17
menyebabkan pelarut polar dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan misal: natrium klorida. Sedangkan pelarut
non polar memiliki tetapan dielektrik yang rendah sehingga tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah. Pelarut
nonpolar dapat melarutkan zat terlarut nonpolar dengan tekanan dalam yang sama melalui interaksi dipol induksi. Pelarut semipolar, seperti keton dan alkohol, dapat
menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut nonpolar. Pelarut semipolar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat
menyebabkan bercampurnya cairan polar dan nonpolar, misalnya: aseton menaikkan kelarutan eter dalam air.
E. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Kromatografi Lapis Tipis KLT merupakan metode kromatografi cair yang sederhana selain kromatografi kertas. KLT dapat dipakai untuk analisis
kualitatif, kuantitatif, dan preparatif. Selain itu dapat juga digunakan untuk menentukan sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai pada
kromatografi kolom Gritter, Bobbit, Schwarting, 1991. KLT digunakan pada pemisahan zat secara cepat, dengan memakai zat
penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan secara merata pada lempeng kaca Anonim, 1989. Pada KLT pemisahan komponen-komponen terjadi atas dasar
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang atau pelarut pengembang campur. Pemilihan pelarut pengembang
18
atau pelarut pengembang campur dipengaruhi oleh macam dan polaritas zat-zat kimia yang dipisahkan Mulja dan Suharman, 1995.
Fase diam yang umum dan banyak dipakai adalah silika gel yang dicampur dengan CaSO
4
untuk menambah daya lengket partikel silika gel pada pendukung pelat. Perlu diperhatikan bahwa ukuran partikel dibuat pada rentang kehalusan
tertentu 1-25 µm dalam keadaan seragam. Tujuan dibuat dalam keadaan seragam ini yaitu untuk didapatkannya pemisahan yang baik, laju aliran pelarut
pengembangan yang cepat dan merata Mulja dan Suharman, 1995. Kromatogram pada KLT merupakan bercak-bercak yang terpisah setelah
visualisasi dengan cara fisika atau kimia. Visualisasi dengan cara fisika yaitu dengan melihat bercak kromatogram yang mengabsorpsi radiasi ultraviolet atau
berfluoresensi dengan radiasi ultraviolet pada π = 254 nm atau π = 365 nm.
Sedangkan visualisasi secara kimia yaitu dengan mereaksikan kromatogram dengan pereaksi warna yang memberikan warna atau fluoresensi yang spesifik
Mulja dan Suharman, 1995. Data KLT diberikan dalam bentuk harga Rf senyawa dalam sistem pelarut
tertentu. Faktor retardasi atau Rf didefinisikan sebagai:
awal titik
dari gerak
fase akhir
garis jarak
awal titik
dari bercak
pusat titik
jarak Rf
=
Angka Rf berjangka antara 0,00 sampai 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua desimal. Harga hRf ialah angka Rf dikalikan faktor 100 h menghasilkan nilai 0
sampai 100 Stahl, 1985. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
F. Validitas Metode