45
oleh perusahaan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sudah cukup baik. Kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya.
Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan mengingat Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit.
4.2.2. Deskripsi Tentang
Earning Per Share EPS X
2
Kebijakan Hutang adalah Kebijakan utang menggambarkan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam menentukan sumber
pendanaannya. Berikut ini akan disajikan mengenai informasi kebijakan hutang dari perusahaan Food and Beverage mulai dari tahun 2007 hingga
tahun 2010, selengkapnya sebagai berikut :
Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kebijakan Hutang
Perusahaan Telekomunikasi tahun 2007-2010
No Nama Perusahaan
Tahun DEBT
1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2007
0,199
2008
0,257
2009
0,340
2010
0,266
2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 2007
0,060
2008
0,038
2009
0,036
2010
0,030
3 PT Mayora Indah Tbk 2007
0,121
2008
0,300
2009
0,265
2010
0,300
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
No Nama Perusahaan Tahun
DEBT
4 PT Delta Djakarta Tbk 2007
0,047
2008
0,044
2009
0,040
2010
0,036
5 PT Fast Food Indonesia, Tbk 2007
0,102
2008
0,094
2009
0,078
2010
0,087
6 PT Sinar Mas Agro Resourches And Technology Tbk 2007
0,291
2008
0,246
2009
0,244
2010
0,192
7 PT Tunas Baru Lampung, Tbk 2007
0,397
2008
0,319
2009
0,326
2010
0,260 Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2007 hingga tahun 2010, perusahaan yang memiliki rasio kebijakan hutang
tertinggi adalah PT Indofood Sukses Makmur, Tbk pada tahun 2009 yakni dengan nilai sebesar 0,340, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio
kebijakan hutang terendah adalah PT Multi Bintang Indonesia, Tbk dengan nilai sebesar 0,030. Tingginya rasio kebijakan hutang yang dimliki oleh
perusahaan tersebut dapat disebabkan karena kebijakan hutang mempunyai pengaruh pendisiplinan perilaku manajer. Hutang akan mengurangi konflik
agensi dan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan hutang meningkatkan leverage sehingga meningkatkan kemungkinan kesulitan
kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Kekhawatiran kebangkrutan mendorong manajer agar efisien, sehingga memperbaiki biaya agensi.
Hutang memaksa perusahaan membayar pokok hutang dan bunga sehingga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
mengurangi free cash flow dan menurunkan insentif manajer untuk berperilaku memuaskan diri sendiri.
4.2.3. Deskripsi Tentang Kebijakan Dividen Y