Pemilihan Sampel Ekstrak Etanol Teh Hijau dan Teh Hitam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan berupa produk teh hijau dan teh hitam yang sudah dikemas dan dipasarkan dengan merk X. Produk teh hijau atau teh hitam yang dipilih merupakan produk yang berasal dari satu pabrik dengan nomor batch yang sama dan tanggal kadaluarsa yang sama. Diasumsikan produk yang terpilih memiliki kemiripan dalam hal jenis teh yang ditanam, lokasi dan iklim tempat tumbuh, dan cara pengolahan teh sehingga dapat meminimalkan variasi hasil penelitian. Jumlah produksi pabrik yang memproduksi teh tersebut tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, ditetapkan jumlah populasi sampel penelitian yaitu 100 bungkus teh untuk masing-masing teh hijau dan teh hitam. Ukuran sampel ditentukan dengan tabel Krejcie. Menurut tabel Krejcie, penentuan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5 sehingga jumlah sampel yang diambil memiliki taraf kepercayaan 95 terhadap populasi. Dari tabel tersebut, bila jumlah populasi 100 maka jumlah sampel 80 Sugiyono, 1998. Pemilihan sampel didasarkan pada teknik sampling jenis teknik random sampling menggunakan cara randomisasi dari tabel bilangan random De Muth, 1999. Teknik ini memungkinkan semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara randomisasi dari tabel bilangan random memiliki 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelebihan yaitu prosedurnya sangat sederhana dan dapat menghindari dari kemungkinan penyelewengan Hadi, 1980. Caranya yaitu sebanyak 100 bungkus masing-masing jenis teh diberi nomor 001 sampai dengan 100 kemudian dipilih nomor secara random melalui tabel bilangan random hingga didapatkan 80 bungkus untuk masing-masing jenis teh.

B. Ekstrak Etanol Teh Hijau dan Teh Hitam

Pembuatan serbuk bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel simplisia sehingga permukaan simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas Anonim, 1986. Luas permukaan yang lebih besar akan mengoptimalkan pembasahan serbuk simplisia oleh cairan penyari sehingga hasil penyarian juga optimal. Berdasarkan Materia Medika Indonesia Edisi I, kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk dengan derajat halus 418. Derajat halus dinyatakan dengan nomor pengayak. Derajat halus yang dinyatakan dengan 2 nomor 418 mempunyai pengertian semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah 4 dan tidak lebih dari 40 melalui pengayak dengan nomor tertinggi 18. Jenis pengayak yang digunakan dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap cm dihitung searah panjang kawat. Penentuan jenis ayakan, yang dinyatakan dengan nomor mesh, dilakukan melalui konversi angka derajat halus yaitu mengkalikan 418 dengan 2,54 1 inchi. Hasil konversi menunjukkan nomor mesh yang digunakan adalah 1045 namun karena terbatasnya ketersediaan alat maka digunakan ayakan dengan nomor mesh 1250. Penggunaan nomor mesh yang berbeda ini tidak memberikan pengaruh yang berarti pada hasil penyarian karena meskipun serbuk lebih halus namun serbuk tidak masuk ke dalam maserat pada saat proses penyaringan ampas. Serbuk yang diambil adalah serbuk yang dapat melalui ayakan dengan nomor mesh 12 dan serbuk yang tidak lebih dari 40nya melewati ayakan dengan nomor mesh 50. Produk teh yang digunakan sudah dalam bentuk sediaan yang kering. Pada sediaan ini, lapisan air pada dinding sel yang terdiri dari selulosa sudah menguap sehingga terjadi pengerutan sel. Pengerutan akan menyebabkan timbulnya pori-pori yang terisi oleh udara. Saat serbuk dibasahi oleh cairan penyari, cairan akan mengelilingi selulosa sehingga serbuk mengalami pembengkakan kembali Anonim, 1986. Proses perendaman serbuk bertujuan memberikan kesempatan kepada cairan penyari memasuki seluruh pori-pori dalam serbuk sehingga proses penyarian menjadi lebih sempurna. Penyarian dilakukan dengan metode remaserasi. Penyari yang digunakan adalah etanol dengan konsentrasi 70 dengan pertimbangan kombinasi etanol dan air mempunyai sifat polar yang diharapkan mampu melarutkan senyawa polar maupun yang semi polar. Senyawa polifenol merupakan senyawa yang cenderung bersifat polar karena mengandung banyak gugus hidroksil sehingga diharapkan senyawa polifenol dalam teh hijau dan teh hitam dapat terekstraksi ke dalam pelarut etanol. Dengan proses remaserasi hingga diperoleh maserat jernih, diharapkan senyawa polifenol tersari optimal. Proses pemekatan bertujuan menghilangkan cairan penyari hingga didapatkan ekstrak dengan konsentrasi tertentu. Ekstrak etanol teh hijau maupun teh hitam diuapkan pelarutnya hingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menjadi ekstrak kering. Jumlah ekstrak etanol yang diperoleh adalah 108,39 g ekstrak etanol teh hijau dengan rendemen sebesar 36,13 dan 88,59 g ekstrak etanol teh hitam dengan rendemen sebesar 29,53.

C. Optimasi Metode