Preparasi Batu Ginjal Analisis Kualitatif Kalsium Batu Ginjal

36 terlarut dalam fase air akan terlarut dalam lapisan etil asetat Brunetton, 1999 ; Harborne, 1989.

C. Preparasi Batu Ginjal

Batu ginjal yang digunakan dalam penelitian memiliki bentuk dan ukuran yang tak beraturan, berwarna putih kecoklatan, serta berlapis-lapis. Batu ginjal dihaluskan menjadi serbuk dengan derajat halus 2050 mesh. Dengan demikian diharapkan akan terjadi interaksi yang sama antara batu ginjal dan zat aktif dalam tanaman pada semua kelompok perlakuan.

D. Analisis Kualitatif Kalsium Batu Ginjal

Batu ginjal memiliki jenis yang beragam dengan kandungan yang berbeda-beda pada setiap batu. Dale 2003 menyebutkan persentase insidensi batu ginjal yang mengandung kalsium yaitu sebanyak 70. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan batu ginjal yang mengandung kalsium. Untuk mengetahui ada tidaknya kalsium dalam batu ginjal yang digunakan dilakukan analisis kualitatif secara kimiawi dan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Analisis kualitatif secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan reagensia yang meliputi larutan amonium karbonat, asam sulfat encer, amonium oksalat, kalium kromat, dan kalium ferosianida ke dalam filtrat serbuk batu ginjal. Reagensia tersebut merupakan reagensia yang selektif untuk identifikasi kalsium PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Vogel, 1979. Analisis kualitatif ini didasarkan pada reaksi pengendapan. Hasil analisis kualitatif kalsium batu ginjal yaitu sebagai berikut: 1. Larutan Amonium karbonat Penambahan larutan amonium karbonat ke dalam filtrat serbuk batu ginjal menghasilkan endapan putih kalsium karbonat. Reaksi yang terjadi yaitu: Ca 2+ + CO 3 2- Æ CaCO 3s ↓ 2. Larutan amonium oksalat Larutan amonium oksalat yang ditambahkan ke dalam filtrat serbuk batu ginjal menyebabkan terbentuknya endapan putih kalsium oksalat dengan reaksi sebagai berikut: Ca 2+ + COO - 2 Æ CaCOO 2s ↓ 3. Larutan asam sulfat encer Filtrat serbuk batu ginjal dengan penambahan asam sulfat encer tidak membentuk endapan putih kalsium sulfat. Vogel 1979 menyebutkan reaksi kalsium dengan asam sulfat encer membentuk endapan putih kalsium sulfat. Berikut reaksi yang terjadi: Ca 2+ + SO 4 2- Æ CaSO 4 s ↓ Tidak terbentuknya endapan putih kalsium sulfat pada reaksi ini kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kalsium dalam batu ginjal sehingga tidak cukup mampu untuk membentuk endapan dengan larutan asam sulfat encer. 4. Larutan kalium ferosianida Larutan kalium ferosianida dengan filtrat serbuk batu ginjal tidak membentuk endapan putih garam campuran karena kurangnya kadar kalsium dalam batu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 ginjal untuk dapat membentuk endapan dengan larutan kalium ferosianida. Endapan putih garam campuran seharusnya terbentuk menurut reaksi di bawah ini seperti yang disebutkan oleh Vogel 1979. Reaksi : Ca 2+ + 2K + + [FeCN 6 ] 4 - Æ K 2 Ca[FeCN 6 ] s ↓ 5. Larutan kalium kromat Endapan kuning-jingga kalsium kromat terbentuk ketika larutan kalium kromat ditambahkan pada filtrat serbuk batu ginjal. Warna endapan yang terbentuk mengikuti warna anion dari reagen yang ditambahkan. Ion kromat berwarna kuning sehingga endapan kalsium kromat yang terbentuk berwarna kuning-jingga Vogel, 1979. Ca 2+ + CrO 4 2- Æ CaCrO 4 s ↓ Berdasarkan hasil analisis kualitatif tersebut menunjukkan filtrat mengandung kalsium. Adanya kandungan kalsium dalam batu ginjal yang digunakan dalam penelitian ini juga ditunjukkan dari hasil pengukuran filtrat menggunakan spektrofotometer serapan atom tabel I. Tabel I. Serapan filtrat serbuk batu ginjal yang diukur pada spektrofotometer serapan atom Replikasi Serapan I 0,09582 II 0,10728 III 0,11326 IV 0,10614 V 0,10340 VI 0,09731 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Nilai serapan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan spektrofotometer serapan atom menunjukkan adanya kalsium dalam filtrat. Dengan demikian dari analisis kualitatif batu ginjal baik secara kimiawi maupun dengan spektrofotometer serapan atom dapat disimpulkan terdapatnya kandungan kalsium dalam subjek uji batu ginjal yang digunakan dalam penelitian.

E. Analisis Kualitatif Flavonoida