Tabel II. Purata±SD Hitung Jenis Leukosit Setelah Pemberian Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanol Jahe Emprit pada Tahap Orientasi
Ket. Kel. kontrol : kontrol negatif Kel. I : Ekstrak etanol jahe emprit dosis 2,0 mL200 g BB Jahe 100
Kel. II : Madu kelengkeng dosis 0,2 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 1,5 mL200 g BB Madu 25 : Jahe 75
Kel. III : Madu kelengkeng dosis 0,3 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 1,0 mL200 g BB Madu 50 : Jahe 50
Kel. IV : Madu kelengkeng dosis 0,5 mL200 g BB + Ekstrak etanol jahe emprit dosis 0,5 ml200 g BB Madu 75 : Jahe 25
Kel. V : Madu kelengkeng dosis 0,6 mL200 g BB Madu 100 BTB : Berbeda Tidak Bermakna; BB : Berbeda Bermakna
Hasil statistik data hitung jenis leukosit pada tahap orientasi menggunakan uji one way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan tidak
yang bermakna p= 0,186; p= 090; p= 0,255; p=0747; p= 0,321 p 0,05 lampiran 13, 14, 15, 16, 17 . Dosis hitung jenis leukosit pada tahap orientasi
tetap digunakan pada tahap percobaan karena pengukuran hitung jenis leukosit menggunakan 1 sampel yang sama dengan pengukuran hitung total leukosit
dan pelaksanaan pengukurannya secara bersamaan.
H. Pengaruh Pemberian Campuran Madu Kelengkeng dan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit Terhadap Jumlah Total dan Hitung Jenis Leukosit Pada
Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar
1. Hitung total leukosit
Tujuan pengukuran hitung total leukosit adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe
Kelompok N
Mean Differential Count ±SD N
M L
B E
Kontrol 3
1940,00±862,61 780,00±212,84
8123,33±2382,80 20,00±10,00
256,67±106,93 I
3 4786,67±2355,51
1563,33±645,32 6603,33±999,02
20,00±10,00 123,33±40,41
II 3
3986,67±925,00 1110,00±240,62
9200,00±4020,15 20,00±17,32
153,33±60,28 III
3 3886,67±818,19
418,85±241,82 11883,33±4507,60
30,00±17,32 173,33±106,93
IV 3
3560,00±520,86 136,14±78,60
6830,00±829,40 20,00±0,00
260,00±117,90 V
3 6143,33±3934,72
1536,67±266,33 9176,67±851,43
30,00±10,00 283,33±135,77
Nilai Signifikansi p
0,186
BTB
0,090
BTB
0,255
BTB
0,747
BTB
0,321
BTB
emprit terhadap peningkatan jumlah sel darah putih leukosit pada tikus jantan galur Wistar. Leukosit merupakan bagian dari sistem imun nonspesifik yang
menjadi lini pertama sistem imun tubuh. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov data hitung total leukosit menunjukkan
bahwa data terdistribusi normal dengan nilai p= 0,507 p 0,05 Lampiran 18. Hasil uji Levene menunjukkan bahwa data homogen dengan nilai p= 0,288
p 0,05 Lampiran 18. Data yang terdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA.
Tabel III. Purata±SD jumlah leukosit setelah pemberian madu kelengkeng dan ekstrak etanol jahe emprit pada tahap percobaan
Kelompok n
Rata-rata Leukosit±SD
P Kelompok kontrol
5 8,924±1,129
0,357
BTB
Kelompok I 5
12,258±3,802 Kelompok II
5 10,100±3,913
Kelompok III 5
13,278±2,090 Kelompok IV
5 12,800±5,085
Kelompok V 5
11,060±3,455
Ket. Kel. kontrol : kontrol negatif Kel. I
: Ekstrak jahe emprit dosis 2 ml200 g BB Jahe 100 Kel. II
: Madu kelengkeng dosis 0,2 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1,5 ml200 g BB Madu 25 : Jahe 75
Kel. III : Madu kelengkeng dosis 0,3 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 1 ml200 g
BB Madu 50 : Jahe 50 Kel. IV
: Madu kelengkeng dosis 0,5 ml200 g BB + Ekstrak jahe emprit dosis 0,5 ml200 g BB Madu 75 : Jahe 25
Kel. V : Madu kelengkeng dosis 0,6 ml200 g BB Madu 100
BTB : Berbeda Tidak Bermakna
Hasil statistik data hitung total leukosit dengan uji one way ANOVA menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol negatif
dengan kelompok perlakuan p = 0,357. Dapat disimpulkan bahwa pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanol jahe emprit memberikan
perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol negatif.