D. Metode Deteksi Radikal Hidroksil
Metode dan prinsip deteksi radikal hidroksil dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Metode dan prinsip deteksi radikal hidroksil Bors et al., 1979; Halliwell and
Gutteridge, 1999 Metode
Prinsip Metode
Pemucatan p-nitrosodimetilanilin
p-NDA p-nitrosodimetilanilin bereaksi cepat dengan
radikal hidroksil tetapi tidak bereaksi dengan O
2
˙
¯ atau singlet O
2
. Reaksi ini akan diikuti pemucatan warna kuning.
Metode deoksiribosa Reaksi antara radikal hidroksil dengan
deoksiribosa menghasilkan MDA, lalu dipanaskan dengan asam tiobarbiturat pada
pH rendah, akan menghasilkan warna merah muda.
Metode triptofan Reaksi antara radikal hidroksil dengan
triptofan akan menghasilkan satu set produk yang khas.
Metode dimetilsulfoksida DMSO
Radikal hidroksil bereaksi dengan dimetilsulfoksida DMSO menghasilkan
antara lain gas metana yang dideteksi dengan Gas Liquid Chromatography atau
formaldehid yang dideteksi secara kolorimetri.
E. Metode Deoksiribosa
Deoksiribosa 2-deoksi-D-ribosa merupakan gula yang mempunyai lima atom karbon yang merupakan turunan dari suatu gula pentosa yaitu ribosa. Gula ini
merupakan bagian dari DNA. Gambar struktur deoksiribosa disajikan pada gambar 6.
Gambar 6. Struktur deoksiribosa
Beberapa produk degradasi deoksiribosa, saat dipanaskan pada pH rendah terdekomposisi menjadi malondialdehid MDA, yang dapat dideteksi dengan
penambahan asam tiobarbiturat TBA menghasilkan kromogen MDA-TBA yang berwarna merah muda. Pembentukan MDA dari deoksiribosa menjadi dasar uji
penangkapan radikal hidroksil uji deoksiribosa Halliwell dan Gutteridge, 1999. Proses degradasi deoksiribosa oleh radikal hidroksil terjadi melalui
beberapa tahap. Tahap-tahap ini terjadi pada saat campuran reaksi yang terdiri dari reagen Fenton FeCl
3
, EDTA, H
2
O
2
, vitamin C dan deoksiribosa diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit. Tahap-tahap reaksi tersebut adalah reaksi pembentukan
radikal hidroksil dari reaksi Fenton dan degradasi deoksiribosa oleh radikal hidroksil Halliwell dan Gutteridge, 1999.
Tahap I. Reaksi pembentukan radikal hidroksil. Radikal hidroksil dihasilkan melalui reaksi Fenton. Dalam reaksi Fenton, vitamin C berfungsi sebagai reduktor
yang mempercepat proses reduksi Fe
3+
menjadi Fe
2+
. Semakin cepat Fe
3+
direduksi menjadi Fe
2+
maka semakin cepat pembentukan radikal hidroksil karena Fe
2+
akan bereaksi dengan H
2
O
2
dan menghasilkan radikal hidroksil
•
OH. Penambahan suatu ligan EDTA pada besi dapat meningkatkan konstante kecepatan reaksi antara Fe
2+
dengan H
2
O
2
. Reaksinya adalah sebagai berikut : Fe
3+
EDTA + Asam Askorbat Fe
2+
EDTA + Asam Dehidro Askorbat Fe
2+
EDTA + H
2
O
2
Fe
3+
EDTA +
-
OH +
•
OH Tahap II. Degradasi deoksiribosa. Radikal hidroksil akan menyerang
deoksiribosa dan mendegradasinya menjadi fragmen-fragmen. Semua posisi pada struktur gula deoksiribosa memungkinkan untuk diserang oleh radikal hidroksil
membentuk radikal deoksiribosa melalui reaksi abstraksi hidrogen gambar 7 yang dengan adanya O
2
akan diubah secara cepat menjadi radikal gula peroksil gambar 8. Selanjutnya terjadi serangkaian reaksi yaitu disproporsionasi, penataan ulang,
eliminasi air, dan pemecahan ikatan C–C menghasilkan produk karbonil yag bervariasi. Konstante kecepatan reaksi orde dua dari reaksi antara radikal hidroksil
dengan gula deoksiribosa pada pH 7,4 adalah 3,1 x 10
9
M
-1
s
-1
Halliwell dan Gutteridge, 1999. Beberapa produk degradasi deoksiribosa, saat dipanaskan pada
pH rendah akan terdekomposisi menjadi MDA gambar 9 Halliwell dan Gutteridge, 1999.
O O
H
2
C HO
HO H
H +
HO OH
H
2
O _
O O
H
2
C
HO H
Deoksiribosa
Gambar 7. Reaksi penyerangan radikal hidroksil pada deoksiribosa Halliwell dan Gutteridge, 1999
O O
H
2
C HO
HO H
O O
O O
H
2
C HO
HO H
OO +
Radikal Gula Peroksil
Gambar 8. Reaksi pembentukan radikal gula peroksil Halliwell danGutteridge, 1999.
O O
H H
Gambar 9. Struktur MDA
F. Penyarian