Manfaat teh Reaksi radikal hidroksil dengan polifenol dalam teh

c. Substansi penyebab aroma. Munculnya aroma pada teh hitam langsung atau tidak langsung selalu dihubungkan dengan terjadinya oksidasi senyawa catechin. Substansi penyebab aroma teh digolongkan menjadi empat yaitu fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, dan fraksi netral bebas karbonil. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa aroma teh berasal dari penguraian protein, oksidasi karotenoid menjadi senyawa yang mudah menguap atau karena adanya minyak essensial dalam teh Syah, 2006. d. Kandungan enzim. Enzim yang terkandung dalam daun teh adalah invertase, amilase, β-glukosidase, oksimetilase, protease, dan peroksidase. Enzim lain yang tidak penting dalam proses kehidupan tanaman namun penting dalam proses pengolahan teh adalah polifenol oksidase Syah, 2006.

3. Manfaat teh

Teh mempunyai banyak manfaat pada kesehatan, diantaranya antioksidan, menghambat oksidasi LDL Low Density Lipoprotein, mereduksi kolesterol, antitrombosis, antimikroba, antivirus, memberikan perlindungan terhadap kanker, menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar gula darah, mempertahankan berat tubuh ideal, dan mengurangi stress Hartoyo, 2003.

4. Reaksi radikal hidroksil dengan polifenol dalam teh

Potensi teh sebagai antioksidan disebabkan oleh adanya senyawa polifenol yang merupakan senyawa flavonoid subgolongan flavan-3-ol dan flavonol. Senyawa tersebut mampu menangkap radikal bebas karena gugus hidroksi fenolik yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat dalam strukturnya. Reaksi antara gugus tersebut dengan radikal bebas akan membentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik Cuvelier et al., 1994. Tabel berikut menyajikan karakteristik dari struktur flavonoid yang turut menentukan aktivitas flavonoid sebagai penangkap radikal bebas yang efektif Middleton et al., 2000. Gambaran gugus-gugus yang tercantum pada tabel V disajikan pada gambar 4. Menurut Ami ć et al. 2003, setelah melakukan analisis hubungan struktur-aktivitas penangkapan radikal, diindikasikan bahwa flavonoid yang memiliki gugus catechol pada cincin B dan atau gugus hidroksi pada C3 memiliki aktivitas penangkapan radikal yang tinggi. Mekanisme reaksi flavonoid dalam teh dengan suatu radikal bebas, misalnya radikal hidroksil, ditunjukkan pada gambar 5. Tabel V. Karakteristik struktur flavonoid untuk aktivitas penangkapan radikal yang efektif Middleton et al., 2000 • Gugus catechol O-dihidroksi pada cincin B, memberikan kemampuan penangkapan yang besar. • Gugus pyrogallol Trihidroksi pada cincin B, memberikan aktivitas yang lebih tinggi lagi, seperti pada myricetin. Ikatan rangkap C2-C3 pada cincin C memperlihatkan peningkatan aktivitas penangkapan karena memberikan stabilitas pada radikal fenoksi yang dihasilkan. • 4-oxo gugus keton pada posisi 4 di cincin C, bila berhubungan dengan ikatan rangkap pada C2-C3 maka aktivitas penangkapan akan meningkat dengan cara delokalisasi elektron dari cincin B. • Gugus 3-OH pada cincin C menghasilkan penangkapan yang sangat besar. Kombinasi ikatan rangkap pada C2-C3 dan 4-oxo memperlihatkan kombinasi terbaik di atas gugus catechol. • Gugus 5-OH dan 7-OH juga menambah potensi penangkapan pada beberapa kasus. HO O OH OH OH OH Epicatechin B C A OH O OH HO O OH OH OH A C B Myricetin 1 2 3 4 5 6 7 8 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 2 3 4 5 6 = gugus catechol = gugus pyrogallol = gugus 4-oxo = gugus 3-OH = gugus 5-OH, 7-OH = kombinasi gugus 4-oxo dan ikatan rangkap C2-C3 Gambar 4. Gambaran gugus-gugus pada flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal bebas Middleton et al., 2000 O OH O -H 2 O -H 2 O H OH O OH O OH O O OH H O O OH O O Gambar 5. Mekanisme reaksi antara gugus catechol dengan radikal hidroksil

D. Metode Deteksi Radikal Hidroksil