4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Makna Haji Bagi Jamaah Haji Mandiri Di Kota Bandung
Semua orang melakukan pemaknaan terhadap segala sesuatu yang melalui panca indranya. Kemampuan inderawi yang berbeda akan menghasilkan
pemaknaan yang berbeda mengenai sesuatu hal yang sama, begitupun kepada makna haji. Setiap orang yang melakukan ibadah haji memiliki pengalaman
sendiri-sendiri yang memiliki makna bagi dirinya sendiri. Makna ibadah haji bagi setiap orang berbeda tergantung dari tujuan motip yang menyertainya, selain dari
menjalankan rukun iman yang ke-6. Karena dimensi ibadah haji yang perlu dipahami tidak hanya terfokus pada ritualnya semata, tapi juga hakikat dari
seluruh ibadah yang diperintahkan Allah kepada manusia.
Makna Haji adalah sama dengan bentuk ibadah lain kepada Allah Arti
Haji artinya adalah mengunjungi, apa yang dikunjungi adalah Batiullah kabah. Ibadah haji mengandung makna dan rahasia terpendam, yang sulit digali oleh
orang-orang biasa, yang tidak pernah meretas jalan spiritual menuju haribaan Ilahi. Ibadah haji adalah suatu perjalanan untuk menghadap Allah SWT, menemui
dan mendekatkan diri kepada-Nya, memohon pengampunan dan rahmat-Nya, sebagai suatu kewajiban setiap muslim sekali dalam hidupnya. Bagi yang tidak
mampu boleh tidak melaksanakan. Tetapi yang sengaja tidak mau melakukan meskipun mampu, adalah kufur dalam perbuatan.
Ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang sudah sanggup untuk melaksanakannya, baik itu
secara jasmani maupun secara rohani. Haji merupakan salah satu rukun Islam.
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk melaksanakan ibadah haji tersebut.
Rasulullah SAW
dalam hadistnya
memotivasi kita
untuk melaksanakannya: Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji, kemudian tidak
berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, akan dibersihkan dosa-dosanya, sebagaimana waktu ia baru dilahirkan oleh ibunya.
Dalam hadits lain Rasulullah berkata: Haji mabrur tidaklah ada balasannya kecuali sorga.
Begitu pentingnya ibadah haji ini, Rasulullah sangat menganjurkan ibadah ini dengan mengumpamakan bagi seorang yang sudah melaksanakan
ibadah haji akan suci sebagaimana seorang bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi, begitu juga bagi orang yang melaksanakan ibadah haji dan ia memperoleh
haji yang mabrur, maka dia akan mendapat balasan surga, sebagaimana yang dijelaskan hadits yang kita bacakan tadi. Setiap orang memiliki perbedaan
masing-masing dalam menanggapi makna haji bagi yang melaksanakan. Makna haji yang tersirat dalam tujuan berhaji setiap informan berbeda-beda dan
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor-faktor yang melatarbelakanginya, seperti dari gaya hidup, pekerjaan dan kebiasaan.
Makna haji mandiri bagi setiap informan berbeda beda hal ini dikaitkan dengan motif apa yang melatarbelakangi dalam melakukan ibadah haji. Pada haji
mandiri setiap insan-insan yang akan melaksanakan ibadah haji harus sangat mempersiapkan setiap hal-hal yang akan dilaksanakan pada saat melaksanakan
ibdah haji nantinya. Karena memiliki perbedaan dengan halnya ibadah haji plus yang biasanya menggunakan jasa travel haji dan umroh, serta memberikan
pelayanan yang sangat memuaskan, dimulai dari pada saat melaksanakan haji biasanya ada pemandunya, sehingga dapat memudahkan jamaah, serta fasilitas
penginapan yang dekat dengan tempat-tempat ibadah haji. Berbeda halnya dengan ibadah haji mandiri yang memang segmentasi pasarnya untuk semua kalangan
baik menengah kebawah, maupun keatas. Tidak membeda-bedakan status sosial, sehingga prosedur yang harus dilakukan oleh setiap jamaah sama. Tidak ada
pemandu dalam setiap tempat ibadah haji sehingga setiap orang harus mampu mempersiapkan dirinya dengan baik pada saat sebelum melakukan ibadah haji.
Maka dari itu fungsi bimbingan sebelum haji memiliki peran yang sangat besar bagi para Jemaah haji mandiri, serta makna rombongan bagi mereka yang
tentunya rombongan dianggap sebagai identitas bagi para Jemaah. Fasilitas yang diberikan pada haji mandiri juga memang diberikan sesuai dengan umumnya
melakukan ibadah haji. Seperti halnya fasilitas hotel atau penginapan, transportasi, makan, dll diberikan sesuai dengan kebutuhanya dan tidak terlalu
mewah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka setiap informan
mengkontruksi makna haji mandiri secara berbeda-beda, sehingga pada penelitian ini peneliti akan mengkategorikan konstruksi makna terseut kedalam dua bagian
yaitu: pertama, konstruksi makna haji mandiri d alam meningkatkan ke khu‘suan
dalam menjalankan ibadah haji, serta yang kedua adalah konstruksi makna haji mandiri sebagai bentuk pelatihan dalam meningkatkan kualitas diri, dalam melatih
kesederhanaan, kesabaran, kekuatan dan ketangguhan, dengan seperti ini diharapkan menjadi haji yang memiliki integritas yang baik.
4.2.2 Konstruksi makna haji mandiri dalam meningkatkan ke khu‟suan