Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22 Pajak Penghasilan PPh Pasal 23

C. Saat Terutang dan Pelunasan Pemungutan PPh Pasal 22

Saat Terutang dan Pelunasan Pemungutan PPh Pasal 22 adalah sebagai berikut : 1. Impor Barang : terutang dan dilunasi bersamaan dengan pembayaran bea masuk, apabila ditundadibebaskan pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang PIB. 2. Pembelian oleh Bendaharawan, BUMND, Badan tertentu : terutang dan dipungut pada saaat pembayaran. 3. Penjualan hasil produksi industri tertentu : terutang dan dipungut pada saat penjualan. 4. Penjualan hasil produksi Pertamina dan badan lain : dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang delivery order. 5. Pembelian dari pedagang pengumpul : terutang dan dipungut pada saat pembelian.

D. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22

Pemungut Pajak wajib menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap 3 tiga, yaitu : 1. Lembar pertama untuk pembeli. 2. Lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada kantor pelayanan Pajak. 3. Lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Pemungut pajak Bendaharawan wajib membuat lembaran Surat Setoran Pajak SSP penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 5, yaitu : 1. Lembar pertama untuk rekanan. 2. Lembar kedua untuk KPPN melalui bank. 3. Lembar ketiga untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak KPP. 4. Lembar keempat untuk arsip bank. 5. Lembar kelima untuk arsip pemungut PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22 pada Bendaharawan, BUMND terdapat pada gambar satu 1 sebagai berikut : Gambar 1. Bendaharawan, BUMND Rekanan Disetor ke Bank Melaporkan ke KPP Memungut PPh 22 = 1,5 Dengan SSP a.n. Rekanan dan ditandatangani pemungut Kredit Pajak Pada hari yang sama Paling lambat 14 hari setelah Masa pajak berakhir pembelian Universitas Sumatera Utara

E. Pajak Penghasilan PPh Pasal 23

Pemotong PPh Pasal 23 diatur dalam Pasal 23 dan KEP-DJP No. 50PJ.1994, yaitu : Badan dan Orang Pribadi yang ditunjuk oleh KPP. Pajak Penghasilan Pasal 23 dihitung atas penghasilan berupa sewa. Penerimaan penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 23, yaitu :  Deviden, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian SHU Koperasi.  Bunga, termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang.  Royalti.  Hadiah dan penghargaan sehubungan dengan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.  Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain sewa atas tanah dan atau bangunan sesuai dengan PP No. 52002 dan sewa angkutan darat.  Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, jasa konstruksi, jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.

F. Tarif dan Dasar Pemotongan PPh Pasal 23