terjadi bersama-sama pada bentuk jerawat yang lebih berat disebut nodulokista Anonim, 2005a.
Gambar 3. Tingkatan jerawat A folikel normal; B komedo terbuka blackhead; C komedo tertutup whitehead; D papula; E pustula
Russel, 2000.
Tabel I. Tingkatan keparahan jerawat Billow, 2004
Kelasgolongan jerawat
Deskripsi kualitatif Deskripsi kuantitatif
I Jerawat komedonal
Hanya komedo, berjumlah 10 buah pada wajah, tidak terdapat pada
bagian tubuh, tanpa jaringan parut; hanya lesi noninflamasi
II Jerawat papula
Jumlah 10-25 buah papula pada wajah dan bagian tubuh, terdapat
jaringan parut yang ringan; diameter inflamasi lesi 5 mm
III Jerawat pustula
Pustula lebih dari 25 buah, jaringan parut sedikit parah; ukurannya mirip
papula tetapi lebih terlihat mata
IV Jerawat pustulokista
berat atau menetap Nodula atau kista, parut luas;
diameter inflamasi lesi 5 mm -
Jerawat kista berat Nodula atau kista yang luas
6. Sasaran terapi
Sasaran terapi jerawat Anonim, 2006 adalah: a.
peningkatan produksi sebum b.
perkembangbiakan bakteri penyebab jerawat P. acnes c.
inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Tujuan terapi
Tujuan terapi jerawat Anonim, 2006 adalah: a.
menurunkan produksi sebum b.
mencegah perkembangbiakan P. acnes c.
mengurangi inflamasi d.
menyembuhkan lesi dan mencegah pembentukan lesi yang baru e.
mencegah terbentuknya jaringan parut
8. Strategi terapi
a. Terapi nonfarmakologi
Untuk membuka atau membersihkan pori-pori tidak memerlukan penggosokan wajah dengan scrub yang kasar atau mencuci muka terlalu
sering. Membersihkan wajah dengan sabun dan air akan mempengaruhi sebum dan bakteri pada permukaan kulit serta memberikan sedikit pengaruh
pada folikel dan pengobatan jerawat. Penggunaan pembersih yang tidak menyebabkan kulit kering sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
iritasi dan kekeringan kulit selama pengobatan jerawat Dipiro, 1997. b.
Terapi farmakologi Zat aktif yang digunakan pada produk antijerawat topikal tanpa resep
menurut Billow 2004 adalah: 1
benzoil peroksida Benzoil peroksida biasanya tersedia dengan konsentrasi 2,5, 5,
dan 10 dengan bermacam-macam bentuk sediaan seperti lotion, gel, krim, pembersih, masker, dan sabun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Potensial oksidasi benzoil peroksida menambah aktivitas bakteriostatik dan bakterisidal dan menekan populasi lokal P. acnes. Efek
samping benzoil peroksida adalah iritasi, kulit kering, dan sensitif. 2
asam salisilat Asam salisilat merupakan agen komedolitik ringan yang tersedia
pada banyak produk jerawat tanpa resep dengan konsentrasi 0,5 - 2. Secara farmakologi, asam salisilat bersifat keratolitik. Asam salisilat
dikategorikan aman, efektif, dan memiliki keunggulan seperti benzoil peroksida dalam mencegah, menghilangkan komedo, dan lesi inflamasi
pada jerawat. 3
sulfur Sulfur bersifat keratolitik pada konsentrasi 3 - 10. Produk yang
mengandung sulfur diaplikasikan pada kulit 1 – 3 kali sehari. Kekurangan penggunaan sulfur terletak pada warna dan baunya.
Karakteristik tersebut harus benar-benar dipertimbangkan bila menggunakan sulfur sebagai pilihan terapi.
4 resorsinol dan resorsinol monoasetat
Meskipun resorsinol dan resorsinol monoasetat tidak dianggap manjur sebagai agen tunggal dalam pengobatan jerawat, keduanya
dianjurkan untuk digunakan pada konsentrasi 1 - 2. Menurut FDA, resorsinol dan resorsinol monoasetat dimasukkan pada kategori II
umumnya tidak diakui aman dan efektif atau indikasi tidak dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 kombinasi sulfur-resorsinol
Berdasarkan peraturan FDA, kombinasi sulfur 3 - 8 dan resorsinol 2 atau resorsinol monoasetat 3 dimasukkan pada kategori I
sebagai zat aktif untuk produk antijerawat tanpa resep. Sulfur dan resorsinol bersifat keratolitik.
Tabel II. Perbandingan obat jerawat topikal tanpa resep Billow, 2004
Zat aktif Faktor
pembanding Benzoil
peroksida Sulfur
Asam salisilat
Resorsinol resorsinol monoasetat
Bakterisidal Ya
- -
- Keratolitik
- Ya
Ya Bila dikombinasikan
dengan sulfur Komedolitik
- Ya
Ya -
Dosis 2,5 - 10
2 - 10 0,5 - 2
1 - 3 Penggunaan
1-2 kali sehari
1-3 kali sehari
Biasanya digunakan
sebagai pembersih,
kemudian dibilas
Biasanya dikombinasikan dengan sulfur
Efek samping
Memutihkan rambut
Warna, bau
Berpotensi sebagai
keratolitik pada
konsentrasi yang tinggi
Toksisitas sistemik bila diaplikasikan luas pada
bagian tubuh; mungkin terbentuk sisik berwarna
coklat pada individu berkulit gelap yang bersifat
reversibel
Kandungan zat aktif untuk produk antijerawat tanpa resep topikal menurut Food and Drug Administration
2002 adalah: a.
resorsinol 2 bila dikombinasi dengan sulfur b.
resorsinol monoasetat 3 bila dikombinasi dengan sulfur c.
asam salisilat 0,5 – 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. sulfur 3 – 10
e. sulfur 3 – 8 bila dikombinasi dengan resorsinol
Triklosan merupakan komponen aktif pada sejumlah produk antijerawat yang banyak digunakan pada sabun, krim, dan larutan dengan konsentrasi
mencapai 2 untuk disinfektan pada tangan, luka, disinfektan kulit sebelum operasi, dan injeksi. Triklosan juga terdapat pada beberapa sediaan untuk
pengobatan jerawat. Secara umum, triklosan digunakan pada produk rinse-off seperti sabun, pembersih muka, dan produk lain Klein, 2002. Kadar yang
diijinkan untuk penggunaan triklosan menurut FDA adalah 0,2 - 0,5 untuk produk leave on dan 0,3 - 1,0 untuk produk rinse off.
Menurut lampiran Keputusan BPOM RI nomor HK 00.05.4.1745, triklosan berfungsi sebagai pengawet dalam kosmetik dengan konsentrasi
maksimal 0,3. Triklosan mungkin digunakan untuk tujuan lain dalam sediaan kosmetik dengan konsentrasi yang berbeda. Resorsinol digunakan sebagai
pengoksidasi pewarna rambut dengan konsentrasi maksimal 5 dan konsentrasi maksimal 0,5 untuk lotio rambut serta sampo. Anonim, 2003a.
Tea tree oil Melaleuca alternafolia digunakan sebagai antiseptik topikal
yang lebih efektif dibandingkan fenol untuk infeksi kulit bakteri dan jamur, luka bakar ringan, dan jerawat. Konsentrasi terapetik tea tree oil dari konsentrasi
0,25 sampai dengan 0,5 dengan penggunaan 3 kali sehari Anonim, 2004. Pada penelitian yang membandingkan keefektifan tea tree oil gel dengan
benzoil peroksida lotion pada 119 orang yang mengalami jerawat ringan sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang, jumlah lesi noninflamasi dan inflamasi pada individu kedua kelompok tersebut berkurang dalam waktu 3 bulan. Dari 75 kelompok yang menggunakan
benzoil peroksida dan 44 kelompok yang menggunakan tea tree oil dilaporkan bahwa mereka mengalami efek samping berupa rasa pedih, gatal, panas, dan kulit
kering Anonim, 2001b.
9. Pencegahan jerawat