dilapisi dengan selulosa. Untuk silika gel GF 254 , dibuat dengan perhitungan : dibutuhkan 1,5 g silika gel GF untuk tiap lempeng. Jadi penimbangan silika gel GF disesuaikan dengan jumlah lempeng yang akan dibuat. Kemudian serbuk silika gel yang sudah ditimbang tersebut, dilarutkan dengan 3 ml aquadest untuk tiap gramnya jumlah aquadest yang digunakan juga menyesuaikan serbuk silika gel GF yang ditimbang.

c. Penjenuhan Fase Gerak di dalam Bejana

Bejana kromatografi yang akan digunakan, dilapisi dengan kertas saring yang telah dipotong dengan ukuran yang sesuai di bagian dalamnya. Fase gerak yang digunakan dimasukkan ke dalam bejana. Kemudian bejana ditutup rapat dan dibiarkan hingga seluruh isi bejana jenuh dengan uap fase gerak yang ditandai dengan seluruh permukaan kertas saring pada dinding bagian dalam bejana telah terbasahi oleh fase gerak. 1 Uji KLT flavonoid Fase diam yang digunakan yaitu selulosa dan fase gerak yang digunakan adalah butanol: asam asetat : air 4:1:5. Pembanding yang digunakan adalah rutin. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi dengan UV 254 nm, UV 365 nm dan dengan uap amonia. 2 Uji KLT alkaloid Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak yang digunakan adalah etil asetat: methanol: air 70:20:10. Sebagai pembanding digunakan skopolamin. Sampel dan pembanding ditotolkan bersama-sama pada lempeng KLT, kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi dibawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm, kemudian dideteksi dengan pereaksi semprot Dragendorff 3 Uji KLT senyawa fenolik Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang digunakan adalah toluene: etil asetat: metanol 70:20:10. Pembanding yang digunakan yaitu Eugenol. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT, kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm dan dikeringkan. Deteksi dilakukan dibawah sinar UV 254 nm dan pereaksi semprot FeCl 3 . 4 Uji KLT tanin Uji KLT tanin menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak etil asetat : metanol : air 100 : 13,5 : 10. Sampel dan pembanding yang berupa asam tanat 1 ditotolkan pada lempeng KLT kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi dengan UV 254 nm, UV 365 nm dan FeCl 3 . 5 Uji KLT saponin Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 . Fase gerak yang digunakan adalah toluen : etil asetat 93 : 7. Ekstrak etanol umbi binahong 10 dan pembanding yaitu Glycyrrhiza Radix 1 ditotolkan pada lempeng silika gel GF 254 menggunakan mikropipet berukuran 5µl, kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah elusi selesai, bercak dideteksi dengan pereaksi anisaldehid - asam sulfat dan diamati secara visibel.

6. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol umbi binahong terhadap

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (VCO/virgin coconut oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619

9 76 70

Uji potensi antifungi ekstrak etanol rimpang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Trichohyton meniagrophyies dan Trichophyton rubrum

7 32 83

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji antioksidan dan antibakteri ekstrak air bunga kecombrang (edigera elatior) sebagai pangan fungsional terhadap staphylococcus aureus dan escherichia coli

0 45 83

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922

8 60 79

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus

0 0 6

FORMULASI KRIM EKSTRAK TOMAT (Solanumlycopersicum) dan UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 FORMULATION CREAM OF EXTRACT TOMATO FRUIT (Solanumlycopersicum) And ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST FOR Staphylococcus aureus ATCC 25

0 0 9