Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

8. bulan dan tahun kadaluwarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang dari 30 bulan; 9. penandaan lain yang berkaitan dengan keamanan dan atau mutu. Anonim, 2003a Tabel III. Informasi yang harus dicantumkan pada brosur atau kemasan produk antijerawat menurut WHO 1988, Peraturan Pemerintah RI nomor 72 tahun 1998, dan Keputusan Kepala BPOM RI nomor HK.00.05.4.1745 WHO 1988 Peraturan Pemerintah RI Keputusan BPOM 1. komposisi zat aktif dengan nama International Nonpropiety Names INN; 2. nama merk dagang; 3. indikasi utama; 4. perhatian, kontra indikasi, peringatan; 5. nama dan alamat industri farmasi atau distributor. 1. nama produk dan atau merk dagang; 2. nama badan usaha yang memproduksi atau memasukkan sediaan farmasi dan alat kesehatan ke dalam wilayah Indonesia; 3. komponen pokok sediaan farmasi dan alat kesehatan; 4. tata cara penggunaan; 5. tanda peringatan atau efek samping; 6. batas waktu kadaluwarsa untuk sediaan farmasi tertentu. 1. nama produk; 2. nama dan alamat produsen atau importir atau penyalur; 3. ukuran, isi atau berat bersih; 4. komposisi dengan nama bahan sesuai dengan kodeks kosmetika Indonesia atau nomenklatur lainnya yang berlaku; 5. nomor izin edar; 6. nomor batch atau kode produksi; 7. kegunaan dan cara penggunaan kecuali untuk produk yang sudah jelas penggunaanya; 8. bulan dan tahun kadaluwarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang dari 30 bulan; 9. penandaan lain yang berkaitan dengan keamanan dan atau mutu.

E. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Obat bebas dan obat bebas terbatas secara keseluruhan dikenal sebagai obat bebas over the counter atau obat tanpa resep OTR. Menurut Peraturan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menteri Kesehatan nomor 919MENKESPERX1993 pasal 2, obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria: a tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun, dan orang tua di atas 65 tahun; b pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit; c penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan; d penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia; dan e obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri Anonim, 1993a Obat bebas, yaitu golongan obat yang dalam penggunaannya tidak membahayakan dan dapat digunakan tanpa pengawasan dokter Tjay dan Raharja, 2002. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 2380ASKVI1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas pada etiket wadah dan bungkus luar atau kemasan terkecil obat jadi yang tergolong obat bebas harus mencantumkan tanda khusus berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam Anonim, 1983. Gambar 4. logo obat bebas Obat bebas terbatas, yaitu golongan obat yang dalam penggunaanya cukup aman tetapi apabila digunakan berlebihan dapat mengakibatkan efek samping yang kurang menyenangkan. Pemakaian obat ini tidak memerlukan pengawasan dokter namun penggunaannya terbatas sesuai dengan aturan yang tercantum pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemasannya Tjay dan Raharja, 2002. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 6355DirJendSK1969, obat bebas terbatas harus mencantumkan tanda peringatan pada wadah atau kemasannya. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5cm dan lebar 2cm atau disesuaikan kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan huruf berwarna putih. Sesuai obatnya, pemberitahuan tersebut adalah: P. no. 1. Awas Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam. Contoh: Decolgen tablet, Inza ® tablet. P. no. 2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh: Betadine ® kumur. P. no. 3. Awas Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh: Betadine ® untuk antiseptik lokal. P. no. 4. Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: rokok anti asma. P. no. 5. Awas Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax ® supositoria. P. no 6. Awas Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol ® supositoria. Sartono, 1993 Selain tanda peringatan tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 6335DirJendSK11969 pada kemasan obat bebas terbatas juga harus dicantumkan tanda khusus berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Gambar 5. logo obat bebas terbatas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN