34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Tanaman pandan wangi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu. Determinasi tanaman
dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan tidak salah dan benar-benar berasal dari species Pandanus amaryllifolius Roxb. Berdasarkan hasil
determinasi yang dilakukan lampiran I, dapat dipastikan bahwa tanaman pandan wangi yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar Pandanus amaryllifolius
Roxb.
B. Fraksi Air dan Etil Asetat Daun Pandan Wangi
Serbuk daun pandan wangi dengan derajat halus 1218 dihilangkan dari klorofil dan lemak menggunakan petroleum eter secara Soxhletasi. Lemak dan
klorofil dihilangkan agar tidak mengganggu saat fraksinasi flavonoid Harborne, 1989. Soxhletasi dilakukan hingga petroleum eter tidak berwarna hijau. Hal ini
sebagai parameter bahwa klorofil telah hilang. Maserasi serbuk daun pandan wangi dilakukan menggunakan etanol 70.
Hal ini karena flavonoid dalam tanaman umumnya berada dalam bentuk glikosida yang dapat larut dalam campuran air dan pelarut polar. Markham 1988
menyebutkan bahwa metanol, etanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan lain-lain dicampur dengan air merupakan pelarut polar
34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang sering digunakan untuk ekstraksi glikosida flavonoid. Beberapa aglikon flavonoid kemungkinan juga dapat terlarut dalam campuran pelarut air-etanol
etanol 70. Adapun tujuan maserasi yaitu untuk menarik flavonoid dari serbuk daun pandan wangi. Pemilihan metode maserasi ini didasarkan atas zat aktif
dalam daun pandan wangi, flavonoid, yang mudah larut dalam cairan penyarinya etanol-air. Selain itu dipilih metode maserasi karena cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah. Maserat yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotaevaporator dengan
tujuan untuk menguapkan etanol sehingga didapatkan ekstrak kental bebas etanol. Fraksinasi ekstrak kental bebas etanol menggunakan etil asetat dengan cara
ekstraksi berulang. Hasil ekstraksi yang didapat yaitu sari etil asetat dan air. Sari etil asetat yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotaevaporator hingga tidak
berbau. Pembuatan fraksi etil asetat 10
v v
dengan mengambil 10,0 ml sari etil asetat yang telah dipekatkan, ditambah 1,0 ml tween 80 dan diencerkan dengan
aquadest hingga 100 ml. Tween 80 berperan sebagai surfaktan agar etil asetat dapat bercampur dengan air ketika diencerkan. Sedangkan sari air hasil ekstraksi
juga diberi perlakuan yang sama dengan sari etil asetat sehingga diperoleh fraksi air dengan kadar 10
v v
. Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan flavonoid dari senyawa yang
lebih polar yang terdapat dalam ekstrak kental bebas etanol seperti karbohidrat, gula bebas. Sebagian besar gula dan glikosida flavonoid dengan kepolaran yang
tinggi akan tertinggal pada lapisan air sedangkan aglikon flavonoid dan kemungkinan glikosida dengan kepolaran yang lebih rendah dari yang yang
36
terlarut dalam fase air akan terlarut dalam lapisan etil asetat Brunetton, 1999 ; Harborne, 1989.
C. Preparasi Batu Ginjal