batch. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 5 produk tidak mencantumkan tanda peringatan, 10 produk tidak mencantumkan efek samping obat, 13 produk tidak
mencantumkan perhatian, serta 10 produk tidak mencantumkan kontra indikasi.
Tabel VIII. Persentase kelengkapan informasi pada produk antijerawat yang tergolong kosmetik, obat bebas, dan obat bebas terbatas yang
beredar di apotek di kota Yogyakarta bulan Januari 2007.
Rasional Tidak rasional
Total No
Kriteria informasi Jml
Jml Jml
1. WHO 1988
3 23,1
10 76,9
13 100,0
2. Peraturan
Pemerintah RI nomor 72 tahun
1998 3
100,0 0,0
3 100,0
3. Keputusan BPOM
RI nomor HK.00.05.4.1745
5 50,0
5 50,0
10 100,0
Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa persentase kelengkapan informasi yang dinilai rasional menurut WHO 1988 dan Peraturan Pemerintah RI nomor 72
tahun 1998 sebesar 100,0. Persentase kelengkapan informasi yang dinilai rasional menurut Keputusan Kepala BPOM nomor HK.00.05.4.1745 sebesar
50,0 dan yang tidak rasional sebesar 50,0.
2. Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Bahan Aktif pada Produk
Antijerawat yang Tergolong Kosmetik, Obat Bebas, dan Obat Bebas Terbatas
Evaluasi kerasionalan penggunaan bahan aktif dalam penelitian ini dilakukan menurut kriteria BPOM untuk produk antijerawat yang kosmetik.
Produk antijerawat yang tergolong obat bebas dan obat bebas terbatas, evaluasi kerasionalan penggunaan bahan aktif dilakukan menurut Billow 2004. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antijerawat dinilai rasional bila bahan aktif yang digunakan diizinkan oleh BPOM dan Billow 2004.
Tabel IX memperlihatkan jenis bahan aktif yang digunakan oleh masing- masing produk antijerawat yang diteliti. Pada tabel IX, bahan aktif antijerawat
yang digunakan ada enam macam, yaitu benzoil peroksida, asam salisilat, sulfur, resorsinol, triklosan dan tea tree oil. Benzoil peroksida berfungsi membunuh P.
acnes dan mengurangi produksi minyak, asam salisilat mengurangi blackheads dan whiteheads serta mempercepat pelepasan lapisan sel pada folikel rambut,
sedangkan sulfur dan resorsinol dapat digunakan untuk mengurangi blackheads dan whiteheads Anonim, 2005b.
Asam salisilat, sulfur, dan resorsinol berfungsi sebagai keratolitik yang bekerja dengan meningkatkan pelepasan keratin sel epitel pada permukaan kulit
meskipun melalui mekanisme yang berbeda untuk masing-masing zat aktif. Mekanisme kerja asam salisilat dengan meningkatkan hidrasi sel epitel. Asam
salisilat kemungkinan juga memiliki aktivitas bakteriostatik dan efek antiinflamasi langsung pada lesi. Mekanisme sulfur dan resorsinol belum diketahui secara pasti.
Triklosan dan tea tree oil berfungsi sebagai antiseptik. Selain sebagai antiseptik, triklosan juga berfungsi sebagai antibakteri, yaitu zat aktif yang
digunakan untuk membunuh atau mengontrol pertumbuhan bakteri. Mekanisme kerja triklosan sebagai antibakteri dengan menghancurkan dinding sel bakteri dan
memblok tempat aktif enzim yang dibutuhkan oleh sebagian besar bakteri dan jamur untuk melangsungkan hidup Schuller, 2003. Komponen utama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdapat pada tea tree oil adalah terpen-4-ol dan aktif melawan beberapa bakteri dan jamur Billow, 2004.
Tabel IX. Kerasionalan penggunaan bahan aktif pada produk antijerawat yang tergolong kosmetik, obat bebas, dan obat bebas terbatas
yang beredar di apotek di kota Yogyakarta bulan Januari 2007.
Penilaian kerasionalan No
Merk Kode
Bahan aktif yang digunakan pada
produk jerawat BPOM
Billow
1. A
DBL Sulfur
Benzoil peroksida -
√ 2.
B DTL
Benzoil peroksida -
√ 3.
C DTL
Benzoil peroksida -
√ 4.
D CD
Asam salisilat Resorsinol
Triklosan x Resorsinol untuk
perawatan rambut Triklosan sebagai
pengawet -
5. E
CD Sulfur
Resorsinol x Resorsinol untuk
perawatan rambut -
6. F
CL Resorsinol
Tea tree oil x Resorsinol untuk
perawatan rambut -
7. G
CD Sulfur
Resorsinol x Resorsinol untuk
perawatan rambut -
8. H
CD Sulfur
Triklosan x Triklosan sebagai
pengawet -
9. I
CD Asam salisilat
Resorsinol x Resorsinol untuk
perawatan rambut -
- 10. J
CD Sulfur
√ -
11. K CD
Sulfur √
- 12. L
CD Asam salisilat
Triklosan x Triklosan sebagai
pengawet -
13. M CD
Triklosan x Triklosan sebagai
pengawet -
Keterangan: DBL : obat bebas produksi dalam negeri
DTL : obat bebas terabatas produksi dalam negeri CD
: kosmetik produksi dalam negeri CL
: kosmetik produksi luar negeri √
: rasional x
: tidak rasional -
: tidak dievaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel IX, dapat dilihat bahwa semua produk antijerawat yang tergolong obat bebas dan obat bebas terbatas sudah memenuhi kriteria
kerasionalan penggunaan bahan aktif menurut Billow 2004 tetapi ada 8 produk antijerawat yang dinilai tidak rasional menurut BPOM. Produk antijerawat
tersebut bermerk D, E, F, G, H, I, L, dan M yang merupakan produk antijerawat yang tergolong kosmetik. Delapan produk antijerawat tersebut menggunakan
resorsinol dan triklosan sebagai bahan aktif. Menurut lampiran Keputusan BPOM nomor HK.00.05.4.1745, resorsinol dan triklosan tidak berfungsi sebagai bahan
aktif pada sediaan antijerawat. Resorsinol digunakan untuk perawatan rambut dan triklosan digunakan sebagai pengawet pada sediaan kosmetik. Menurut Kodeks
Kosmetika Indonesia, resorsinol digunakan sebagai denaturan dan perawatan rambut; triklosan digunakan sebagai biosida dan pengawet Anonim, 1993b.
Tabel X. Persentase kerasionalan penggunaan bahan aktif pada produk antijerawat yang tergolong kosmetik, obat bebas, dan obat bebas
terbatas yang beredar di apotek di kota Yogyakarta bulan Januari 2007.
Rasional Tidak rasional
Total Kriteria kerasionalan
Jml Jml
Jml Billow
3 100,0
0,0 3
100,0 BPOM
2 20,0
8 80,0
10 100,0
Berdasarkan tabel X, produk antijerawat yang memenuhi kriteria kerasionalan penggunaan bahan aktif menurut Billow sebesar 100,0 dan produk
antijerawat yang memenuhi kriteria kerasionalan menurut BPOM sebesar 20,0. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 80,0 produk yang tidak memenuhi
kriteria kerasionalan menurut BPOM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Evaluasi Kerasionalan Kadar Bahan Aktif pada Produk Antijerawat