10
earning after tax yang positif dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian ini mendapatkan bukti
empiris bahwa 1 perusahaan dengan kepemilikan saham oleh manajerial, kepemilikan saham oleh institusional, kebijakan hutang dan profitabilitas yang
semakin tinggi akan cenderung untuk menurunkan kebijakan Dividen ; 2 perusahaan besar cenderung untuk menaikkan kebijakan Dividen dari pada
perusahaan kecil.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1.Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivasi
suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan pihak yang berkepentingan. Menurut Harahap 2001:105, laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung
ke suatu perusahaan. Dan seandainyapun dilakukannya ia tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu maka yang paling
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
penting adald media laporan keuangan ini. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi screen bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dpat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana kas perusahaan dalam periode
tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai
kepentingan dengan data keuangan perusahaan.laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan
laba rugi, laporan bagian laba ditahan atau laporan modal sendiri dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana
Jumingan, 2008: 4.
2.2.1.2.Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2001:134, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pemgambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menujukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen
2.2.1.3.Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut Harahap, 2001:106:
1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu. 2.
Perhitungan LabaRugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan LabaRugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan dana. Disini dimuat sumber dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode. 4.
Laporan Arus Kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa
yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
6. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan
kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham
dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan.
8. Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. LAporan ini
menggambarkan transaksi laporan kauangan perusahaan yang mampengaruhi
kas atau ekuivalen kas.
2.2.1.4.Sifat Laporan Keuangan
Akutansi keuangan mamberikan informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum general purpose. Format informasinya sudah memiliki pola
yang ditetapkan lembaga resmi yang berhak menyusun standart pelaporan akutansi. Di indonesia disebut SAK Standar Akutansi Indonesia dikeluarkan
IAI. Laporan dari akutansi keuangan ini dilindungi dan diawasi oleh pemerintah karena ia menyangkut kepentingan umum. Laporan yang dikeluarkan akutansi
keuangan dimanfaatkan masyarakat dalam menilai saham suatu perusahaan. Oleh karena itulah maka tidak bisa begitu saja dikeluarkan laporan yang dipercaya
sebelum ada proses penyaksian attest function atau audit yang dilakukan oleh akuntan publik terdaftar yang juga kehadiranya diatur oleh pemerintah. Di
Indonesia dimonitor oleh Departemen Keuangan dan IAI. Harahap, 2001:127. Kekuatan laporan keuangan menurut Harahap 2001:129 sebagai
informasi untuk tujuan pemakai umum yang dipercaya pada saat yang sama juga mengandung kelemahan. Kelemahannya terletak pada informasi yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
dikeluarkannya karena bersifat umum dan melayani semua pihak yang bisa memliki perbedaan dan preferensi terhadap suatu informasi. Bagi manajer yang
mengelola kegiatan perusahaan keterbatasan “general purpose“ ini terletak pada kekuatan standar penyusunan yang baku tadi, karena dapat mendangkalkan
informasi yang seharusnya diketahui secara lebih dalam, rinci dan komprehensif. Untuk maksud pengambilan keputusan sehari-hari, manajer tertentu tidak merasa
cukup dengan informasi yang ada. Ia perlu informasi daru berbagai sumber dan dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu dia tidak bisa terikat dengan
prinsip penyusunan laporan yang diatur oleh SAK tadi. Dari sinilah muncul akutansi manajemen.
2.2.2. Pasar Modal