Konsep Good Corporate Governance Pengelolaan Perusahaan yang Baik

48 akhirnya tiga pilar ini tidak mampu bekerja baik tanpa dukungan sektor publik untuk menjamin pelaksanaan CSR oleh perusahaan sejalan dan seiring dengan strategi pengembangan dan pembangunan sektor publik.

2.6. Konsep Good Corporate Governance Pengelolaan Perusahaan yang Baik

Konsep Good Corporate Governance antara lain menegaskan bahwa dalam melakukan aktivitas ekonominya, perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum, tetapi segala aktivitas ekonominya harus pula didasarkan pada etika. Berdasarkan pemikiran tersebut maka sekarang ini berkembang konsep etika perusahaan yang juga sering dinamakan dengan etika bisnis. Konspe etika perusahaan oleh banyak pihak diperjuangkan sebagai suatu panduan perilaku bagi pelaku usaha.Dalam perjuangannya, maka para penggagas konsep etika perusahaan sangat mengharapkan para pelaku usaha kiranya dapat dipandu untuk menjadi pelaku ekonomi yang bijaksana. Ukuran bijaksana menurut para penggagas konsep Good Corporate Governance adalah bahwa para pelaku usaha dapat membedakan mana yang baik dan mana yang uruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam aktivitas ekonominya. Gagasan perlunya penerapan Good Corporate Governance diilhami oleh kajian tentang dampak dari sepak terjang para pelaku usaha yang sesunggunya muncul sebagai jawaban terhadap persaingan yang makin ketat dalam dunia usaha. Harus diakui bahwa persaingan di antara perusahaan-perusahaan makin ketat. Oleh karena itu seluruh elemen dari suatu perusahaan harus dikerahkan dan diarahkan untuk mendukung perusahaan dalam rangka pencapaian keuntungan sebesar-besarnya demi kebaikan perusahaan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 49 Daniri 2006 menyatakan bahwa akibat dari persaingan yang makin ketat tersebut, tentu sangat berpeluang bagi terjadinya pelanggaran asas-asas etika umum atau kaidah-kaidah dasar moral, meliputi asas kewajiban untuk berlaku baik, asas kewajiban tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan, asas menghormati martabat manusia dan asas untuk berlaku adil.Dalam upaya mencegah pelanggaran terhadap asas-asas etika umum atau kaidah-kaidah dasar moral tersebut, tentu diperlukan pengelolaan perusahaan yang baik. Dengan perkataan lain, asas-asas yang dikembangkan dan dilaksanakan dalam pengelolaan perusahaan yang baik merupakan rujukan bagi perilaku para pelaku usaha. Agar harapan yang baik ini dapat terjadi maka konsep Good Corporate Governance dengan segala asas- asasnya mestinya dimasukkan dalam kebijakan perusahaan dan implementasinya.Dalam sepuluh tahun terakhir ini, konsep pengelolaan perusahaan yang baik telah berkembang menjadi suatu gerakan yang sangat kerap dan senantiasa hangat diperbincangkan. Kenyataan menunjukkan bahwa berbagai organisasi internasional, seperti IMF, Bank Dunia, APEC, OECD, dan ADB semakin menggema dan keras dalam upaya mengkampanyekan implementasi konsep pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaan Lembaga Administrasi Negara,2004. Dorongan yang terus-menerus bagi para pelaku usaha untuk mengimplementasikan asas pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaannya diasumsikan dilatarbelakangi oleh berbagai masalah, seperti krisis keuangan yang terjadi di berbagai kawasan, antara lain Mexico 1995 dan Thailand1997 yang selanjutnya berkembang dan menjelma menjadi krisis finansial Asia. Banyak pihak menilai bahwa krisis keuangan ini terjadi sebagai dampak dari lemah atau buruknya implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik Tjager,2003. Variabel lain yang ikut memberikan kontribusi atas peningkatan dorongan untuk implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaan adalah perkembangan Universitas Sumatera Utara 50 industri pasar modal. Harus diakui pasar modal membuka peluang terjadinya berbagai bentuk ketidakjujuran keuangan, berbagai kebijakan dan tindakan yang merugikan pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan dan sebagainya. Akibatnya, banyak pihak menyatakan bahwa fenomena yang oleh pelaku pasar modal menganggapnya sebagai gambaran dari fakta sesungguhnya tidak menggambarkan dunia nyata.Tuntutan penerapan asas pengelolaan perusahaan yang baik dalam praktik perusahaan serta perkembangan selanjutnya juga terkait dengan aktivitas ekonomi para pemangsa yang saling bermusuhan. Keadaan tersebut makin menuntut peningkatan implementasi asas check and balance di tingkat ekskutif perusahaan. Lebih dari itu, tuntutan akuntabilitas yang semakin berkembang dalam pasar audit ikut mendesak implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik pada perusahaan- perusahaan.Akibat dari berbagai variabel yang memberikan dorongan pengelolaan perusahaan yang baik, maka konsep pengelolaan perusahaan yang baik semakin berkembang dari yang sebelumnya sebagai isu yang kurang diperhatikan menjadi isu utama dan diperhatikan banyak pihak Wibisono,2007. Harus diakui bahwa hingga sekarang ini belum terdapat definisi atau batasan arti berkenaan dengan konsep pengelolaan perusahaan yang baik. Dari berbagai literatur yang ada antara lain dapat dirumuskan bahwa asas pengelolaan perusahaan yang baik adalah suatu sistem dan sejumlah hukum yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan, terutama dalam arti sempit, yaitu hubungan antara pemegang saham dengan dewan komisaris serta dewan ekskutif perusahaan demi tercapainya tujuan dari perusahaan. Sedangkan dalam arti luas, asas pengelolaan perusahaan yang baik mengatur hubungan antara seluruh pemegang kepentingan, sehingga kepentingan seluruh mereka tersebut dapat diwujudkan secara proporsional. Implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik dalam perusahaan juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan mendasar dalam perumusan dan implementasi strategi perusahaan. Di samping itu juga diharapkan Universitas Sumatera Utara 51 dapat segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi selama ini, sehingga dampak dari kesalahan itu tidak menggerogoti perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan. Lebih rinci lagi, terdapat lima prinsip pengelolaan perusahaan yang baik oleh para pelaku usaha dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu : 1. Prinsip Keterbukaan Transparency Prinsip ini menuntut keterbukaan atas informasi. Dalam kaitan ini, maka seluruh perusahaan dituntut memiliki kerelaan dan kemampuan, memberikan informasi yang lengkap, benar atau akurat dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan. 2. Prinsip Akuntabilitas Accountability Prinsip ini menuntut perwujudan atas kejelasan berkenaan dengan fungsi, susunan, sistem dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang ada dalam suatu perusahaan. Melalui implementasi asas ini akan mampu diwujudkan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan kekuasaan serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan eksekutif perusahaan. 3. Prinsip Pertanggungjawaban Responsbility Prinsip ini menegaskan bahwa perusahaan harus memiliki kepatuhan terhadap hukum atau peraturan perundang-undangan yang sah atau berlaku sah, seperti kepatuhan atas hukum yang perpajakan, hukum yang berkenaan dengan hubungan antara pelaku-pelaku industri dan para pekerjanya, hukum berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, hukum yang berkenaan dengan perlindungan terhadap lingkungan, hukum yang berkenaan dengan pemeliharaan hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara pelaku-pelaku usaha dan masyarakat dan lain-lain. Dengan demikian implementasi prinsip ini akan menyadarkan para pelaku usaha bahwa dalam tiap-tiap operasional perusahaannya, mereka bukan hanya Universitas Sumatera Utara 52 bertanggung jawabn kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan, tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan. 4. Prinsip kemandirian Independency Prinsip ini menegaskan perlunya pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa adanya benturan-benturan kepentingan ataupun tekanan dan campur tangan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan berbagai hukum yang sah. Dengan demikian profesionalisasi pengelolaan perusahaan merupakan harga mati, dan berbagai variabel yang menghalanginya harus dihindarkan. 5. Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran Fairness Prinsip ini menuntut, bahwa dalam semua aktivitas ekonominya perusahaan harus menghormati nilai-nilai keadilan, kepatutan atau kewajaran dalam memenuhi hak setiap pemangku kepentingan dengan segala kepentingan masing-masing Hasmadillah,2005. Jika kita kaji secara lebih dalam berkenaan dengan prinsip-prinsip dalam pengelolaan perusahaan yang baik, dapatlah kiranya kita pahami kaitan yang sangat erat antara pengellolaan perusahaan yang baik dengan program tanggung jawab sosial perusahaan. Secara lebih rinci dapat dipahami, bahwa dari lima prinsip yang dikembangkan dalam pengelolaan perusahaan yang baik, dua diantaranya, yaitu prinsip pertanggungjawaban dan prinsip keadilan, kepatutan atau kewajaran sangat erat kaitannya dengan konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Disebut demikian karena keduanya menuntut perusahaan untuk senantiasa menyadari bahwa aktivitas ekonomi mereka sering mengakibatkan pihak di luar perusahaan itu.Dampak negatif tersebut harus ditanggung oleh berbagai pemegang kepentingan. Sebagai contoh, sebaik apapun teknologi yang digunakan oleh pabrik industri bahan kimia, berbagai bentuk pencemaran pasti akan terjadi, dimana masyarakat setempat Universitas Sumatera Utara 53 akan menanggung dampaknya. Oleh karena itu, wajarlah jika pelaku usaha juga memperhatikan kepentingan dan manfaat atas kehadiran perusahaan itu bagi semua pemegang kepentingan, terutama masyarakat setempat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus merupakan implementasi prinsip- prinsip yang dikembangkan dalam konsep pengelolaan perusahaan yang baik, demikian juga sebaliknya. Kedua konsep ini sama-sama memandu pelaku usaha sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Lebih jauh lagi, pelaku usaha harus tampil sebagai warga negara yang baik, yang sebenarnya merupakan tuntutan dari etika perusahaan.

2.7. Pemberdayaan