11
flavonoid. Gugus lain yang terdapat pada luteolin 7-glukosida dan mempunyai kemungkinan membentuk kompleks adalah gugus orto dihidroksi pada cincin
benzen lateral.
C. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah material kristalin dan mineral yang keras yang terbentuk di ginjal atau di sepanjang saluran kemih. Terbentuknya batu bisa
terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau kurangnya inhibitor pembentukan batu Anonim
b
,2007. Penyebab lain terbentuknya batu ginjal yaitu kerusakan tubular pada ginjal, hiperkalsiuria,
hiperoksaluria, penurunan volume urin, dan faktor keturunan Dale, 2003.
Ga mba r 2. G inja l d a n b a tu g inja l Ano nim
c
, 2007
Menurut Dorland 2000 pembentukan batu di saluran kemih disebut urolithiasis sedangkan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya batu ginjal
12
disebut nephrolithiasis. Dale 2003 menyebutkan pasien penyakit batu ginjal mengalami beberapa gejala seperti nyeri hebat yang tiba-tiba di bagian panggul
flank pain atau terkadang menyebar sampai ke bagian bawah dekat alat kelamin groin pain. Nyeri hebat ini dapat disertai dengan nausea dan vomiting. Letak
penyumbatan oleh batu menentukan lokasi nyeri yang dialami pasien. Batu yang berada pada pelvis ginjal atau di ureter bagian atas dapat menyebabkan nyeri pada
panggul flank pain. Sedangkan batu yang berada di bagian tengah atau bawah dari ureter menyebabkan nyeri pada bagian bawah dekat alat kelamin groin pain
dan alat kelamin itu sendiri. Adanya batu pada kantung kemih ditandai dengan nyeri pada bagian bawah perut, berkurangnya volume urin, disuria, dan nyeri saat
mengeluarkan urin. Gejala lain dari penyakit batu ginjal adalah terjadi hematuria. Smith dan Guay 1996 menyebutkan bahwa ada tiga teori tentang
pembentukan batu ginjal, yaitu: a
Teori matrix, menyebutkan bahwa semua batu ginjal mengandung 2-3 material organik pada komposisi kristalnya. Material organik inilah yang
menginisiasi mekanisme pembentukan batu ginjal. Namun setelah penelitian lebih lanjut, material organik tersebut hanya melindungi permukaan kristal
batu ginjal sehingga melindungi kristal dari disolusi. b
Teori defisiensi inhibitor. Urin merupakan cairan kompleks yang mengandung sejumlah inhibitor kristalisasi, antara lain sitrat, sulfat,
pirofosfat, magnesium, glikosaminoglikan. Penurunan aktivitas inhibitor pada urin menyebabkan terjadinya presipitasi yang memicu terbentuknya batu.
13
c Teori presipitasi-kristalisasi. Teori ini berdasar pada pengenalan tingkat
kejenuhan suatu larutan yang mengandung mineral. Tingkat kejenuhan suatu larutan didefinisikan dengan dua istilah yaitu solubility product dan formation
product . Solubility product adalah tingkat kejenuhan di mana fase cair berada
dalam kondisi ekual dengan fase padat. Formation product adalah tingkat kejenuhan di mana terjadi pembentukan kristal secara spontan. Tingkat
kejenuhan larutan di bawah tingkat solubility product adalah larutan tidak jenuh undersaturated. Tingkat kejenuhan larutan diantara solubility product
dan formation product merupakan larutan jenuh supersaturated. Sedangkan tingkat kejenuhan larutan diatas formation product merupakan larutan lewat
jenuh dan terjadi pembentukan kristal. Pembentukan kristal inilah yang menginisiasi pembentukan batu ginjal jika kondisi urin lewat jenuh.
Jenis batu ginjal ,menurut Heptinstall 1983, bervariasi tergantung dari komponen-komponen penyusunnya. Berikut adalah jenis-jenis batu ginjal:
a Batu Kalsium
Batu kalsium biasanya keras dan bentuknya tidak beraturan. Batu berwarna agak gelap pada permukaanya, karena kristal oksalat yang tajam menyebabkan
abrasi pada mukosa pelvis sehingga terjadi hemoragi yang melapisi batu. Bentuknya yang tidak beraturan merupakan hasil kristalisasi dan biasanya
ditemukan pada urin yang asam. Terkadang ratusan batu ini bergabung menjadi satu di dalam calyx, yang kemudian oleh sinar X terdeteksi sebagai
batu tunggal. Jika batu ini bergabung dengan fosfat, batu akan menjadi lebih halus, lebih pucat, dan lebih lunak, dan disebut sebagai batu fosfat.
14
b Batu Struvite
Batu struvite berwarna abu-abu atau agak keputihan dan memiliki konsistensi yang bervariasi. Beberapa ada yang keras namun beberapa juga ada yang
rapuh dan lunak. Batu ini terbentuk pada urine basa dan juga terbentuk karena adanya infeksi bakteri sehingga sering disebut sebagai batu infeksi. Biasanya
batu struvite mengandung campuran kalsium fosfat dan magnesium fosfat, tetapi dapat juga mengandung sedikit kalsium oksalat atau kalsium karbonat.
c Batu Asam Urat
Batu asam urat keras dan berwarna coklat kekuningan dengan permukaan yang halus dan bulat. Seringkali batu ini berada dalam bentuk ganda. Menurut
Dale 2003, biasanya batu ini ditemukan pada kantung kemih dan terjadi pada kantung kemih yang tidak terinfeksi. Batu ini terbentuk pada urin yang
asam dan dapat menjadi besar memenuhi kaliks ginjal. d
Batu Sistin Umumnya berwarna kekuningan dan agak berlemak, menjadi berwarna gelap
setelah dioperasi atau otopsi. Batu ini berada dalam bentuk ganda, halus, bulat, dan biasanya kecil. Pembentukan batu ini terjadi pada pasien yang
mengalami sistinuria. Dari keempat jenis batu ginjal di atas, batu kalsium merupakan jenis batu
yang paling sering ditemukan pada penderita batu ginjal. Jenis batu kedua yang paling sering ditemukan adalah batu fosfat. Batu asam urat berhubungan dengan
penyakit gout. Batu sistin ditemukan pada penderita sistinuria. Faktor keturunan mempengaruhi terbentuknya batu sistin pada laki-laki dan perempuan. Sedangkan
15
batu infeksi sebagian besar ditemukan pada wanita sebagai akibat dari infeksi saluran urin.
Beberapa tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat peluruh batu ginjal yaitu tempuyung Sonchus arvensis L., kumis kucing Orthosiphon stamineus
Benth., keji beling Strobilanthus crispus Bl., meniran Phyllantus niruri L.. Infusa daun tempuyung pada percobaan in vivo menunjukkan efek menghambat
pembentukan batu kandung kemih buatan pada tikus. Selain itu secara in vitro infusa daun tempuyung mempunyai efek melarutkan kalsium oksalat batu ginjal.
Daun kumis kucing digunakan sebagai terapi untuk penyakit kadar urin rendah dan pembengkakkan pada penyakit batu ginjal. Dari hasil penelitian secara
praklinis dan klinis, tanaman ini memiliki khasiat sebagai diuretik, menurunkan kadar asam urat, dan pelarut batu kalsium. Penelitian tentang ekstrak air dari
herba meniran secara in vitro menunjukkan adanya efek penghambatan terhadap pembentukan kristal kalsium oksalat sehingga herba ini dapat dijadikan obat
alternatif dari penyembuhan kencing batu Anonim, 2000. Tanaman keji beling berbau lemah dan memiliki rasa yang pahit,
berkhasiat melancarkan air seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal, dan kandung kemih. Untuk pengobatan batu ginjal daun keji beling dapat direbus
dengan air dengan jumlah tertentu Sulaksana, 2005.
D. Kelarutan