3. Pengujian jumlah sel darah putih
Spuit injeksi oral 3 mL, spuit injeksi peritoneal 3 mL, pipa kapiler, tabung EDTA, Sysmex XT 1800i.
E. Tata Cara Penelitian
1. Penyiapan bahan utama
Simplisia jahe emprit yang digunakan berasal dari pabrik pembuat jamu tradisional di Yogyakarta yaitu CV. Merapi Farma Herbal di jalan Kaliurang
km 21,5. Madu kelengkeng yang digunakan berasal dari PT. Madu Pramuka.
2. Pembuatan serbuk simplisia
Simplisia kering jahe emprit dibuat menjadi sediaan serbuk menggunakan mesin grinder kemudian diayak menggunakan pengayak
dengan nomor 40 mesh. Bobot serbuk jahe emprit setelah dilakukan penyerbukan dan pengayakan ditimbang untuk dihitung persen rendemen
serbuknya. Penetapan kadar air di dalam serbuk dilakukan untuk memenuhi
persyaratan obat tradisional menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661MenkesSKVII199. Penetapan kadar air di dalam serbuk dilakukan
dengan metode gravimetri menggunakan alat Hallogen Moisture Balance. Sebanyak ±5 g serbuk yang sudah diayak dimasukkan ke dalam alat kemudian
diratakan. Timbang bobot serbuk rimpang sebagai bobot sebelum pemanasan bobot A. Panaskan serbuk pada suhu 100
◦
C dan diamkan selama 15 menit.
Timbang serbuk rimpang setelah pemanasan bobot B. Selisih bobot A dan B merupakan kadar air dari zat yang diteliti.
Rumus penentuan kadar air :
�−� �
� 100
3. Pembuatan ekstrak etanolik rimpang jahe emprit
Pembuatan ekstrak etanolik rimpang jahe emprit dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 50,0 g serbuk rimpang jahe emprit dimasukkan ke
dalam tabung erlenmeyer bertutup, lalu ditambahkan 250,0 ml pelarut etanol 96. Kemudian dilakukan ekstraksi selama 3x24 jam. Selanjutnya, dilakukan
penyaringan dengan menggunakan corong Buchner. Filtrat yang diperoleh, dikumpulkan dan diuapkan untuk menghilangkan etanol dengan menggunakan
rotary evaporator. Pelarut yang masih tersisa diuapkan menggunakan oven pada suhu 40
◦
C. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan dalam pembuatan sediaan uji.
4. Tahap praperlakuan senyawa uji
Sebelum penelitian dilaksanakan, semua hewan uji ditimbang berat badannya, kemudian hewan uji dipelihara selama 1 minggu di Laboratorium
Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
5. Pembuatan suspensi sel darah merah domba SDMD 1
Darah domba segar yang telah diberi antikoagulan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm untuk memisahkan plasma dari sel darah merah.
Lapisan atas yang berupa plasma dibuang dengan mikropipet dan pada lapisan