3. Cerpen Durian No.
Kalimat Kode
Analisis Gaya Bahasa Analisis Makna
11 “Ia
ingin menjilati
tangannya yang sedikit berdarah tergores duri
dan terkena daging buah
durian yang
sedikit menyeruak
ketika ia
membukanya” hal 22 P.7
Kalimat 11 merupakan gaya bahasa personifikasi. Hal ini
ditunjukkan pada
kata “menyeruak”.
Kata “menyeruak” mengacu pada
suatu cara manusia untuk keluar dari suatu kerumunan
atau
sesuatu yang
menghalangi jalannya.
Pengarang menggunakan kata “menyeruak” untuk daging
buah durian itu layaknya manusia
yang menerobos
sesuatu yang menghalanginya. Makna dari kalimat 11
yaitu buah durian itu seolah-olah berusaha untuk
keluar dari sesuatu yang menghalanginya
kulit buah durian.
12 “Bau durian keemasan
telah mengepung seisi rumah besar itu” hal
23 P.8
Pada kalimat
12, gaya
bahasa personifikasi
ditunjukkan pada
kata “mengepung”.
Kata “mengepung” mengacu pada
suatu kegiatan
manusia mengelilingi
sesuatu. Sedangkan
bau durian
diandaikan seperti manusia yang
dapat mengelilingi
sesuatu. Makna kalimat 12 yaitu
bau durian itu seolah-olah mengelilingi
atau memenuhi ruangan yg ada
di dalam rumah besar itu sehingga
penghuninya tidak dapat meloloskan
diri dari bau tersebut.
4. Cerpen Melukis Jendela
13 “Luka bekas sayatan
di pipinya
mulai memudar dan ternyata
tidak juga
dapat menyembunyikan
kecantikan Mayra”
hal 36 P.9
Pada kalimat
13, gaya
bahasa personifikasi
ditunjukkan pada
kata “menyembunyikan”.
Menyembunyikan mengacu
pada suatu kegiatan manusia untuk
menutupi sesuatu
supaya jangan tidak terlihat. Hal
itu biasa
dilakukan manusia
bila manusia
memiliki sesuatu
yang Pengarang menggunakan
kalimat itu
untuk menunjukkan
kepada pembaca bahwa Mayra
memiliki luka
bekas sayatan di pipinya. Namun
meskipun demikian, bekas sayatan di pipi Mayra tetap
tidak mampu menutupi wajah Mayra yang cantik.
berharga atau bahkan sesuatu yang jelek perbuatan, cacat,
aib, dan lain-lain. Sedangkan luka bekas sayatan diandaikan
dapat
menutupi sesuatu
layaknya manusia.
14 “Tiba-tiba ia diserang
rasa perasaan cemas jika
mimpinya menjadi
kenyataan” hal 37
P.10 Gaya
bahasa personifikasi
ditunjukkan pada
kata “diserang”. Kata diserang
mengacu pada
kegiatan manusia menyerbu sesuatu.
Sedangkan perasaan
diandaikan sebagai manusia yang
dapat menyerang
sesuatu. Makna kalimat 14 yaitu
bahwa rasa cemas seolah- olah menyerbu perasaan
tokoh ia. Tokoh ia dilanda kecemasan karena takut
mimpinya
menjadi kenyataan.
15 “Ia sering masuk ke
dalam jendela itu lalu menemukan
dirinya terbaring di hamparan
hangat pasir putih dan riak
ombak menggelitik pucuk jari
kakinya” hal 38 P.11
Gaya bahasa
personifikasi ditunjukkan
pada kata
“menggelitik”. Kata
menggelitik mengacu pada suatu
perbuatan yang
dilakukan manusia
untuk menyebabkan rasa geli di
bagian tubuh. Sedangkan riak ombak
diandaikan seperti
manusia yang
melakukan perbuatan
menggelitik seseorang.
Kalimat 15 bermakna bahwa riak ombak seolah-
olah menggelitik pucuk jari kaki tokoh dalam
cerpen
sehingga ia
merasakan kegelian
seperti halnya manusia yang menggelitik orang
lain.
16 “Bayangan
rambut hitam laki-laki yang
tergerai hingga dada menari-nari
tertiup angin di atas kuda
putih tak berpelana” hal 38
P.12 Gaya
bahasa personifikasi
ditunjukkan pada
kata “menari-nari”.
Menari dilakukan manusia dengan
menggerak-gerakkan badannya, biasanya dengan
diiringi bunyi-bunyian. Pada kalimat di atas, bayangan
rambut
diandaikan seperti
manusia yang dapat menari. Kalimat 16
bermakna bahwa bayangan rambut
laki-laki itu
bergerak- gerak seolah-olah sedang
menari saat tertiup angin.
17 “Udara pagi menusuk
kulitnya namun
hatinya hangat oleh P.13
Gaya bahasa
personifikasi ditunjukkan
pada kata
“menusuk”. Menusuk
Makna dari kalimat “udara pagi menusuk kulit” yaitu
udaranya sangat dingin.
rasa suka cita” hal 39 mengacu
pada perbuatan
manusia untuk memasukkan sesuatu ke dalam suatu bagian
tubuh atau pun benda. Pada kalimat di atas, udara pagi
seolah-olah dapat menusuk layaknya manusia.
Kalimat di atas ingin menggambarkan
bahwa meskipun
dia merasa
kedinginan yang
amat sangat,
namun dia
merasakan suatu
kebahagiaan yang
tak terkira sehingga dinginnya
pagi yang
seolah-olah menusuk kulitnya tidak
dia rasakan. 18
“Seperti kerbau
dicucuk hidungnya
mereka mengikuti
langkah Mayra menuju kantin” hal 39
S.2 Analisis
gaya bahasa
perumpamaan pada kalimat 18,
yakni pengarang
menggunakan perbandingan
eksplisit yang
dinyatakan dengan menggunakan kata
seperti, bagai, bagaikan, dan ibarat
untuk menegaskan
bahwa kalimat
tersebut menggunakan
majas perumpamaan.
Namun, kalimat tersebut menggunakan
kata seperti
untuk menandakan adanya majas
perumpamaan. Pengarang
mengibaratkan mereka
teman-teman Mayra dengan hewan kerbau.
Sebagaimana dengan kuda dan gajah, kerbau juga
menjadi binatang yang dapat digunakan untuk
membantu
aktivitas manusia.
Karena kekuatannya, kerbau dapat
dikendalikan untuk
membajak sawah atau pun mendorong pedati. Untuk
mengendalikan kerbau,
seseorang tidak
cukup menggunakan
cambuk tetapi juga menggunakan
semacam cincin
yang dipasang di antara rongga
hidung kerbau.
Untuk memasukkan
cincin tersebut, hidung kerbau
harus dicucuk
dan dilubangi.
Selanjutnya, cincin tersebut dimasuki
dengan tali yang dapat digunakan
untuk mengendalikan kerbau.
Tindakan mereka
mengikuti Langkah Mayra menuju kantin diibaratkan
seperti kerbau
yang dicucuk
hidungnya. Artinya, mereka mengikuti
Mayra begitu saja seperti ada tarikan kuat yang
berasal
dari Mayra.
Mungkin tarikan
itu berupa pesona Mayra yang
seolah-olah mengendalikan
mereka untuk
mengikutinya. Pesona tersebut membuat
laki-laki tak berdaya.
5. Cerpen SMS No.