Gaya Bahasa Personifikasi Hasil Analisis Data

orang-orang berusaha menghindarinya agar tidak sakit walaupun di sisi lain hujan juga sangat berharga karena manusia membutuhkannya untuk berbagai keperluan. Pada kalimat d, gaya bahasa perumpamaan terdapat pada cara pengarang membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dalam kalimat di atas yang dibandingkan yaitu kata “semua berdesing-desing” dan “letusan senapan” yang ditandai dengan kata pembanding bagai. Kalimat d menunjukkan bahwa senapan bila ditembakkan akan mengeluarkan suara yang bising, menyakitkan, dan tidak karuan. Makna dari kalimat itu bahwa dengan kalimat itu, pengarang ingin menggambarkan suasana hati tokoh ia yang perasaannya tidak karuan ketika melihat sesosok laki-laki yang berdiri menatapnya. Sosok itu adalah laki-laki yang selama ini mengisi hatinya namun juga melukai perasaannya.

3. Gaya Bahasa Personifikasi

Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia atau denagn pengertian lain, majas personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet ditemukan berbagai gaya bahasa personifikasi sebagai berikut. a. “Atau akal merekakah yang sedang memerintah hati untuk membohongi perasaannya sendiri?” hal 6 P.1 b. “Mata saya bertubrukan dengan mata Si Kepala Buaya” hal 8 P.2 c. “Keingintahuan saya mendesak kuat” hal 12 P.3 d. “Dan mata lintah kelihatan benar-benar tertawa” hal 14 P.4 Analisis gaya bahasa personifikasi pada kalimat a terbukti pada usaha penginsanan terhadap benda mati atau ide yang abstrak yang seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi terdapat pada kata “memerintah”. Memerintah merupakan suatu kegiatan manusia untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang dia inginkan. Hal ini sejalan dengan pengertian gaya bahasa personifikasi dimana gaya bahasa personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Dalam hal ini, “akal” digambarkan memiliki sifat seperti manusia yang dapat memberi perintah. Makna dari kalimat a yaitu walaupun perasaan manusia tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi pikiran mendorong perasaan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran yang diyakini oleh perasaan tersebut. Analisis gaya bahasa personifikasi pada kalimat b terdapat pada kata ”bertubrukan”. Bertubrukan merupakan suatu kegiatan manusia dimana manusia yang satu dengan yang lain tidak sengaja saling beradu. ”Mata” diibaratkan seperti manusia yang bisa bergerak dan dapat bertubrukan dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pengertian gaya bahasa personifikasi dimana gaya bahasa personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Makna dari kalimat b bahwa mata dari tokoh saya tidak sengaja bertatapan dengan mata seseorang yang dijuluki Si Kepala Buaya karena sifatnya yang seperti buaya darat orang yang suka berganti-ganti pasangan walaupun orang itu sudah memiliki pasangan tetap. Pada kalimat c, kata “keingintahuan” merupakan sesuatu yang sifatnya abstrak. Kata “mendesak” mengacu pada perbuatan manusia untuk segera melakukan sesuatu. Pengarang membuat seolah-olah rasa ingin tahu dapat melakukan sesuatu layaknya manusia. Kalimat c menunjukkan bahwa “mendesak” yaitu memaksa untuk segera dilakukan sesuatu. Hal ini biasa dilakukan manusia ketika mereka ada dalam keadaan yang sangat genting sehingga harus memutuskan sesuatu dengan cepat. Makna dari kalimat di atas yaitu keingintahuan tokoh saya seolah-olah memaksanya untuk segera melakukan sesuatu agar ia dapat menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya. Pada kalimat d, ”mata” merupakan sesuatu yang tidak bernyawa. Kata “tertawa” mengacu pada indera penglihatan yang dimiliki makhluk hidup untuk melihat sesuatu. Pengarang mengibaratkan mata dapat tertawa layaknya manusia. Hal ini sejalan dengan pengertian dari gaya bahasa personifikasi. Kalimat d menggambarkan mata orang yang diberi julukan lintah itu seolah-olah tertawa layaknya manusia yang sedang tertawa. Manusia tertawa di saat mereka merasa bahagia. Dalam cerpen, tokoh lintah terlihat sangat senang, rasa senang itu terpancar dari sorot matanya yang memancarkan kebahagiaan.

4. Gaya Bahasa Alegori