21
memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritannya, dan acara-acara lain membawa
dunia yang relative koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predosposisi yang sama dan pilihan
yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun yaitu melek dan mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi
telah menjadi sumber umum utama dari dari sosialisasi dan informasi sehari-hari kebanyakan dalam bentuk hiburan dari populasi heterogen lainnya. Pola
berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum. Gabner menamakan
proses ini sebagai cultivation kultivasi, Karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol
dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lainnya. Televisi telah mendapatkan tempat
yang sedemikian signifikan dalm kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “Lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas
bagi pengalaman pribadi dan saran mengetahui dunia lainnya McQuail, 1996;254
2.2 Kerangka Berpikir
Latar belakang permasalahan dari penelitihan ini adalah bagaimana persepsi penikmat tayangan kuis yang pesertanya dibuat benar-benar berpikir
sesuai hadiah yang didapatnya dengan penawaran hadiah yang ditawarkan oleh Pembawa acara, sehingga peserta akan mempertaruhkan hadiah yang didapatkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atau suatu individu terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
Jado disini tersirat bahwa setiap orang akan mempunyai pola yang mungkin berbedasatu dengan yang lainnya untuk memahami lingkungannya,
sesuai dengan karakteristik masing-masing individu. Seperti halnya bahayannya tayangan kuis yang mengandung judi yang ditayangkan di televisi, maka setiap
individu memiliki persepsi masing-masing. Ditambah banyaknya somasi-somasi yang ditujukan pada para pembuat kuis sehinnga individu memiliki persepsi
masing-masing.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam–dalamnnya melalui
pengumpulan data sedalam–dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat
terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang
lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data, bukannya banyaknya kuantitas data Kriyantono, 2007:58.
Menurut Rakhmat 2004:24, penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah :
1.
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
2.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
3.
Menumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
5.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif untuk menggambarkan persepsi masyarakat Surabaya tentang judi dalam acara kuis
yang ditayangkan di televisi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.