Evaluasi Kerasionalan Kadar Bahan Aktif pada Produk Antijerawat

3. Evaluasi Kerasionalan Kadar Bahan Aktif pada Produk Antijerawat

yang Tergolong Kosmetik, Obat Bebas, dan Obat Bebas Terbatas Kadar bahan aktif dalam produk antijerawat harus dibatasi sesuai dengan peraturan yang ada untuk menjamin keamanan produk dan untuk mencapai efek terapi yang diharapkan. Batasan kadar bahan aktif produk antijerawat mengacu pada batasan yang ditetapkan oleh BPOM untuk produk antijerawat yang tegolong kosmetik dan Billow 2004 untuk produk antijerawat yang tergolong obat bebas dan obat bebas terbatas. Produk antijerawat dinilai rasional bila kadar bahan aktif yang tercantum dalam kemasan sesuai dengan batasan kadar bahan aktif menurut BPOM dan Billow 2004. Di Indonesia, produk antijerawat yang aman harus mendapat izin edar dari Badan POM. Produk jerawat yang telah mendapat izin edar akan mendapat nomor registrasi yang harus dicantumkan pada produk. Tabel XI memperlihatkan kadar zat aktif yang dicantumkan dalam produk antijerawat dan kadar zat aktif menurut BPOM serta Billow 2004. Pada tabel XI, terdapat 8 produk antijerawat yang memiliki kadar zat aktif yang tidak sesuai dengan batasan kadar zat aktif yang ditetapkan oleh BPOM. Produk antijerawat tersebut bermerk D, E, F, G, H, I, L, dan M karena menggunakan resorsinol dan triklosan sebagai bahan aktif. Menurut lampiran Keputusan BPOM nomor HK.00.05.4.1745, resorsinol dan triklosan tidak berfungsi sebagai bahan aktif untuk produk antijerawat. Resorsinol digunakan sebagai pengoksidasi pewarna rambut dengan konsentrasi maksimal 5 dan konsentrasi maksimal 0,5 untuk lotio rambut dan sampo. Triklosan berfungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai pengawet dalam kosmetik dengan konsentrasi maksimal 0,3 Anonim, 2003. Tabel XI. Kerasionalan kadar bahan aktif pada produk antijerawat yang tergolong kosmetik, obat bebas, dan obat bebas terbatas yang beredar di apotek di kota Yogyakarta bulan Januari 2007. BPOM Billow No Merk Kode Bahan aktif Kadar yang dicantum kan pada produk antijera- wat Kadar maksi- mal yang diijin- kan Penilai- an kerasio- nalan Kadar yang diijin- kan Penilai- an kersio- nalan 1. A DBL Sulfur Benzoil peroksida 2 5 - - 2 - 10 2,5 - 10 √ 2. B DTL Benzoil peroksida 5 - - 2,5 - 10 √ 3. C DTL Benzoil peroksida 10 - - 2,5 - 10 √ 4. D CD Asam salisilat Resorsinol Triklosan 0,5 2 0,1 2 - - x - - 5. E CD Tiap gram mengandung: Sulfur 50 mg Resorsinol 5 mg 5 0,5 10 - x - - 6. F CL Resorsinol Tea tree oil 2 - - - x - - 7. G CD Sulfur Resorsinol 4,0 2,0 10 - x - - 8. H CD Sulfur Triklosan 4 0,1 10 - x - - 9. I CD Asam salisilat Resorsinol 0,1 0,5 2 - x - - 10. J CD Sulfur 7g100ml 7 10 √ - - 11. K CD Sulfur 8,0 10 √ - - 12. L CD Asam salisilat Triklosan 0,2 0,1 2 - x - - 13. M CD Triklosan 0,2 - x - - Keterangan : DBL : obat bebas produksi dalam negeri x : tidak sesuai DTL : obat bebas terbatas produksi dalam negeri √ : sesuai CD : kosmetik produksi dalam negeri - : tidak dievaluasi CL : kosmetik produksi luar negeri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XII. Persentase kerasionalan kadar bahan aktif pada produk antijerawat yang tergolong kosmetik, obat bebas, dan obat bebas terbatas yang beredar di apotek di kota Yogyakarta bulan Januari 2007. Rasional Tidak rasional Total Kriteria kerasionalan Jml Jml Jml Billow 3 100,0 0,0 3 100,0 BPOM 2 20,0 8 80,0 10 100,0 Berdasarkan tabel XII, produk antijerawat yang memenuhi kriteria kerasionalan kadar bahan aktif menurut BPOM sebesar 20,0 dan yang tidak rasional sebesar 80,0. Produk antijerawat yang memenuhi kriteria kerasionalan menurut Billow sebesar 100,0 dan yang tidak rasional sebesar 0,0.

4. Evaluasi Kerasionalan Indikasi dan Klaim Kegunaan pada Produk