Dengan pendekatan fenomenologi akan mampu memasuki sudut pandang orang lain, dan berupaya memahami mengapa para penyadang tuna rungu
menjalani hidupnya dengan cara seperti itu. Fenomenologi bukan hanya memungkinkan untuk melihat dari perspektif para partisipan, metode ini juga akan
mencoba memahami kerangka yang telah dikembangkan oleh masing-masing individu. Dan dari waktu kewaktu, hingga membentuk tanggapan mereka terhadap
peristiwa dan pengalaman dalam kehidupannya. Fenomenologi menyediakan seperangkat alat bagi kita untuk mengesampingkan gagasan-gagasan awal
mengenai suatu peristiwa atau pengalaman, dengan tujuan untuk memahaminya dari dunia tempat para partisipan berada.
Selain itu dengan pengalaman para
key informant
yang memaknai Jemaah haji mandiri secara berbeda-beda tergantung dari pengalaman yang
dirasakan masing-masing individu. Peneliti berusaha memahami bagaimana para Jemaah haji memaknai proses berlangsungnya ibadah haji, bagaimana jamaah haji
memaknai rombongan ibdah haji serta bagaimana mereka memaknai bimbingan ibadah haji. Peneliti tertarik untuk mengkaji pemaknaan diri haji mandiri oleh
jamaah haji di Kota Bandung, daintara para Jemaah haji mandiri. Setiap individu dari dengan berbagai kepentingan memiliki makna tersendiri pada saat manasik
dan pada saat ibadah haji berlangsung.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah para jamaah haji mandiri yang berada di Kota Bandung. Untuk memperoleh data-data yang akurat atas
penelitian ini, dibutuhkan pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan di bidang ini sebagai sumber data yang disebut dengan key informan. Yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah: jamaah haji mandiri Kota Bandung. Berdasarkan data dari Departemen Keagamaan Kota Bandung untuk daerah
Bandung Selatan, jamaah menengah keatas yang paling banyak yang mengikuti program haji mandiri adalah daerah Batununggal, karena fokus subjek penelitian
pada penelitian ini adalah jamaah yang status sosialnya menengah keatas.
3.1.4 Penentuan informan
Memilih informan yang dapat diajak kerjasama dan terbuka cukup sulit apalagi bagi para informan yang status sosialnya menengah keatas, mereka
cenderung sibuk sehingga waktu yang disiapkan sangat sedikit. Penulis memilih informan yang betul-betul ingin berkontribusi pada penelitian ini dan memilih
jamaah haji yang mampu memberikan pandangan akan pengalamannya pada saat sedang melakukan ibadah haji. Dengan waktu lapangan lebih dari 3 bulan, penulis
mendapatkan 7 orang yang bersedia diwawancara mendalam.
3.1.5 Teknik Pengumpulan Data
Ada empat cara yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini.
1. Wawancara.
Wawancara digunakan seabagi bentuk pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Tehnik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau
self report
, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakianan pribadi Sugiyono, 2005:72. Alasan dari pemilihan tehnik ini adalah:
fleksibilitas, spontasitas jawaban langsung responden, kelengakapan dan waktu. Bentuk wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur pada individu dan lingkungan sosialnya. Penggunaannya nanti akan sangat tergantung pada situasi dan fenomena yang dihadapi.
Tujuan dari pemilihan wawancara menurut Guba and Lincoln 1985: 266 dalam moleong adalah untuk merekonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain: merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami dimasa lalu,
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapakan untuk dialami pada masa yang akan datang: memverifikasi, mengubah, dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. 2.
Observasi Partisipatif Dalam upaya untuk benar-benar memahami fenomena yang dialami dan
bagaimana upaya individu menjelaskan fenomena yang terjadi pada dirinya, maka penulis merasa observasi partisipatoris sangat dibutuhkan.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka ialah pendayagunaan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia Singarimbun, 1984:45. Studi
kepustakaan dilakukan untuk memperoleh rujukan teoritis yang menjelaskan
gejala-gejala empiris yang didapat dari lapangan berkaitan dengan penelitian. Teknik ini terutama digunakan untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut bagi
penulis yang dapat membantu mengerti dan memahami permasalahan yang terkait dengan penelitian dan usaha untuk merumuskan hasil penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Merupakan tinjauan terhadap dokumenatsi yang berkaitan dengan penelitian yang dapat memberi masukan untuk menggambrakan proses
komunikasi yang berlangsung. penggunaan dokumen ini berguna untuk mendukung dan menambah bukti sumber lain. Studi dokumentasi dilakukan
terhadap artikel-artikel mengenai ibadah haji.
3.1.6 Teknik Analisis Data